Jumat, 03 September 2021

Nyebur Seger (Curug)


Saya pernah bercerita tentang salah satu jenis wisata alam di sini, sebuah lokasi yang punya sebuah tebing, kemudian berpadu dengan aliran air yang bergerak, menuju tempat yang lebih rendah. Apakah sudah bisa menebak? Kalau belum jawabannya itu Air Terjun.

Air Terjun kalau di daerah Jawa Barat disebut Curug, sementara di daerah Jawa Timur disebut Coban, bahkan di pulau seberang dinamakan Riam, bisa juga punya nama berbeda di daerah lainnya. Sebuah keunikan dari tata bahasa yang kita punya sebagai bangsa, karena punya suku-suku beragam di dalamnya. 

Kali ini saya ingin bercerita lagi, khususnya mengenai satu lokasi yang juga sering saya kunjungi, tidak hanya sekali atau dua kali saja. Alasannya? Tentu karena adanya rasa nyaman yang datang, sekaligus bisa bermain air dari sumbernya langsung, berupa mata air pegunungan. Kemudian juga ada salah satu keunikan yang bisa dijumpai dalam satu pengalaman.

Untuk Catatan Perjalanan sendiri, hanya pernah saya tuliskan ketika saya mampir di Curug Cibereum pertama kali di sini, kemudian juga ke kawasan Gunung Salak Endah di sini. Kegiatan "dokumentasi" menuju dua tempat tersebut kebetulan serupa, karena diabadikan dalam pengalaman pertama ke sana, dengan dua arah berbeda, antara kaki Gunung Gede dan kaki Gunung Salak.

Apakah hanya itu saja? Tentu tidak. Karena untuk selanjutnya ada beberapa lokasi lain yang dikunjungi, tapi memang tidak dituliskan dalam bentuk Catatan Perjalanan utuh. Kenapa bisa begitu? Mungkin karena rasa antusias yang sudah bergeser, tapi untuk Video Perjalanan tetap akan beredar, sebagai kenang-kenangan kala mengunjungi tempat baru. Hampir serupa dengan foto selfie, jadi agak wajib andai pertama kali mengunjungi tempat baru, alasan untuk kenang-kenangan masih berlaku. :P
Curug Panjang (Perdana) 2014


Untuk lokasi wisata yang akan saya angkat ini, kebetulan (belakangan) juga jadi salah satu tempat favorit, meski awalnya agak kalah dengan dua tempat favorit lain sebagai juaranya, yaitu Curug Cibeureum (Cibodas) dan Curug Ciparai (Gunung Salak Endah).

Asal mulanya itu karena teman sempat ikut, untuk kemping di Cibodas. Acara wisata kilat kurang dari 24 jam, bertemu di Stasiun Bogor selepas petang, jalan-jalan dulu di dalam kota. Lewat pukul 9 malam baru naik ke Puncak, kemudian sampai di TKP jelang tengah malam karena macet. Esoknya berniat untuk refreshing sejenak sebelum pulang, mendatangi wisata Air Terjun yang paling mungkin untuk didatangi.

Jika melihat kondisi teman saya yang tidak kuat jalan jauh, maka pilihan untuk ke Curug Cibeureum langsung dicoret. Mengingat kembali di kawasan Megamendung ada juga Air Terjun yang mudah didatangi, tidak perlu jalan terlalu jauh dari pintu masuk. Ada dua pilihan, antara Curug Cilember dan Curug Panjang, hingga memilih nama yang terakhir, alasannya karena di sana lebih luas dan banyak kolamnya, untuk bermain air. :D

Bahkan karena sudah lama tidak ke sana, sempat pula salah jalan, alias lupa ketika ada percabangan jalan, jika masuk dari pintu atas. Hingga akhirnya mulai sampai ke daerah yang dituju, karena jalannya berujung di tempat wisata tersebut. Karena di sana merupakan tempat wisata umum, maka banyak pula warga yang datang, termasuk juga kategori "emak-emak" bersama keluarga. Xp

Situasi dan kondisi di sana cukup ramai, hingga saya menganjurkan untuk mengambil tempat yang "paling depan", alias yang paling dekat dengan kolam utama air terjun. Alasannya? Tentu agar mendapat kualitas aliran air yang baik dan bersih, karena belum kena "sentuhan" orang-orang lain.


"Buset, lumayan juga ini jauhnya dari luar ke dalam. Kuat gak lu kalau gak pake motor, jalan kaki aja" selorohnya, ketika akan kembali dan sempat melihat sekeliling. Menempuh jarak tujuh kilometer dari TKP menuju jalan raya.

Jadi untuk TKP Curug Panjang ini cukup unik, karena pertama kalinya saya datang soliter bersama teman, biasanya kalau jalan mandiri itu selalu sendiri. Sebelum itu saya hanya sekali dua kali saja ke sana, pertama tentu karena ingin tahu tempat baru, kedua karena ingin menjajal masuk dari pintu bawah, dengan arah jalan yang berbeda.


Masuk melalui pintu bawah jalannya tidak semulus pintu atas, karena beberapa kilo menuju TKP itu jalannya masih berbatu. Bahkan masih tetap sama, ketika saya mampir lagi untuk menginap (kemarin ini), sebagai awal mula ide tentang tulisan cerita ini datang. :P

Setelah pergi bersama teman, akhirnya saya mulai sering mampir lagi di sana beberapa kali, tapi tanpa dokumentasi foto-foto atau video, alasannya yah karena sudah biasa saja bagi saya. Tentunya dengan kondisi yang cukup ramai, andai mampir di akhir pekan. Untuk mengakali keadaan, maka saya akan memilih posisi yang paling depan, karena airnya masih belum terjamah banyak orang.

Hingga akhirnya PSBB datang, kemudian yang terbaru itu PPKM dua bulan lalu. Pada hari awal PPKM juga sempat iseng datang ke Bogor untuk refreshing. Menuju dua lokasi lain, di Gunung Salak Endah atau Curug Nangka yang masih satu jalur, tapi ternyata benar-benar tutup (cukup ketat ikut aturan).

Kemudian karena agak iseng, akhir pekan kemarin belum ada acara, mulai berkeliaran niat untuk jalan (lagi) ke sana. Sekaligus sudah gatal ingin berendem lagi, menikmati kesegaran limpahan air alamiah dari sumber mata air gunung. Sekaligus berniat update foto dokumentasi, alias selfie lagi setelah sekian lama. Tentunya bertanya dulu apakah sudah buka? Karena tidak ingin datang dan pulang dengan tangan kosong. Xp

Konon sampai kemarin itu wisata Curug Panjang masih tutup, hanya dibuka untuk kegiatan kemping. Hingga akhirnya terbesit ide untuk sekalian menginap di sana. Sengaja datang malam, agar bisa langsung tidur ketika sampai. Andai datang sore atau siang, kemudian bisa langsung nyebur, agenda sudah selesai dan jadi malas menginap lagi. Xp

Target sampai TKP pukul 8 malam harus direvisi karena kemacetan. Saya baru berbelok dari jalan raya itu di atas pukul 9 malam.  Jalan dengan panjang tujuh kilo meter ditempuh, dengan beberapa bagian tanpa penerangan. Tapi karena sudah tahu jalannya, maka dengan percaya diri tetap melaju di keheningan malam. Hingga akhirnya sampai di ujung jalan, serta adanya banyak penerangan di sekitar.

Awalnya ada tempat lapang untuk kemping di bagian atas, di sana banyak tenda sudah berdiri. Tapi karena lokasinya itu dekat air terjun, maka cukup berisik dengan suara gemercik air yang deras. Memilih di bagian agak jauh dekat pintu masuk bawah, di sana bahkan lebih banyak tenda sudah berdiri, hingga akhirnya merakit tenda dan langsung beristirahat.

Esoknya sudah terjaga selepas subuh, jalan-jalan di sekitar dan tahu jalan di pintu masuk bawah masih berbatu. Banyak tenda berdiri secara acak, ada yang di belakang, ada yang nyempil di ujung dan lain sebagainya dengan berbagai posisi. Bahkan yang bersebelahan dengan mobil pengunjung juga ada.



Ketika hari mulai terang barulah saya sedikit mengabadikan suasana, serta langsung menuju air terjun di pagi hari untuk berendam. Kebetulan suasana pagi itu belum ramai, karena hanya mereka yang menginap saja yang turun ke air terjun untuk foto-foto. Hingga akhirnya saya sudah kembali dari sana sebelum pukul 8 pagi. :D






Nyebur & Seger? Yah di sini maksudnya.
Abis nyebur langsung seger.
Xp