Kamis, 22 September 2011

Antivirus HIV



 (update-rewrite 01/12/14)

HIV, apa itu?
Jawabannya virus yang mematikan, menimbukan penyakit bernama AIDS, hanya itu saja? Tentu bukan, masih ada untold story lainnya. Jadinya kita harus melihat dari dua sisi, biar adil gitu loh. :D

(Default-nya)
Ceritanya virus ini ditularkan via 3 jalur utama, yaitu transfusi darah, hubungan intim, serta janin dan ibu yang menyusui anaknya. Konon ada jalur lainnya lagi, melalui luka yang terbuka dan terkena darah dari orang yang positif HIV, intinya adanya pertukaran darah dari orang yang terinfeksi, begitu saja?

Terus dari aturannya, virus itu baru bisa di deteksi 1-3 bulan setelah perbuatan beresiko tersebut. Alasannya antibodi (sejenis zat pertahanan tubuh manusia) diperkirakan baru terlihat pada rentang waktu tersebut. Cara kerjanya jika ada zat asing masuk, zat antibodi itu diproduksi sebagai penetralisir. Kalau dipikir-pikir, antibodi itu sebetulnya jadi obat alami dalam tubuh manusia. (Benar gak tuh?)

Selain Antibodi, dalam tubuh manusia punya berbagai macam zat dan bakteri atau senyawa lainnya. Mereka berfungsi untuk menjaga kekebalan tubuh, atau menjadi "pasukan" perang ketika virus2 jahat masuk ke tubuh. Bakteri baik juga bisa kita konsumsi dalam minuman probiotik, salah satunya minuman Yakult.

Tes HIV yang mendapat hasil positif dan negatif, caranya melalui sample darah yang mendeteksi zat Antibodi tersebut (bukan mendeteksi virusnya). Jadi namanya agak keliru deh, lebih tepatnya tes Antibodi, bukan Tes HIV.

Tes HIV tahap pertama menggunakan metode ELISA, selanjutnya ada tahap kedua dengan nama Western Blot. Tahap kedua ini baru dilakukan jika tes pertama dipastikan positif mutlak, tanpa ada perubahan kembali menjadi negatif. (Seperti ada percobaan beberapa kali, tidak langsung divonis pada tes pertama).

Tes HIV kedua itu bukan lagi berdasarkan Antibodi, tapi berdasarkan Antigen. Antigen itu adalah sebuah senyawa asing yang masuk dalam tubuh kita, terus di-netralisir oleh zat Antibodi, hingga dinamakan Antigen. Jika mengambil contoh software anti-virus, maka Antigen ini dalah daftar virus yang sudah dideteksi dan masuk kolom Quaratine

Jika Tes kedua ini orang ini kembali mendapat hasil positif (mutlak), maka siap-siap saja masuk kotak, untuk mendapat gelar ODHA. (Orang Dengan HIV Aids). Langkah selanjutnya tinggal (menyeramkan) menunggu waktu dan menghitung hari, karena AIDS ini belum ditemukan obatnya. Yang ada hanya obat sementara yang tergolong keras dan harus dikonsumsi secara rutin. Obat keras itu punya berbagai efek samping, hingga efek satu ditutup obat dua, serta efek dua ditutup obat tiga, dst.

Saya pernah baca status AIDS itu baru bisa disandang kalau ODHA itu kena komplikasi penyakit. Teorinya jika sudah HIV positif dan "akhirnya" penyakit mulai berlomba masuk dalam tubuh, maka disebutkan orang tersebut tidak berdaya, alias kekebalan tubuhnya hilang, sesuai dengan definisi penyakit AIDS itu sendiri.

Nah kalau dari dunia medis dan kesehatan hanya begitu. AIDS ada penyakit menurunnya kekebalan tubuh manusia. Jadi sebetulnya tidak ada gejala khusus yang dapat dilihat. Menjadi sebuah misteri bukan? Karena justru yang membuat ODHA meninggal itu adalah penyakit umum yang sudah dilabeli AIDS tadi.


(Custom-nya)
Nah kalau di sini ceritanya harus optimis, karena kita harus semangat dan gembira. Ingat, hati yang gembira adalah obat, semangat yang patah mengeringkan tulang, jangan sampai kita kehilangan hal tersebut.

Kita mulai dari penemu virus ini yang namanya Mr. Gallo dari Amrik, tapi hak paten penemu virus itu dimiliki oleh Luc Montagnier dari Prancis, kenapa bisa begitu? Karena ceritanya dulu si Gallo belajar di laboratorium si Luc, dan mengembangkan penelitian di sana, hingga "sukses" didaulat oleh media massa di sana sebagai penemu virus mematikan.

Terus beberapa tahun kemudian si empunya laboratorium menggugat, karena penemuan itu berasal dari penelitian dalam kelompok kerjanya, hingga berhasil memenangkat gugatan tersebut dan keduanya dapat status sebagai penemu, tapi hak paten kembali ke si Luc. Kabarnya hal itu dikompromikan karena kepentingan kedua negara (Politis).

Nah, sekarang kita lihat apa komentar si Luc pada wawancara terbaru, sebagai penemu yang mungkin geleng-geleng kepala, temuannya itu dimanfaatkan oleh pihak lain (dunia medis dan pabrik obatnya) untuk berbisnis cantik nan anggun. Mungkin serupa dengan para pembuat UU ITE kita yg awalnya hanya untuk melindungi transaksi elektronik, tapi dimanfaatkan untuk menjerat orang saat kebablasan berpendapat menggunakan teknologi elektronik.

Sudah jelas belum? Apa yang dikatakan penemu HIV itu? Kalau virus itu kecil dan bisa hilang. Syaratnya kondisi tubuh kita baik, atau sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik.

Ada yang terlewat di sini, banyak yang belum tahu tentang sejarah HIV sendiri, hingga hanya percaya dengan teori kekinian. Saat mendapat vonis positif HIV, harapan seseorang langsung punah. Pada titik inilah status seseorang juga berbalik.

Hati yang gembira adalah obat, ini yang hilang dari mereka yang belum tahu. Dunia serasa runtuh, harapan lenyap, hidup segan mati tidak mau. Akhirnya mereka benar-benar kehilangan semangat hidup, tinggal menunggu waktu ajal menjemput, terasa tidak adil? Memang begitu faktanya. Menyinggung lagi hasil tes HIV itu, yang seperti "hakim" kehidupan kita, zat Antibodi itu berekasi dengan segala macam virus. 

Cerita yang saya baca, mereka yang akhirnya menunggu kematian itu dapat obat gratis, disediakan oleh pemerintah, namanya itu program terapi ARV, suatu paket pengobatan medis sebagai obat sementara-nya itu.  Konon dosisnya sangat keras, dan efek samping juga dashyat, jadinya efek obat satu ditutupi oleh obat dua, terus efek obat dua ditutupi oleh obat tigas, dst. Itulah lingkaran sakit yang sebenarnya.

Andai kita dibuat sakit-sakitan seperti itu, bagaimana kita bisa sehat? Semangat hidup sudah berkurang, juga dijejali dengan berbagai macam obat keras. Oleh karena itu "obat alami" dalam tubuh kita tidak dapat bekerja maksimal, seperti fungsi hati (liver), bakteri2 baik, serta sistem kekebalan tubuh itu sendiri. 

Jadi apa yang terlewat di sini? Adalah psikologi manusia, suasana hati, keyakinan dan teman-temannya. Bagaimana kalau tidak punya semangat hidup? Tentunya manusia hidup seperti zombie, yang justru mengundang virus masuk untuk buka lapak ditubuhnya sendiri. 

Selama manusia hidup, kekebalan tubuh akan terus bekerja, meski empunya mulai tidak yakin. ODHA yang langsung merasakan dunia runtuh saat divonis positif HIV diterima. Mungkin itulah awal mula dari penyakit menurunnya sistem kekebalan tubuh, gangguan mental dan psikologi, yang justru penting bagi pertumbuhan manusia secara batiniah. (Penyakit menurunnya sistem kekebalan tubuh = Penyakit Psikologi alias Keadaan Jiwa yang sakit, ketika harapan hidup hilang)

Cerita lainnya, terapi ARV (satu-satunya yang resmi dalam lingkup negara) itu gratis bagi penderita AIDS, tapi tidak gratis sepenuhnya (hari gini?). Biaya obat itu dibiayai oleh negara, karena mereka punya tanggung jawab dan sudah sepakat secara global dengan masalah penyakit "fantastis" ini. 

Coba perhatikan lagi wawancara si Luc tadi, setiap negara dan profesi "bisnis" obat-obatan kerjaannya hanya mencari dan menjual vaksin, itu yang menguntungkan mereka, sementara nutrisi yang gratis tidak ada nilai bisnis didalamnya. Kemudian beliau menyebut "They could....", konon itu ditunjukkan kepada pengobatan alternatif diluar ARV yang sukses menyembuhkan penyakit, dan bisa menjadi pilihan.

Sementara itu saya juga pernah menonton film bagus, isinya mengungkap suatu konspirasi menjual obat. Diceritakan tidak ada keuntungan di dalam memberi nutrisi atau obat penyembuhan, yang ada hanyalah obat sementara yang terus di konsumsi, hingga ada perputaran uang yang mengikuti. Film itu bernama "Daybreakers" tentang virus zombie.

Saya juga pernah membaca, belum lama ini, bahwa sistem kekebalan tubuh manusia itu bisa benar-benar mati dan tidak bekerja sama sekali, kapankah itu? Kalau waktu kita di dunia sudah habis, dan itulah awal dari pembusukkan tubuh kita yang masuk dalam kategori organisme. Bakteri dari dalam ikut menghancurkan, serta ada virus dari luas masuk tanpa penjagaan, menghancurkan sistem yang sudah mati. 

Jadi bersyukurlah selama kita masih bisa bernapas, tandanya kita masih berdiam di dalam tubuh dengan serangkaian sistem canggih. Jagalah tubuhmu supaya kesehatanmu tidak terganggu, karena tubuh kita adalah satu unit Antivirus yang spektakuler, diciptakan oleh Penciptanya langsung. :))

Jadi masih takut dengan virus HIV itu? :D


http://aidsalternative.com/