Sama seperti trip kedua saya ke Phuket yang baru saya tulis di sini. Tujuan Singapura ini juga kurang lebih agak mirip, karena masuk dalam rangkaian perjalanan "ulangan" yang sengaja direncanakan. Dulu saya pernah sekali ke sini waktu tahun 2011 di sini. Untuk durasi waktunya masih tetap, karena hanya menghabiskan dua hari bersih di sana.
Cerita dalam edisi Singapura ini dimulai pada malam hari, saat sampai di bandara Changi menjelang tengah malam, setelah bertolak dari KL pada tanggal 02 April 2019 yang lalu. Hari pertama itu sebetulnya hanya untuk transit saja, karena waktu dua hari bersihnya itu dimulai esok paginya.
Malam itu sengaja berlama-lama, serta berkeliling di terminal 4 bandara Changi, banyak juga orang menunggu di sana. Kemudian di tengah malam baru bergerak ke terminal 2, menggunakan shuttle bus yang tersedia. Dari sana juga berkeliling sejenak, sebelum berpindah ke terminal 3 di seberangnya. Jalan kaki sampai ujung, ternyata lorong underpass penghubungnya berupa stasiun MRT di tengahnya.
Berkeliling kembali di terminal 3 yang sudah agak sepi, karena sudah lewat tengah malam. Kemudian mencari posisi yang enak untuk berselonjor. Pilihan kursi yang tersedia kurang nyaman untuk "ditiduri", hingga akhirnya memilih rebah di balik dinding2 ruang cek-in. Lantainya dilapisi oleh karpet, hingga cukup nyaman untuk lempengin kaki di sana. Memejamkan mata dua sampai tiga jam saja, sudah cukup membuat tubuh segar kembali. Xp
Paginya selepas subuh saya sudah mulai bergerak, langsung membeli kartu Pass MRT Unlimited khusus untuk turis. Membeli di mesin dan bisa dibayar dengan ATM kartu debit yg punya logo Visa, kartu Singapore Tourist Pass sudah berhasil didapatkan dengan mudah.
Rencana pertama langsung menuju stasiun Raffles Place menjelang pukul 6 pagi (GMT +8). Awalnya ingin mengunjungi Merlion Park di waktu pagi2 buta, tentunya hal itu punya keunikan tersendiri. Tapi sayangnya setelah sampai hujan turun cukup deras. Menunggu beberapa lama hujan tidak kunjung reda. Kemudian hari mulai sedikit terang, hingga saya langsung mengubah tujuan.
Saya langsung bergerak untuk menuju stasiun Botanic Garden, tapi sampai sana hujan masih turun, tapi sudah tidak lebat. Hingga akhirnya menjadi tujuan pertama untuk dijelajahi, ketika hujan semakin reda. Sebuah taman yang punya danau di tengahnya, serta menjadi jalan pintas bagi lalu-lalang warga di pagi hari itu.
Kawasan Botanic Garden ternyata cukup luas, cukup berasa juga jalan kakinya. Saya jalan sampai batas Shymphony Stage, jika melihat peta lokasi itu baru menyusuri setengah panjang taman, karena letaknya di tengah-tengah. Kemudian karena waktu sudah semakin siang, maka saya memutuskan kembali.
Pukul 10 siang saya sudah bergerak ke arah Harbourfront, dengan tujuan selanjutnya adalah Faber Park. Lokasi pembelian tiketnya cukup tersembunyi, untuk naik menggunakan kereta gantung. Meski tujuan kedua ini sudah cukup terkenal, tapi baru saya ketahui dan masuk ke jadwal setelah searching lokasi via aplikasi Maps, tentang lokasi "hijau" yang bisa dijelajahi di sana.
Skyway yang akan saya naiki itu dikatakan sudah cukup lama beroperasi, dengan jalur yang lintasannya menyeberangi jalan raya dan laut. Rute awal naik kereta gantung baru bisa diakses di lantai atas gedung. Kemudian langsung menuju Mount Faber ke arah utara, menyeberangi jalan raya. Sebuah pemandangan yang cantik dan sayang dilewatkan.
Sesampainya di atas baru saya ketahui, bahwa sesungguhnya untuk naik ke Faber Park itu gratis, tapi harus naik jalan kaki dari bawah bukit. Andai naik kendaraan, mungkin hanya dikenakan biaya parkir saja. Kenapa? Karena tidak ada tiket untuk masuk ke sana, yang ada hanyalah tiket untuk mengakses transportasi ke sana.
Setelah merekam keadaan dan suasana di sana untuk kenang-kenangan, saya langsung bergerak untuk menuju puncak bukit. Di sana ada monumen dan patung Merlion berukuran kecil. Setelah dari sana langsung jalan lagi, untuk menuju Jembatan Handerson Waves, karena bentuknya yang punya daya tarik tersendiri.
Menyusuri lokasi dengan banyak peta petunjuk yang tersedia, tapi saya selalu tersasar dan tiba pada titik yang sama, alias hanya berputar-putar saja di jalur yang kurang lebih berbentuk circle. Hingga akhirnya mengetahui bahwa banyak jalan bercabang, bahkan bisa langsung keluar taman ke arah jalan raya di bawah.
Setelah fokus dan melakukan orientasi medan berkali-kali, serta beberapa kali bertanya pada orang di sana, barulah saya menemukan jembatan itu. Lokasinya itu ternyata agak tersembunyi di ujung, berada agak di bawah di salah satu sisi bukit. Sampai di sana dengan cukup lelah, karena sudah jalan mutar-mutar naik turun bukit.
Jembatan Handerson Waves ini punya bentuk yang unik, serta menjadi penghubung dengan bukit di seberangnya bernama Telok Blangah. Bahkan punya rute hiking panjang melibatkan empat wilayah taman, dua taman lainnya bernama Hort Park dan Kent Ridge Park. Merekam suasana sekitar dengan tangan bergetar, hal itu baru disadari saat menyunting potongan video, karena saya masih bawa tas agak berat di punggung, kadang juga ditenteng dengan tangan.
Setelah itu berniat kembali menaiki Skyway yang sama. Bedanya setelah sampai di gedung dekat Harbourfront, maka kereta masih akan bergerak menuju Pulau Sentosa, kali ini kereta akan menyeberangi laut, sebuah pengalaman yang cukup menantang.
Setelah itu berniat kembali menaiki Skyway yang sama. Bedanya setelah sampai di gedung dekat Harbourfront, maka kereta masih akan bergerak menuju Pulau Sentosa, kali ini kereta akan menyeberangi laut, sebuah pengalaman yang cukup menantang.
Sesampainya di Pulau Sentosa, saya tidak melanjutkan jalan-jalan, karena tujuan ke sana itu di esok hari. Karena badan mulai letih ingin langsung menuju penginapan pada pukul 2 siang, naik kereta gantung lagi ke gedung pertama. Menuju MRT kembali untuk sampai di stasiun Lavender, tidak jauh dari tempat saya menginap.
Pukul 3 sore lewat saya sudah keluar kembali, tujuan ketiga itu adalah daerah Chinatown (lagi). Bedanya jika dulu saya hanya keluar di sekitar stasiun saja, kali ini menyusuri lorong-lorong jalan yang ramai, jadi jalan agak jauh sedikit. Salah satunya naik ke jembatan penyeberangan yang ikonik, karena berdiri beberapa pondokan yang khas.
Kemudian saya langsung bergerak menuju stasiun Bayfront pada pukul 4 sore, keluarnya itu sudah di Mal Marina Bay Sands. Untuk menuju tujuan keempat Marina Garden Bay, kita harus menyeberangi jalan raya dengan jembatan. Dari info di internet yang saya baca bisa masuk gratis. Andai ada tempat penjualan tiket, itu hanya untuk mereka yang mau naik ke jembatan canopy di sana, atau dengan tambahan fasilitas lain yang tersedia.
Saya bertahan di sana sampai langit gelap lewat dari pukul 7 malam, sengaja untuk mendapatkan juga suasana malamnya. Kemudian langsung bergerak ke arah stasiun Raffles Place, hingga mengetahui bahwa ternyata Patung Merlion di sana sedang direnovasi. Pada pagi harinya saya tidak tahu tentang jadwal renovasinya tersebut. Tapi suasana malam di sekitarnya cukup ramai, meski hanya mengabadikan sebentar, tanpa adanya si Singa Merlion yang sedang ditutup papan. Xp
Jelang pukul 9 malam saya sudah kembali ke penginapan, setelah badan letih seharian bergerak. Kamar yang saya ambil di sini adalah jenis asrama, berbeda dengan di Thailand dan Malaysia yang semuanya kamar privat.
Esoknya pukul 9 pagi saya sudah cek-out dari penginapan, kali ini menuju stasiun MRT Bendemeer yang lebih dekat, meski jalurnya itu agak memutar. Mampir dulu di stasiun Clarke Quay untuk menitipkan tas di sana, karena saya booking-nya juga baru kemarin malamnya. Tujuannya agar bisa lebih bebas bergerak, serta tidak membuang banyak tenaga, karena di dua tujuan awal cukup lelah andai masih membawa tas.
Tujuan hari itu baru mendatangi Pulau Sentosa, kemudian menuju stasiun Harbourfront kembali. Kali ini saya baru singgah di Mal Vivo City, untuk beli tiket naik kereta ke Sentosa. Satu tujuan pulau wisata yang kali ini tidak gratis. Karena andai ingin jalan kaki tanpa menaiki kereta, ternyata di pintu masuk pulaunya sudah ada loket penjaga tiket, entah dengan seberapa besar tarifnya, pastinya lebih murah ketimbang naik kereta. :P
Saya keluar di stasiun Universal Studio sebentar, kemudian lanjut ke stasiun Imbiah. Di sana ingin mengabadikan suasana di sekitar patung Merlion versi Sentosa. Setelah pulang baru mengetahui, bahwa Patung Singa terbesar di sana itu akan dirubuhkan, alasannya untuk pengembangan proyek di daerah itu. Kemudian naik kereta lagi menuju stasiun Beach sampai bawah, karena lagi malas jalan kaki. Xp
Tujuan di sana lebih tepatnya mendatangi Siloso Skywalk. Entah kenapa sudah beberapa jembatan di Singapura, serta ada juga di KL menjadi tujuan wisata. Bergerak ke arah pantai Siloso, ternyata jaraknya cukup jauh. Posisi Fort Siloso berada di ujung pulau sebelah barat, bergandengan dengan Jembatan Siloso.
Jembatan Siloso ini bentuknya cukup datar, tapi bisa jadi pilihan untuk alternatif lain dalam berwisata. Ada dua pemandangan yang bisa disaksikan dari sini, arah kota dan laut di kedua sisi yang berbeda.
Cukup lama saya berada di Sentosa, karena pada pukul 1 siang baru beranjak keluar dari sana. Tujuan berikutnya adalah stasiun Bugis, karena ingin mendatangi Haji Lane yang punya keunikan karikatur di sepanjang bangunan di sana. Sesampainya di sana hujan kembali turun, hingga menunggu di sebuah gedung dekat Parkview Square.
Menjelang pukul 3 sore akhirnya hujan reda, kemudian langsung menyeberang ke arah Haji Lane. Suasana juga mulai ramai setelahnya, kembali mengabadikan suasana sekitar hingga ujung jalan. Hingga selesai pada saat mulai sore, serta mulai kebingungan ingin ke mana lagi, karena rasanya semua sudah dikunjungi, sebagian malah dua kali didatangi. :))
Akhirnya pukul 6 sore saya datang lagi ke Orchardz, kali ini hanya sekedar jalan-jalan saja. Kemudian tidak afdol rasanya kalau tidak merekam suasana sekitar. Jalan sampai ujung jalan, lalu kembali lagi. Barulah saat akan kembali saya mengingat tujuan berikutnya, kebetulan lokasinya berada di tempat saya menitipkan tas. Xp
Pukul 7 malam (GMT +8) saya sudah menuju stasiun Clarke Quay (lagi), karena ingin menjelajahi lebih jauh sampai seberang. Dulu pernah ke sini, tapi hanya di posisi yang tidak jauh dari stasiun, sebatas mendapatkan view ikon dari daerah sana saja. Kali ini bergerak lebih jauh dengan masuk ke dalam lorong-lorong dibawahnya, banyak cafe dan pertokoan terbuka di sana, hingga jalan memutari sungai dengan nama Riverside Point.
Pukul 8 malam lewat akhirnya saya sudah selesai. Langsung mengambil tas yang dititipkan di salah satu hostel di sana. Mulai bergerak menuju utara pulau, dengan perjalanan yang lumayan jauh. Sampai di stasiun Kranji sudah mendekati pukul 10 malam, lalu langsung mengembalikan kartu STP MRT, untuk ditukar dengan deposit 10 SGD. (Sudah malas bawa pulang dengan pakai alasan cinderamata) Xp
Setelahnya langsung keluar stasiun, menunggu bus dengan rute imigrasi Woodland, serta berlanjut menyeberang ke Johor Bahru. Berakhir sudah perjalanan kedua saya di Singapura, mungkin saja nanti ada niat balik ke sini, tentunya andai sudah punya tujuan lain. :D