Minat Dadakan? Wah Instan donk?
Kaya Tahu Bulat yang digoreng dadakan.
Untuk cerita ini, kejadiannya belum lama masih di awal tahun lebih tepatnya. Memangnya apaan tuh? Kalau membaca judul yah belum diberitahu, karena hanya membocorkan sedikit saja infonya, berangkat dari tahapan pengalaman kita yang berpengaruh. Minat dadakan, apakah itu bisa? Sangat bisa, salah satunya karena cerita ini bisa ada. :))
Sebuah minat tentu bisa singgah ke tiap-tiap orang, berbagai macam jenis pula tentunya. Itulah yang membedakan kita dengan mahkluk ciptaan lain, karena kita punya kehendak bebas, serta adanya keinginan yang pastinya berbeda satu sama lain. Hal yang paling mendekati, sebatas kemungkinan jika kita punya minat yang serupa dengan beberapa orang, hal itu wajar saja terjadi, karena jadi hak masing-masing kita, tidak ada yang bisa melarang.
Minat itu juga bisa bermacam-macam bentuk dan arahnya, bisa dari hal-hal yang berkaitan dengan hobi, atau bidang keahlian yang kita geluguti. Khusus untuk ini, pernah juga dibahas di sini, berbicara mengenai kita harus percaya diri, hingga bisa menentukan sendiri ke mana arah kita, termasuk minat yang akhirnya kita sukai dan lain sebagainya.
Saya akan mengangkat sebuah pengalaman, bukan sesuatu yang mewah dan mahal, cukup sederhana dan semua orang bisa melakukannya. Bahkan mungkin pula terasa biasa saja, karena respon tiap-tiap orang yang berbeda-beda. Tapi kembali lagi, bahwa setiap pengalaman bagi seseorang, bisa jadi berharga bagi dirinya sendiri, karena mereka yang tahu benar cerita menyeluruhnya.
Apa tuh pengalamannya? Ternyata hanya sebuah aktifitas wisata luar ruangan. Kita mengenalnya dengan bermain ATV, yaitu sebuah kendaraan kecil yang punya spesifikasi khusus, untuk bisa bergerak di jalur dengan kondisi tanah dan berbatu.
Sejak dulu saya juga sudah tahu tentang kegiatan ini, melihat mereka yang bermain kendaraan ini, bisa berdua atau sendiri di satu kendaraan jenis ATV. Kemudian medan jalurnya juga sudah disiapkan, dalam arti seperti sirkuit untuk tempat bermain, mengitari satu kawasan dalam jarak tertentu, serta punya banyak pilihan untuk seberapa dekat atau jauh, tentunya dengan biaya yang berbeda pula.
Saya juga lupa, pernah melihat mereka itu di mana saja, apakah sebatas di layar kaca? Alias dokumentasi media sosial di Instagram atau Youtube. Atau mungkin pernah juga melihat langsung di TKP kawasan wisata, tapi karena memang belum ada minat, jadinya tidak pernah mendapat perhatian lebih jauh, alias belum diseriusin.
Cerita baru dimulai sejak akhir tahun lalu, ketika mengambil wisata grup (open trip) ke Pangalengan, lebih tepatnya singgah di Wayang Windu. Di sana aktifitasnya selain bisa melihat pemandangan kebuh teh, ada juga aktifitas bermain ATV ini, dengan jalur yang beragam, bisa dekat sedang atau jauh sekaligus. Waktu kami di sana cukup panjang, sekitar dua setengah jam, hingga banyak peserta yang menyebar dan melancong dengan minat masing-masing.
Seperti biasa awalnya saya hanya jalan-jalan saja, sightseeing sekitar dan mengabadikan beberapa bagian dalam bentuk video. Seluruh sudut TKP sudah dijelajahi, karena luasnya juga tidak seberapa, ditambah dengan keramaian liburan di akhir tahun. Hingga akhirnya memerhatikan basecamp dari penyewaan kendaraan ATV ini, posisinya juga sangat strategis di dekat pintu masuk wisata.
Banyak pengunjung yang ikut bermain ATV ini, karena kendaraan itu datang silih berganti, antara mereka yang baru selesai, berlanjut dengan mereka yang akan memulai. Para petugas juga dengan sigap memeriksa dan menyiapkan kendaraan tersebut, kepada penyewa yang sudah mendapat nomor antrian. Dari sini minat awal mulai datang, sepertinya seru juga melihat kegiatan itu, tapi masih belum diseriusin dalam tindakan, baru minat di pikiran saja. Xp
Saya akhirnya sekadar menaruh (punya) minat belaka, tapi tidak mengangkat minat itu, untuk langsung dieksekusi dalam kenyataan. Kemudian memutuskan berkeliling lagi di TKP wisata, serta mengulur waktu dengan jajan di kedai makanan di sana. Lambat laun kegiatan melihat-lihat saja mulai terasa tidak cukup, hingga mata diarahkan (lagi) ke tempat penyewaan ATV itu. Serupa dan tidak sama, masih maju mundur terhadap minat yang sudah ada, untuk berwisata permainan, bukan lagi menikmati pemandangan saja.
Pada akhirnya saya memutuskan untuk (ikut) bermain, tapi di sisa waktu yang semakin tipis, karena waktu kami di sana hanya tinggal kurang dari satu jam lagi. Saya bertanya ke petugas di sana, kemudian baru tahu, ternyata antriannya masih cukup panjang, masih ada dua puluhan nomor menunggu. Agak beresiko pula jika waktunya tidak terburu, hingga saya pulang dari sana, juga ikut membawa rasa minat & penasaran.
Tidak memakan waktu lama, di awal tahun hanya berjarak satu mingguan, saya langsung ingin menuntaskan minat tersebut. Caranya dengan mencari tujuan yang lebih dekat, tidak harus ikut ke Pangalengan lagi. Terpilihlah kawasan Puncak Bogor, sebagai tempat wisata favorit yang tidak pernah membosankan. Mencari pula info tentang kegiatan permainan ATV itu di sana, tidak pakai lama langsung berangkat.
Saya juga akhirnya mampir lagi ke Gunung Mas di titik awal jalur Puncak, terakhir ke sana yah sewaktu pertama kali ke Puncak dengan naik motor, ceritanya sudah ada di sini. Alasannya di sana (baru minat juga) ada wisata Sky Bridge, yaitu jalur di atas perkebunan teh. Mungkin juga terpengaruh karena baru pulang dari Pangalengan, di sana salah satu wisata unggulannya itu jalur di atas kebun teh.
Incaran pertama untuk bermain ATV ini ada di TKP Mata Air Ciburial, posisi ada di seberang Gunung Mas. Tapi ternyata di sana (Gunung Mas) juga ada permainan ini, tapi dengan biaya lebih mahal dan jalur yang lebih panjang. Tapi pada hari itu tetap pada rencana, untuk bermain di TKP yang sudah disiapkan sejak awal perencanaan.
Saya akhirnya langsung ingin bermain sesampainya di sana (Ciburial), ketika baru parkir langsung tanya di mana titik awal untuk bermain. Tidak pakai lama langsung ambil kegiatan ini, serta dijelaskan secara singkat oleh petugasnya. Jaraknya cukup pendek, hanya sekiloan lebih saja, memutari kebun teh di halaman depan tempat wisata.
Awalnya saya pikir cukup mudah mengendarainya, seperti bawa motor saja. Ternyata memegang kemudinya tidak semudah dalam bayangan. Awalnya nyaris menabrak mobil pengunjung lain yang terparkir di sana, kemudian juga menabrak mobil adventure di wisata sana. Hingga akhirnya mulai terkendali juga kemudinya, andai berbelok harus diputar total, tidak bisa hanya setengah-setengah saja.
"Harus foto dong, justru ini buat kenang-kenangannya, banyak orang juga foto" ujar petugas, yang membawa ATV di depan sebagai pengarah jalan. Menerangkap bahwa dokumentasi itu menjadi wajib, karena semua pengunjung pasti melakukannya.
"Coba di sini foto lagi Pak, saya gayanya lagi begini" ujar saya, menemukan titik yang lebih menarik di sana. Kemudian memasang pose mengendarai ATV tersebut, dengan kemudi yang agak berbelok.
Pulang dari sana rasa penasaran akhirnya terbayar, tapi sebuah minat memang akan menuntut lebih jika tidak dibatasi. Jadi cukup penting kita sadari, apakah minat kita itu sesuai jalur atau tidak. Jika minat itu menjadi liar dan keluar jalur, perlu juga dipahami resikonya, apakah membuat kita berkembang dengan pilihan sulit, atau justru bisa merugikan yang lain, jadi perlu bijak juga dalam mengolah minat kita sendiri.
Karena minat saya ini cukup aman, akhirnya dapat segera dieksekusi dengan cepat dan aman. Hingga selanjutnya sekadar ingin (nambah) bermain ATV lagi, kali ini di jalur Gunung Mas yang menawarkan pengalaman lebih banyak. Jarak semingguan akhirnya kembali lagi ke sana, langsung menuntaskan minat yang berkembang.
Untuk permainan kali ini sudah lebih terkendali, hanya di awal saja menabrak tanaman teh, karena lupa menarik tuas rem saat jalan menurun. Selebihnya aman melaju di berbagai jalur yang luas di perkebunan teh tersebut. Jaraknya sekitar 4 kiloan lebih, tentunya lebih puas dan banyak spot foto pula.
"Coba di sini ambil foto lagi. Nanti bayarnya sejumlah foto yang dipilih saja" ujar petugas yang jadi pengarah jalan. Membawa serta kamera jenis DSLR, untuk dokumentasi resmi yang disediakan oleh pengelola tempat wisata.
"Kalau foto aja sepertinya kurang Pak, coba tolong ambil video dari hape ini" ujar saya di salah satu titik. Berusaha mendapatkan kenang-kenangan yang lebih hidup dan bergerak, serta sudah menyeting pengaturan hape agar mudah dioperasikan.
Petugasnya kala itu sangat mahir, membawa ATV dengan satu tangan saja. Sementara tangan yang lain menggenggam hape saya, diarahkan ke belakang dengan posisi merekam video. Menguasai kendaraannya dengan baik, tentu dengan berjalan santai saja, hingga memastikan segala sesuatunya berjalan aman.
"Sudah cukup Pak, rekamnya sudah dari tadi, sudah lebih dari cukup" ujar saya lagi, memutuskan pengambilan gambar videonya sudah selesai. Merasa bahwa yang didokumentasikan sudah baik secara durasi, ikut puas juga dengan kegiatan wisata di hari itu.
Akhirnya pulang dari sana merasa puas, berwisata yang tidak biasa, atau memang kebutuhan wisata yang mulai berkembang. Tapi yang pasti ada sebuah kenang-kenangan muncul, dari kegiatan permainan yang minatnya belum lama datang. Hanya perlu waktu beberapa minggu saja, sejak awal mula minat memenuhi kepala dan rencana, hingga bisa direalisasikan dalam kenyataan yang sesuai.
Minat menurut KBBI sendiri artinya kecenderungan hati terhadap sesuatu, gairah dan lain sebagainya. Hati di sini tidak lain dan tidak bukan adalah emosi, tentang ini sudah dituliskan di sini. Artinya ketertarikan kita terhadap sesuatu sudah melibatkan emosi, hingga ada dorongan dan tenaga tambahan yang tidak bisa diukur dengan logika kita.
Jadi apakah minat saya untuk bermain ATV itu pakai hati atau emosi? Bisa saja begitu, karena terlihat dari usaha untuk mewujudkan rencana itu. Secara kebetulan kasusnya hanya berupa permainan ATV, bisa langsung ditebus dengan biaya permainan dan waktu yang disediakan datang ke sana. Jadi secara jawaban iya, karena saat bermain juga ada kesenangan yang terlibat.
Khusus untuk cerita ini, minat yang diangkat adalah tentang permainan ATV, sedangkan banyak pula jenis minat yang datang silih berganti, serta dengan bermacam-macam jenis. Plus antara kita dengan yang lain, tentu saja minatnya juga bisa berbeda-beda, tidak ada yang sama persis, itulah kekayaan kita sebagai insan.
Sebuah minat tentunya datang dari perhatian kita, berkembang secara terus menerus. Jenisnya juga ada banyak, dari yang tidak penting sampai yang penting, dari yang bisa ditebus dengan uang dan waktu, seperti contoh main ATV di atas. Atau juga yang tingkatannya tidak bisa hanya dengan uang dan waktu saja. Semuanya itu berpengaruh pula dengan tujuan minat itu, apakah perlu melibatkan usaha dan lain sebagainya.
Jadi dari mana semuanya bermula? Tentu dari minat kita, sebagai tahapan awal dari energi tambahan yang akan kita dapatkan. Beruntung bagi mereka yang bisa langsung mewujudkan, hingga minatnya itu bisa disebut dadakan. Atau memang diperlukan waktu untuk mencapainya, hingga minat itu kategorinya bukan dadakan, sederhana saja.
Minat Dadakan memang instan, karena prosesnya cepat.
Kalau perlu waktu yah namanya bukan dadakan.
Tahu Bulat kan yang dadakan digorengnya aja,
pas buat adonan Tahu-nya memangnya cepat?