Melanjutkan eksplore kawasan Utara Bali kemarin harinya, maka pada tanggal 13 Agustus 2012 siang saya telah sampai di Bali selatan.
Menumpang "shuttle bus" yang lebih diperuntukkan untuk wisatawan, turun di dekat airport. Awalnya supaya dapat langsung menyewa motor, tetapi di rental pertama ternyata sudah kehabisan motor sehingga diarahkan ke rental lain tidak jauh dari sana, saya menyewa selama 2 x 24 jam pada sekitar pukul 2 siang dengan permintaan khusus tambahan 1-2 jam karena jam terbang saya itu sore sehingga tidak terlalu lama di airport.
Langkah selanjutnya ya segera mencari penginapan, pilihan pertama jatuh pada losmen Arthawan tempat biasa saya menginap dengan biaya 60rb selama 2 malam. karena masih cukup terik alias siang, maka saya bergegas jalan kemanapun, siang jelang sore itu saya berniat sekali lagi kembali ke kawasan Bali Cliff yang ternyata nama pantainya itu Greenbowl (sebelumnya saya selalu menyebut pantai Bali Cliff). Meski mendatanginya pada dua kesempatan sebelumnya ternyata saya masih agak ragu ketika melihat percabangan jalan sehingga bertanya dahulu dengan orang yang kebetulan lewat, saat ditanya orang tersebut malah mengarahkan saya ke pantai baru di sebelah yang lebih jauh, jadinya ya saya coba saja kesana.
Berbeda dengan sebelumnya yang seperti belum ada jalan, maka sudah ada jalan baru yang terbilang masih baru, karena masih beraspal kasar dengan butiran aspal yang banyak berceceran sehingga jalan menjadi licin, sementara banyak kendaraan berat yang beraktifitas, mungkin mengeruk sebagian tanah saat melewatinya, juga tanah tersebut berisi seperti dinding kapur ketika "di belah", karena jalan baru ke pantai tersebut berada ditengahnya, saya lihat arahan spanduk ke "Secret Beach" tersebut dari suatu resto, ketika berjalan pelan sambil sesekali berhenti untuk menjepret kamera, maka dinding kapur yang baru saja dibentuk disisi jalan seperti di keruk lagi membentuk ruang, sebagian sudah diisi patung.
Pantai Kutuh siang itu cukup sepi, hanya beberapa saja saya lihat wisatwan yang berlalu-lalang, disepanjang pantai terdapat rumput laut yang seperti dibudidayakan karena posisinya teratur membentuk suatu model seperti yang biasa kita lihat di persawahan, ada juga warga yang memilah-milah rumput laut diatas perahunya, dibeberapa bagian tepi pantai dijumpai rumah pondokan warga yang mengolah mengeringkan rumput laut tersebut.
Selepas dari sana maka saya kembali lagi ke pantai Greenbowl (Bali Cliff) yang sore itu sudah cukup surut ombaknya sehingga garis pantai menjadi sedikit luas, baru saat itu pula saya melihat pantai agak menjauh dari tangga yang ternyata terdapat gua disisi lain yang sebetulnya jaraknya tidak jauh, disana juga terdapat beberapa turis dan warga yang berkunjung.
Ketika sudah cukup sore maka saya bergegas ke tempat lain, lebih tepatnya kembali mendatangi pantai Suluban, entah mengaja kedua pantai itu menjadi favorit saya meski sudah pernah saya kunjungi dikesempatan sebelumnya, saya menghabiskan waktu sore disini berharap mendapat momen sunset tetapi agak kurang beruntung karena cuaca berawan, sore itu seperti biasanya pantai selalu dipenuhi turis yang berkunjung, saya disana hingga menjelang gelap dan sempat pula mem-foto pantai Labuan Sait yang ternyata sangat sepi dilihat dari jalan jembatan, sebelum kembali untuk beristirahat maka saya mencari makan malam dahulu.
Esoknya sengaja bangun lebih pagi, pukul setengah 5 pagi maka saya sudah keluar losmen, rencananya ingin melihat sunrise di pantai Sanur, kebetulan saya belum pernah kesini sebelumnya, saya sampai saat masih gelap belum ada siapapun, ketika garis kuning kecil mulai terlihat barulah beberapa orang mulai berdatangan, awalnya sempat gagal juga karena cuaca berawan tetapi keberuntungan kecil akhirnya datang ketika sebentar saja garis sunrise menampakkan diri, pantai Sanur ini tidak ada ombak besarnya, banyak pula perahu baik mewah atau sederhana bersandar di tepiannya, ketika sudah mulai terang maka saya bergegas kembali ke penginapan dahulu untuk mandi dan sarapan mengganjal perut.
Jelang pukul 9 pagi maka saya sudah mulai keluar, awalnya sempat berpikir nekat untuk bermotor jauh ke arah Bali Timur, tetapi nampaknya saya sudah cukup lelah, karena pernah punya pengalaman untuk menuju Klungkung yang agak ke timur saja jauhnya bukan main sehingga hanya bermain di selatan Bali saja. Tujuan pertama sengaja saya mengunjungi pantai Tanjung Benoa hanya untuk melihat-lihat saja karena tidak ada rencana bermain, suasana pantai sangat ramai oleh wisatawan yang bermain "Water Sport" dengan panas yang cukup terik, jtidak terlalu lama maka saya bergegas ke tempat lain.
Sekitar pukul 11 siang saya mencoba mencari pantai Waterblow, awalnya tidak mengetahui jika pantai itu merupakan satu sisi dari pantai Nusa Dua, karena sempat berputar-putar mencari dan bertanya diarahkan masuk ke komplek Nusa Dua, sehingga saya kembali kesana. Setelah bertanya baru mengetahui jika "Waterblow" itu berada di ujung pulau yang menjorok sendiri agak naik, disana batas laut dipisahkan batu karang, yang jika beruntung akan mendapat melihat ombak yang besar dan tinggi disalah satu cerukan batu karang dan berjalan membuang waktu digaris pantai Nusa Dua sisi lain yang sudah agak menyurut sebelum ke tempat lain.
Selepas itu pukul 1 siang cukup bingung ingin kemana karena semua tempat rasanya sudah pernah dikunjungi, hingga teringat ke pantai Bingin yang belum pernah saya datangi, arahnya itu masuk gang tidak jauh dari pantai Labuan Sait, jalannya memang tidak terlalu mulus, setelah parkir maka harus jalan kaki ke pantainya lewat tangga yang posisinya lebih menurun, tepian pantainya tidak seluruhnya pasir karena terdapat batu-batuan juga, setelah diperhatikan mirip seperti pantai Balangan, bedanya disini bangunan yang berjejer terlihat lebih kokoh.
Sekitar lewat dari pukul 2 siang maka saya kembali mengunjungi pantai Labuan Sait (Padang-Padang) yang ramai dipenuhi wisatawan yang berjemur atau bermain-main air ditepiannya, nampaknya sudah tidak ada yang special dalam kunjungan saat itu karena tidak ada yang berubah dari segi cerita, pukul 3 lewat maka saya bergegas ke tempat lain.
Awalnya sempat ragu ketika hendak mendatangi pura Uluwatu kembali, tetapi keputusan saya sore itu cukup tepat, saya memang punya pengalaman tidak menikmati tempat ini saat berkunjung bersama seorang teman sebelumnya, tetapi sore itu entah mengapa saya sangat menikmati suasana sekitar, semuanya terlihat seperti beda dan menyenangkan, mungkin inilah salah satu yang membuat saya senang berpegian sendiri, saya memutuskan disana hingga mendapatkan sunset, sore itu sangat ramai oleh wisatawan, sebagian ada juga yang menonton tarian kecak tetapi tarifnya juga lumayan sekitar 75rb dari yang saya ketahui, mungkin jika turis lokal harganya lebih murah.
Hingga menjelang malam maka saya memutuskan kembali dan berjalan-jalan disekitar Kuta Legian dekat penginapan saja dan mendatangi salah satu Mal yang baru buka, suasananya dibentuk terbuka bernama "Beachwalk" mengingatkan saya dengan mal serupa di kawasan Patong Phuket bernama "Jungceylon" meski tidak sebesar itu, berjalan-jalan kembali berputar di jalan pantai Kuta dan Legian dan mencoba mengendurkan otot sekaligus bersih-bersih daki ketika mencoba "Body Scrub" yang posisinya tidak jauh dari penginapan hingga sempat tertidur karena sudah lewat pukul 10 malam, selepas itu langsung kembali ke kamar dan tidur.
Esoknya memang sudah santai karena saya jalan-jalan di pantai Kuta tidak terlalu lama dan membeli nasi bungkus dari "warjal" alias warung jalan di motor untuk sarapan dan check-out lebih awal pada pukul 9 pagi, karena siang itu karena jam pulang masih lama maka saya berniat ke Tanah Lot, jalan yang saya ambil itu arah Seminyak, jalannya sebetulnya mudah tetapi agak lupa dimana harus berbelok sehingga saya sempat tersasar dan berputar dijalan yang sama, ketika melihat pantai sengaja saya berhenti dan bertanya ternyata di pantai Batu Tulis kata tukang parkirnya.
Untuk menuju Tanah Lot nampaknya saya banyak nyasar disana-sini, karena saya menjumpai banyak pantai yang belum pernah saya ketahui sebelumnya seperti pantai Canggu dan pantai Pererenan tetapi masih dalam satu garis pantai yang sama, dan ternyata masih masuk kawasan Badung Kuta Seminyak, seingat saya pantai Tanah Lot itu sudah masuk kawasan Tabanan, hingga sampailah saya yang mungkin utama ternyata jarak kesana memang masih jauh tetapi saya sudah belok lebih cepat dan tidak pada belokan yang seharusnya.
Pukul 12 siang akhirnya saya sampai di Tanah Lot, siang itu air cukup pasang tetapi tidak sampai membanjiri halaman pura yang terletak agak ke tengah laut sehingga kita masih dapat mendekat ke puranya tersebut, sepertinya tidak ada cerita yang berbeda disini, jalan-jalan tidak terlalu lama maka pukul 1 siang kembali bergerak lagi.
Pukul 2 siang saya sudah cukup bingung hendak kemana lagi untuk mengulur waktu hingga sempat kembali "nyasar" ke selatan dan melihat pantai Jimbaran, meski namanya cukup terkenal tapi baru saat itulah saya mengunjunginya, mungkin ketenarannya tidak sebanding sehingga baru saya lihat karena kawasan tersebut lebih terkenal dengan resto pinggir lautnya pada malam hari.
Pukul 3 sore saya mengembalikan motor tetapi cukup kaget saat mmelihat rental tidak ada pejaganya, saya hubungi dikartu nama yang tertera ternyata beliau sedang di Gilimanuk dan menitipkan saja kuncinya ke mini market seberang, yang saya bingungkan bagaimana kartu identitas yang ditahan, hingga dicari solusi dikirim via pos saja kata si bapak rental, cukup membuat pikiran saya ribet nampaknya, setelah itu berjalan kaki ke Mal Discovery untuk membuang waktu.
Saat kembali dan melewati rental tersebut ternyata sudah ada penjaganya meski orang lain dan saya tanyakan tentang kartu identitas, ternyata ada setelah di cek, sehingga tidak perlu ribet cerita kartu identitas yang tertinggal dengan kesengajaan yang tidak disengaja tersebut, pukul 5 sore saya sudah di airport dan bersiap kembali ke Jakarta sehingga berakhirlah trip 2 minggu saya :D