Sepertinya kegemaran membaca itu terjadi tanpa diduga-duga momentumnya, salah satunya bermula dari sini. Berikut ini adalah jejaknya, dimulai dari yang terbaru hingga mula-mula membaca "buku" sampai bawah. :)
"Perempuan"
(Belum dieksekusi)
"Sabtu Bersama Bapak"
(Belum dieksekusi)
"Negeri 5 Menara"
(Belum dieksekusi)
"Ayah"
"Turn ON The Radio"
Buku ini diangkut karena ketertarikan dengan temanya, karena dunia radio juga sempat saya nikmati dalam periode tertentu. Isinya seperti kesaksian dari pelakunya sebagi penyiar, seperti bernostalgia dan mengangkat kembali pengalaman dari sana. :D
"Lalita"
Buku yang diangkut karena nama penulis yang juga cukup dikenal. Agak berbeda dalam sajian tema yang diceritakan, tapi tidak ada yang terlalu menonjol. Sebagian cerita yang saya ingat adalah mengenai analogi bangunan candi Borobudur, dalam bahasan narasi di luar alur sang tokoh. :D
"Selingkuh"
Untuk pertama kalinya, tulisan dari penulis yang satu ini mulai membosankan. Sejak awal alurnya cenderung monoton, tidak ada lagi wejangan khas seperti di tulisan sebelumnya. Seperti pengertian umum, andai kita membaca tulisan seseorang, pastilah kita ingin tahu apa yang disampaikan, dengan berbagai macam kemasan yang digunakan, entah menggurui, memberi pelajaran, mendatangkan inspirasi atau sekadar menghibur dsb. Tapi di cerita ini semua itu tidak dapat saya tangkap, apa yang disampaikan jadi berbelit-belit sampai halaman akhir. :|
"Koala Kumal"
Buku yang diangkut karena ketenarannya sejak dulu, tapi baru judul ini yang menarik perhatian, alias edisi terkini. Pada akhirnya mulai dapat memetakan sebuah genre (kalau bukan membalikkannya), bahwa komedi pakai hati itu punya wujud lain, yaitu cerita normal biasa tapi selalu diselingi ice breaking, bagian itulah yang disebut putaran komedi. (betul gak?). Ceritanya cukup baik, tentang memasuki fase yang lain dari penulisnya sendiri. :D
"Eleven Minutes"
Buku yang "telat" diangkut, karena judulnya baru menyita perhatian belakangan. Cerita yang berporos pada esensinya, menutup mata dari tema yang sudah biasa dari negara asalnya (terjemahan). Alurnya cukup baik dengan penempatan maksud, serta memanfaatkan berbagai adegan sebagai lapangan tembaknya. :)
"Gelombang"
Buku yang diangkut setelah menihat kebesaran nama penulisnya. Kenalan pertama kali via cerita yang terbarunya ini. Kesan awal saya tidak menangkap apa yang ingin disampaikan, tapi dapat sudut pandang lain bahwa ceritanya itu cukup menghibur, hingga alurnya berjalan lancar sampai akhir. Untungnya tidak perlu ada adegan yang terlalu menggantung, seperti yang jadi ciri khas tulisan logi-logian aka pararel dengan episode lain. :D
"Relationshit"
Buku kedua dari penulis yang karya pertamanya cukup menarik, yang membuat tertawanya agak tertahan, mungkin itulah yang dimaksud komedi pakai hati jika disesuaikan dengan promosi saat review ini dituliskan. Mengandalkan alur tema dan rentetan waktu yang bebas, jadi di sini premis-nya lebih memegang peranan, idealnya gaya khas dari penulisnya sudah terbentuk dalam kategori personal literature-nya. :D
"Seperti dendam, rindu harus dibayar tuntas"
Buku dari seorang penulis yang namanya cukup dikenal oleh yang lain. Bahasanya mengalir bebas dengan alur yang serupa, tidak terikat akut dengan waktunya. Cerita tentang metafora bentuk fisik dari tubuh seseorang tentang reaksinya, tapi dibalut dengan sangat baik, bahkan hanya seperti pelengkapnya saja. :D
"Sunset bersama Rosie"
Buku dari seorang penulis yang namanya familiar, karena judul-judul bukunya segambreng kalau mengunjungi toko buku. Alur ceritanya cukup baik dengan pergerakannya, tapi kesan roman picisan remaja sangat terasa pada tokoh-tokoh dewasanya (atau semua romance harus seperti itu?). Keseimbangan penulisannya cukup baik, meski sudah dapat membedakan adegan-adegan pelengkap saja, yang sifatnya tidak masalah jika dilewatkan, penajaman insting cerita yang terkait dan lain sebagainya secara pribadi. :D
"In Bed with Model$"
Buku yang temanya memang agak miring, jalan idealnya memang tidak lurus-lurus saja. Ceritanya lebih kepada laporan riset secara tidak langsung,
membahas fenomena yang terselubung sewaktu tulisan itu diterbitkan pertama kali. Tokohnya membahas sumbernya langsung, entah sebagai "pemain" atau "pelatihnya". :D
"Re:"
Buku ini cerita yang menyelipkan riset kedalamnya. Sebagai tokoh pertama yang membahas tokoh utamanya sebagai "second striker". Membahas dunia miring dari sisi yang serupa namun tidak sama, termasuk singkapan catatan penulisnya pada bagian akhir, tentang kenyataannya. :)
"Manuskrip yang ditemukan di Accra"
Buku yang cukup menarik, yang mempergunakan kata sakti pada judulnya. Ceritanya cenderung bebas tanpa alur sama sekali, karena hanya sebuah pemahaman dan itu diuraikan secara langsung, sebagai suatu penyampaian yang baik, serupa tapi tidak sama dengan penjual kutipan-kutipan emas. :)
"Tuan Ken(tut)"
Buku yang terangkut dan diselesaikan dengan ide yang cukup baik. Cerita yang awalnya cukup konstan dan terasa menjadi begitu cepat pada bagian akhirnya, itulah alur yang terbangun secara kasat mata. :D
"Murjangkung"
Buku ini seperti judulnya merupakan kumpulan cerpen, idealnya tidak ada rantai kasat mata yang terhubung langsung. Tetapi ada tokoh yang namanya sama, hingga terbayang menjadi kesatuan yang utuh, tetapi dengan alur yang cenderung acak.
Bahasannya bercerita seperti dongeng dalam arti sebenarnya. :o
"Sang Penyihir dari Portobello"
Salah satu buku yang "terhenti" pada pembacaannya, karena ceritanya agak beda dan baru mengetahui ada model penulisan yang demikian. Cerita yang mengalir oleh karena kesaksian tokoh-tokohnya terhadap pemeran utamanya. Pada akhirnya alur yang terbangun dapat diterima dengan baik, masih dengan adegan aneh tapi tetap logis dari penulisnya. :o
"Kei"
Buku yang saya angkut karena tertarik dengan latarnya. Cerita yang dibalut ketika kerusuhan masa lampau terjadi di daerah Maluku. Pada periode ini semakin membedakan penutur dan cerita yang dibatasi oleh tanda bintang. Demikian paragraf yang tidak perlu berlebihan, cukup satu atau beberapa kalimat pendek. :D
"Iblis dan Miss Prym"
Buku yang cukup lama baru saya eksekusi, cerita tentang kedatangan orang asing pada satu daerah, di pegunungan Prancis yang berbatasan dengan negeri Spanyol. Alurnya cukup baik, menemukan permata dalam singkatnya waktu, sesuai khas dari penulisnya, yang dapat menggabungkan fiksi yang tidak wajar, atau adegan aneh dalam ceritanya. :D
"Dengarlah Nyanyian Angin"
Buku ini saya angkut karena dengar nama penulisnya yang dikatakan baik. Bahasanya sederhana untuk dipahami, tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah, tokoh utamanya bercerita apa? Jawabannya saya tangkap dalam tutur ceritanya sendiri, bercerita saja. :|
"Aleph"
Buku yang namanya cukup familiah di telinga, mungkin dari kuote2 yang berseliweran. Ceritanya berlatar dari moskow sampai ujung timur negara Rusia, perjalanan penulisnya yang menempuh jalur darat, menaiki kereta api. Menemukan kejutan dan cenderung stabil sepanjang halaman, karena kita hampir tahu endingnya bagaimana tetapi ingin mengetahui kejutan apa yang akan kita dapat sepanjang alur. Inilah salah satu yang akhirnya saya sadari tentang gaya penulisan yang tidak melulu harus naik tensinya sampai akhir. :D
"Normal is Boring"
Buku yang namanya cukup terkenal sampai ke telinga. Cukup penasaran dengan isinya yang memang berbeda, disampaikan dengan dinamis, cenderung bebas dalam memberi pesan. Mengingatkan saya pada materi kuliah "copywriter" karena dosennya energik dalam menampilkan slide presentasi yang atraktif. :o
"Bidadari Kelab Malam"
Buku yang saya angkut karena temanya agak berbeda dan menarik. Penyajiannya cukup sederhana dengan deskripsi yang cukup. Hingga imajinasi kita dapat berkembang dengan sendirinya, tidak harus mutlak mengikuti penutur cerita. Cerita yang saya anggap menutup semua celah atas plot yang terbuka, secara sederhana memberi solusi atas keadaan kekinian yang tidak ditutupi. :D
(Belum dieksekusi)
"Sabtu Bersama Bapak"
(Belum dieksekusi)
"Negeri 5 Menara"
(Belum dieksekusi)
"Critical Eleven"
Buku yang baru saya angkut setelah mendapat rekomendasi dari seorang teman. Mengangkat tema tertentu sebagi premis-nya dan tergolong "berat" untuk durasi di balik kerumitan yang sesungguhnya sederhana. Mengingatkan saya dengan sebuah teknik bercerita yang panjang (atau ngarol ngidul), serta sebagai masukan untuk diri sendiri. :D"Ayah"
Buku yang saya angkut karena baru terbit dari penulis yang (mungkin) berbeda kelas. Kesan awalnya tidak bisa ditangkap, karena alurnya cenderung acak. Apa karena sudah dapat kunci baru bisa ekplorasi? Awalnya saya juga penganut teknis bebas, salah satunya alur. Tapi belakangan jadi terkesan kurang rapih dan berantakan (Masukan juga untuk diri sendiri). Kesan berbelit-belit mendominasi alur cerita, kembali terjebak dengan kubangan "ngarol ngidul". :D
"Turn ON The Radio"
Buku ini diangkut karena ketertarikan dengan temanya, karena dunia radio juga sempat saya nikmati dalam periode tertentu. Isinya seperti kesaksian dari pelakunya sebagi penyiar, seperti bernostalgia dan mengangkat kembali pengalaman dari sana. :D
"Lalita"
Buku yang diangkut karena nama penulis yang juga cukup dikenal. Agak berbeda dalam sajian tema yang diceritakan, tapi tidak ada yang terlalu menonjol. Sebagian cerita yang saya ingat adalah mengenai analogi bangunan candi Borobudur, dalam bahasan narasi di luar alur sang tokoh. :D
"Selingkuh"
Untuk pertama kalinya, tulisan dari penulis yang satu ini mulai membosankan. Sejak awal alurnya cenderung monoton, tidak ada lagi wejangan khas seperti di tulisan sebelumnya. Seperti pengertian umum, andai kita membaca tulisan seseorang, pastilah kita ingin tahu apa yang disampaikan, dengan berbagai macam kemasan yang digunakan, entah menggurui, memberi pelajaran, mendatangkan inspirasi atau sekadar menghibur dsb. Tapi di cerita ini semua itu tidak dapat saya tangkap, apa yang disampaikan jadi berbelit-belit sampai halaman akhir. :|
"Koala Kumal"
Buku yang diangkut karena ketenarannya sejak dulu, tapi baru judul ini yang menarik perhatian, alias edisi terkini. Pada akhirnya mulai dapat memetakan sebuah genre (kalau bukan membalikkannya), bahwa komedi pakai hati itu punya wujud lain, yaitu cerita normal biasa tapi selalu diselingi ice breaking, bagian itulah yang disebut putaran komedi. (betul gak?). Ceritanya cukup baik, tentang memasuki fase yang lain dari penulisnya sendiri. :D
"Eleven Minutes"
Buku yang "telat" diangkut, karena judulnya baru menyita perhatian belakangan. Cerita yang berporos pada esensinya, menutup mata dari tema yang sudah biasa dari negara asalnya (terjemahan). Alurnya cukup baik dengan penempatan maksud, serta memanfaatkan berbagai adegan sebagai lapangan tembaknya. :)
"Gelombang"
Buku yang diangkut setelah menihat kebesaran nama penulisnya. Kenalan pertama kali via cerita yang terbarunya ini. Kesan awal saya tidak menangkap apa yang ingin disampaikan, tapi dapat sudut pandang lain bahwa ceritanya itu cukup menghibur, hingga alurnya berjalan lancar sampai akhir. Untungnya tidak perlu ada adegan yang terlalu menggantung, seperti yang jadi ciri khas tulisan logi-logian aka pararel dengan episode lain. :D
"Relationshit"
Buku kedua dari penulis yang karya pertamanya cukup menarik, yang membuat tertawanya agak tertahan, mungkin itulah yang dimaksud komedi pakai hati jika disesuaikan dengan promosi saat review ini dituliskan. Mengandalkan alur tema dan rentetan waktu yang bebas, jadi di sini premis-nya lebih memegang peranan, idealnya gaya khas dari penulisnya sudah terbentuk dalam kategori personal literature-nya. :D
"Seperti dendam, rindu harus dibayar tuntas"
Buku dari seorang penulis yang namanya cukup dikenal oleh yang lain. Bahasanya mengalir bebas dengan alur yang serupa, tidak terikat akut dengan waktunya. Cerita tentang metafora bentuk fisik dari tubuh seseorang tentang reaksinya, tapi dibalut dengan sangat baik, bahkan hanya seperti pelengkapnya saja. :D
"Sunset bersama Rosie"
Buku dari seorang penulis yang namanya familiar, karena judul-judul bukunya segambreng kalau mengunjungi toko buku. Alur ceritanya cukup baik dengan pergerakannya, tapi kesan roman picisan remaja sangat terasa pada tokoh-tokoh dewasanya (atau semua romance harus seperti itu?). Keseimbangan penulisannya cukup baik, meski sudah dapat membedakan adegan-adegan pelengkap saja, yang sifatnya tidak masalah jika dilewatkan, penajaman insting cerita yang terkait dan lain sebagainya secara pribadi. :D
"In Bed with Model$"
Buku yang temanya memang agak miring, jalan idealnya memang tidak lurus-lurus saja. Ceritanya lebih kepada laporan riset secara tidak langsung,
membahas fenomena yang terselubung sewaktu tulisan itu diterbitkan pertama kali. Tokohnya membahas sumbernya langsung, entah sebagai "pemain" atau "pelatihnya". :D
"Re:"
Buku ini cerita yang menyelipkan riset kedalamnya. Sebagai tokoh pertama yang membahas tokoh utamanya sebagai "second striker". Membahas dunia miring dari sisi yang serupa namun tidak sama, termasuk singkapan catatan penulisnya pada bagian akhir, tentang kenyataannya. :)
"Manuskrip yang ditemukan di Accra"
Buku yang cukup menarik, yang mempergunakan kata sakti pada judulnya. Ceritanya cenderung bebas tanpa alur sama sekali, karena hanya sebuah pemahaman dan itu diuraikan secara langsung, sebagai suatu penyampaian yang baik, serupa tapi tidak sama dengan penjual kutipan-kutipan emas. :)
"Tuan Ken(tut)"
Buku yang terangkut dan diselesaikan dengan ide yang cukup baik. Cerita yang awalnya cukup konstan dan terasa menjadi begitu cepat pada bagian akhirnya, itulah alur yang terbangun secara kasat mata. :D
"Murjangkung"
Buku ini seperti judulnya merupakan kumpulan cerpen, idealnya tidak ada rantai kasat mata yang terhubung langsung. Tetapi ada tokoh yang namanya sama, hingga terbayang menjadi kesatuan yang utuh, tetapi dengan alur yang cenderung acak.
Bahasannya bercerita seperti dongeng dalam arti sebenarnya. :o
"Sang Penyihir dari Portobello"
Salah satu buku yang "terhenti" pada pembacaannya, karena ceritanya agak beda dan baru mengetahui ada model penulisan yang demikian. Cerita yang mengalir oleh karena kesaksian tokoh-tokohnya terhadap pemeran utamanya. Pada akhirnya alur yang terbangun dapat diterima dengan baik, masih dengan adegan aneh tapi tetap logis dari penulisnya. :o
"Kei"
Buku yang saya angkut karena tertarik dengan latarnya. Cerita yang dibalut ketika kerusuhan masa lampau terjadi di daerah Maluku. Pada periode ini semakin membedakan penutur dan cerita yang dibatasi oleh tanda bintang. Demikian paragraf yang tidak perlu berlebihan, cukup satu atau beberapa kalimat pendek. :D
"Iblis dan Miss Prym"
Buku yang cukup lama baru saya eksekusi, cerita tentang kedatangan orang asing pada satu daerah, di pegunungan Prancis yang berbatasan dengan negeri Spanyol. Alurnya cukup baik, menemukan permata dalam singkatnya waktu, sesuai khas dari penulisnya, yang dapat menggabungkan fiksi yang tidak wajar, atau adegan aneh dalam ceritanya. :D
"Dengarlah Nyanyian Angin"
Buku ini saya angkut karena dengar nama penulisnya yang dikatakan baik. Bahasanya sederhana untuk dipahami, tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah, tokoh utamanya bercerita apa? Jawabannya saya tangkap dalam tutur ceritanya sendiri, bercerita saja. :|
"Aleph"
Buku yang namanya cukup familiah di telinga, mungkin dari kuote2 yang berseliweran. Ceritanya berlatar dari moskow sampai ujung timur negara Rusia, perjalanan penulisnya yang menempuh jalur darat, menaiki kereta api. Menemukan kejutan dan cenderung stabil sepanjang halaman, karena kita hampir tahu endingnya bagaimana tetapi ingin mengetahui kejutan apa yang akan kita dapat sepanjang alur. Inilah salah satu yang akhirnya saya sadari tentang gaya penulisan yang tidak melulu harus naik tensinya sampai akhir. :D
"Normal is Boring"
Buku yang namanya cukup terkenal sampai ke telinga. Cukup penasaran dengan isinya yang memang berbeda, disampaikan dengan dinamis, cenderung bebas dalam memberi pesan. Mengingatkan saya pada materi kuliah "copywriter" karena dosennya energik dalam menampilkan slide presentasi yang atraktif. :o
"Bidadari Kelab Malam"
Buku yang saya angkut karena temanya agak berbeda dan menarik. Penyajiannya cukup sederhana dengan deskripsi yang cukup. Hingga imajinasi kita dapat berkembang dengan sendirinya, tidak harus mutlak mengikuti penutur cerita. Cerita yang saya anggap menutup semua celah atas plot yang terbuka, secara sederhana memberi solusi atas keadaan kekinian yang tidak ditutupi. :D
"Skripshit"
Buku yang namanya cukup familiar di telinga. Alurnya baik diterima. Kenyataan yang pada akhirnya dinyatakan. Entah berupa kenyataan rekaan atau memang rekaan kenyataan. Sedikit kejutan diakhirannya. :D
"Dongeng Patah Hati"
Buku yang saya angkut karena ingin tahu, ada satu tulisan teman disana. Alurnya dikemas dalam cerita yang berbeda dengan permasalahan yang berbeda pula, pengaturannya sesuai porsi, mungkin memang itulah aturan yang berlaku pada etika tulis keroyokan, ada satu tujuan yang ditetapkan untuk disatukan. :o
"Winner Stands Alone"
Buku yang mulai membuka sudut pandang saya sendiri,
bahwa tokoh utama yang protagonis pun memang idealnya memiliki sisi gelap, tidak melulu menjadi pahlawan di setiap panggung sandiwaranya. Ceritanya berlatar belakang festival film di Prancis. :D
Buku yang namanya cukup familiar di telinga. Alurnya baik diterima. Kenyataan yang pada akhirnya dinyatakan. Entah berupa kenyataan rekaan atau memang rekaan kenyataan. Sedikit kejutan diakhirannya. :D
"Dongeng Patah Hati"
Buku yang saya angkut karena ingin tahu, ada satu tulisan teman disana. Alurnya dikemas dalam cerita yang berbeda dengan permasalahan yang berbeda pula, pengaturannya sesuai porsi, mungkin memang itulah aturan yang berlaku pada etika tulis keroyokan, ada satu tujuan yang ditetapkan untuk disatukan. :o
"Winner Stands Alone"
Buku yang mulai membuka sudut pandang saya sendiri,
bahwa tokoh utama yang protagonis pun memang idealnya memiliki sisi gelap, tidak melulu menjadi pahlawan di setiap panggung sandiwaranya. Ceritanya berlatar belakang festival film di Prancis. :D
"Koar-Koar Backpacker Gembel"
Lanjutan karya dari penulis yang dulunya self publish. Masih cerita seputar pengalaman perjalanan dari penulisnya. Jika membandingkannya dengan karya terdahulu, terlihat lebih struktur dan lebih terasa efek nge-cute ((kat) bukan (kiut)) karena jarak marginnya. :D
"Titik Nol"
Buku yang pada awalnya juga serupa, agak terhenti pembacaannya mungkin karena ketebalannya membuat malas, tapi akhirnya berlanjut dan selesai. Alurnya cukup baik membentang dan tidak terikat oleh tanggal dan waktu, bercerita tentang keadaan sekelilingnya secara jelas, yang mungkin dimaksud oleh penulisnya bermakna. Latarnya adalah dari negeri Cina Tibet dan overland sampai ke Pakistan, dengan selingannya di tanah air dalam balutan perbincangan tokoh dengan orang tuanya. :D
Lanjutan karya dari penulis yang dulunya self publish. Masih cerita seputar pengalaman perjalanan dari penulisnya. Jika membandingkannya dengan karya terdahulu, terlihat lebih struktur dan lebih terasa efek nge-cute ((kat) bukan (kiut)) karena jarak marginnya. :D
"Titik Nol"
Buku yang pada awalnya juga serupa, agak terhenti pembacaannya mungkin karena ketebalannya membuat malas, tapi akhirnya berlanjut dan selesai. Alurnya cukup baik membentang dan tidak terikat oleh tanggal dan waktu, bercerita tentang keadaan sekelilingnya secara jelas, yang mungkin dimaksud oleh penulisnya bermakna. Latarnya adalah dari negeri Cina Tibet dan overland sampai ke Pakistan, dengan selingannya di tanah air dalam balutan perbincangan tokoh dengan orang tuanya. :D
"Rin Tin Tin"
Buku yang cukup berat dibaca, karena diketahui belakangan merupakan sebuah memoar, dari seekor anjing yang punya sejarah pada masanya. Sempat terhenti selama beberapa lama, bahkan sempat malas melanjutkannya pada bagian pertigaan awal. Alurnya hanya sekadar bercerita dan cenderung membosankan. Tentang tokoh dan anjingnya yang menjadi bintang film, sampai kematiannya digantikan oleh anjing lain sebagai penerusnya. :|
"The Lovely Bones"
(Belum dieksekusi)
"Papap, I Love You"
Buku yang terangkut karena memang tertarik dengan blurbnya. Latarnya hanya di Jakarta saja. Alur ceritanya lumayan. Pesannya dapat, itu yang penting. Dari sini saya mulai memahami, semua karakter dapat "bermain" entah prota atau antagonis. :D
Buku yang cukup berat dibaca, karena diketahui belakangan merupakan sebuah memoar, dari seekor anjing yang punya sejarah pada masanya. Sempat terhenti selama beberapa lama, bahkan sempat malas melanjutkannya pada bagian pertigaan awal. Alurnya hanya sekadar bercerita dan cenderung membosankan. Tentang tokoh dan anjingnya yang menjadi bintang film, sampai kematiannya digantikan oleh anjing lain sebagai penerusnya. :|
"The Lovely Bones"
(Belum dieksekusi)
"Papap, I Love You"
Buku yang terangkut karena memang tertarik dengan blurbnya. Latarnya hanya di Jakarta saja. Alur ceritanya lumayan. Pesannya dapat, itu yang penting. Dari sini saya mulai memahami, semua karakter dapat "bermain" entah prota atau antagonis. :D
"The Zahir"
Buku yang terangkut seketika karena pengaruh diskon. Latar belakangnya di Prancis dan daerah Asia kecil. Alur ceritanya cenderung agak ribet, tapi lumayan. Tidak melulu drama. Sedikit pencerahan didalamnya tentang cinta. :D
"Dear John"
Kejadiannya sama, diangkut tanpa rencana karena diskonan. Latar belakangnya di Amerika dan sedikit ke Asia karena perang. Alurnya ceritanya cukup lumayan untuk sebuah kenyataan yang tidak boleh dilupakan. :D
Buku yang terangkut seketika karena pengaruh diskon. Latar belakangnya di Prancis dan daerah Asia kecil. Alur ceritanya cenderung agak ribet, tapi lumayan. Tidak melulu drama. Sedikit pencerahan didalamnya tentang cinta. :D
"Dear John"
Kejadiannya sama, diangkut tanpa rencana karena diskonan. Latar belakangnya di Amerika dan sedikit ke Asia karena perang. Alurnya ceritanya cukup lumayan untuk sebuah kenyataan yang tidak boleh dilupakan. :D
"Harmoni"
Buku yang ditulis oleh dua penulis, kemudian baru mengetahui didalamnya terdapat dua cerita yang berlainan. Alurnya bercerita seputar romansa yang umum. Akhiran dari kedua ceritanya seperti masih membicarakan kenyataan dan keikhlasan pada umumnya. :o
"Chemistry cinta di Wakatobi"
Buku pertama yang terangkut karena latar belakang tempatnya. Mengambil tempat cerita di Bogor, Jakarta serta kabupaten Wakatobi. Alur cerita didalamnya menceritakan bumbu romansa tentang chemistry yang seakan mengajak kita untuk mencari kenyataan tentang itu, akhirannya terbilang juga agak kebetulan tetapi tidak keluar didalam tema utama yang mengangkat chemistry cinta. :D
"Till we meet again"
Buku yang berlatar belakang di Wina Austria dengan Indonesia sebagai pembuka. Alur didalamnya kita seperti melihat kenyataan yang terhambat oleh sebuat ketidaknyataan karena memang belum dinyatakan, masih cerita romansa pada umumnya. :o
"Rumah di Seribu Ombak"
Buku yang semakin menajamkan cerita fiksi yang ternyata menyenangkan. Berlatar belakang kehidupan di Singaraja Bali. Alurnya mengajarkan kita tentang nilai suatu perbedaan dan persahabatan, ada juga secara singkat romansa yang kuat. Akhirannya tidak seperti kebanyakan cerita, menurut penulisnya supaya tidak terlalu "Mainstream" atau umum. :D
"Sang Alkemis"
Buku novel terjemahan pertama diangkut. Berlatar belakang sepanjang daratan Spanyol hingga Mesir. Alur cerita yang cenderung terlihat sangat sederhana tetapi seperti banyak memberikan pesan yang tidak sesederhana ceritanya. Akhirannya kita seperti melihat suatu kenyataan baru. :)
"5 cm"
Buku pertama yang membuat saya tertarik akan cerita fiksi. Latar Jakarta hingga ke gunung Semeru di Jawa Timur. Alur didalamnya kita diajak menyelami tentang nilai suatu persahabatan, romansa tidak tertinggal dengan akhiran yang saya rasa dibuat serba kebetulan, tetapi memang tidak menutup kemungkinan didalam kenyataannya itu sendiri, serta memaknai tentang menerima suatu kenyataan. :D
"Ruang Temu"
Buku pertama yang saya bawa pulang ke rumah untuk kategori cerita fiksi. Latar belakang kota Bandung dan Soreang. Alur cerita didalamnya seperti mengajak hanyut dalam ketidaknyataan fiksi itu sendiri oleh penulisnya, dengan akhiran yang seakan menyadarkan kita akan kenyataan. :D
"Then i hate you so"
Pasangan dari buku yang berbarengan saya bawa pulang karena tertarik ditempat ketika membaca bagian blurb. Latar belakang sepanjang negeri Jepang dan Korea. Alurnya bercerita tentang dendam, terlihat jelas dari judulnya dengan akhiran yang cukup menyatakan tentang sebuah kenyataan, tambahan lagi ini masih satu-satunya buku yang terbaca keseluruhan dalam satu hari saja. :D
"Whatever I'm Backpacker"
Buku ini sebelum minat baca belum menampakkan wujudnya. Jadi lebih kepada bentuk penghargaan dan apresiasi. Isinya yang padat, temanya tentang cerita perjalanan penulisnya. Cikal bakal pertama dari pengetahuan tentang buku indie atau self publish. Sedikit meletakkan dasar juga dari munculnya self private. :D