Kamis, 28 Juni 2012

Berniat (beli) Niat


Membeli? Rasanya kita tidak asing dengan kata yang satu ini, di mana hampir pasti kita pernah melakukannya dengan berbagai tujuan, entah membeli yang didasari kebutuhan, keinginan, serta berbagai tujuan lain yang beragam. Meski kita pernah melakukan kegiatan tersebut, pernah tidak kita merasa saat membelinya seperti ada yang beda, kepuasan yang kita rasakan sangat berbeda dengan puas pada umumnya.



Saya mencoba menggambarkan perasaan yang sangat beda tersebut, sebagai kepuasan yang kita minati. Mengingat peristiwa ketika membeli kaset tape pertama kali pada tahun (1998). Saya membeli dua kaset dari kelompok musik Base Jam seharga 8rb, dan /rif seharga 11rb. Saat itu saya merasa puas memiliki kaset dari lagu yang disukai, nampaknya saya membeli dengan "hati" jika diibaratkan orang jaman sekarang :)

Ada proses yang dilalui sebelum saat membelinya, yaitu saya mulai menyukai karya musik dari beberapa musisi kita yang cukup enak didengar. Namun karena masih sekolah dan saat itu duduk di tingkat pertama sekolah menengah pertama, maka untuk kegiatan membeli masih sangat terbatas karena belum ada uang Xp.

Detik-detik pembelian kaset tersebut juga terbilang tidak terduga, di mana lagu yang saya sukai tersebut beredar pada tahun (1997), sudah jarang diputar di televisi atau radio. Menunggu waktu yang tepat untuk merekam kedalam kaset andai diputar radio, tetapi lagu tersebut hilang. Sampai pada suatu hari di pertengahan tahun (1998) sebuah acara request musik di televisi menampilkan beberapa lagu yang akan diputar, lagu Base Jam yang berjudul "Jatuh Cinta" termasuk salah satu diantaranya. Saya sudah menyiapkan kertas untuk menulis sedikit liriknya, tetapi hari tersebut nampaknya tidak diputar, sehingga ada kekecewaan yang datang karena sudah menunggu sampai acara selesai. Sepertinya baru mengingat, saya melakukan apa yang menjadi kelakukan anak remaja zaman sekarang, yang menggandrungi musisi favoritnya :p.

Sore harinya kebetulan saya diajak ke salah satu plaza yang tidak besar, di sana ada penjual kaset yang hanya bermodalkan lemari kaca dan tape dengan speaker besar. Saya dekati ternyata melihat kaset tersebut, yang saya lupa bagaimana tetapi langsung membelinya dengan tambahan kaset lain yang lagunya juga enak. Saya belum pernah membeli kaset yg dikeluarkan oleh musisi yang menjadi kegemaran sebelumnya. Pengalaman membeli kaset perdana memang cukup berbeda, akhirnya saya memiliki kaset dalam benak. Meski keesokannya lagu tersebut di putar di acara musik tadi, tetapi saya sudah sangat puas dengan memiliki kaset yang bisa dimainkan kapan saja. Dalam albumnya sendiri terdapat tiga lagu paling enak menurut saya yaitu Jatuh Cinta, Rindu, dan Pantai, selebihnya biasa saja :D.

Belum lama ini saya juga membeli suatu barang, yang rasa puas saat membelinya persis ketika pertama kali membeli kaset pertama. Masih tetap dilalui oleh suatu proses saat mulai suka membaca karya tulisan orang lain, berupa buku dalam bentuk garis besar yang sama, yaitu menceritakan pengalaman nyata atau disamarkan. Belakangan diketahui banyak model penulisan, dan saya sendiri kurang mengerti jenis apa yang menjadi kegemaran saya, umumnya alur cerita ikut memengaruhi ketertarikan saat mencoba mengintip cerita.

Selama beberapa minggu sebuah proses berjalan, selain kegemaran lama yang coba saya lakukan kembali, yaitu membaca. Menyempatkan waktu mampir ke toko buku, supaya kalau kata orang otak jangan dibiarkan tertidur, maka membaca adalah salah satu kegiatan untuk menjaganya (otak) supaya tidak terlelap tidur. Juga ketika mem-follow satu sosok terkenal dalam dunia travelling yang dikenal sebagai Trinity, sosok itu selalu mem-promosikan mengenai bukunya terus menerus, sehingga secara tidak sadar saya juga agak penasaran dengan buku yang ditulis olehnya, mungkin inilah kekuatan iklan yang diedarkan secara konsisten :D.

Mengenai penulis ini tidak banyak yang saya ketahui, karena baru beberapa minggu "aktif" membaca kembali. Kali ini saya juga memperhatikan siapa penulisnya, berbeda dengan dahulu yang tidak mempedulikan siapa yang menulis, karena berfokus pada isinya saja.
Sosok pertama yang menarik saya adalah penulis yang mungkin berasal dari Amerika Latin yaitu Paulo Coelho, disetiap tulisannya mudah diresapi dan banyak hikmat yang bisa didapat dari setiap petikan kalimatnya.

Proses lainnya adalah ketika saya mulai memperhatikan suatu kelompok musik, bernama "Homogenic" yang mulai tampil dengan tampilan yang berbeda. Beberapa anggota pemain alat musiknya juga diperkenalkan disamping anggota utama, kebetulan salah satu anggotanya cukup menyita perhatian, di zaman internet seperti sekarang tidak sulit untuk mencari informasinya. Satu sosok tersebut ternyata juga berprofesi sebagai penulis, yang secara tidak sadar seperti mengaitkan kegemaran lain yang mulai saya rasaka,  yaitu membaca buku yang sudah barang tentu ditulis oleh penulis.

Anggota kelompok musik yang juga penulis tersebut bernama Maradilla Syachridar, yang kebetulan baru saja akan mengeluarkan buku terbarunya. Mengenai buku ini saya sempat berbincang dengan teman yang bekerja sebagai wartawan majalah, dikatakan karya penulis berupa buku jangan di"bajak" karena mereka tidak seperti musisi, yang masih ada pekerjaan sampingan dengan konser misalnya.

Beberapa waktu lalu saya sempat juga merasakan imbas dari teknologi, banyak yang membuat buku ke dalam format digital seperti (PDF) yang dikenal dengan istilah E-Book. Saya juga pernah membeli E-Book tentang kesehatan yang mengupas kebohongan HIV-AIDS yang ditakuti tersebut, serta mendapatkan pencerahan baru dalam memandangnya. Proses pembeliannya dengan mentransfer uang dan file buku digital (PDF) dikirimkan melalui E-Mail. Pada perkembangannya membuat buku konvensial menjadi digital terus berlangsung, menggunakan format yang lebih sulit untuk di"bajak" yaitu dengan format (EPUB), meski pada dasarnya akal "pembongkar" selalu lebih pintar karena bisa saja dicari celahnya.


Mengenai buku bajakan ini juga ditentang oleh sosok travelling Trinity yang saya ikuti, bahwa lebih baik meminjam atau baca di taman bacaan ketimbang membeli buku bajakan.
Belakangan saya juga mulai membedakan antara membajak dengan membagi, suatu pembajakan dapat dikatakan kegiatan mengambil untung secara tidak benar atau melanggar hukum, sementara para pembagi tidak mengambil keuntungan secara langsung. Perbedaannya memang sangat tipis, tetapi sudah lain di dalam tujuan berperilakunya.

Oke, balik lagi ke alur cerita, saya jadi agak penasaran pada awalnya dengan karya dari Maradilla Syachridar ini, yang pada satu kesempatan mencoba mendatangi toko buku dan berhasil menemukan bukunya yang baru saja terbit. Hendak membacanya terlebih dahulu namun semuanya masih tersegel dengan rapih. Jika sudah ada yang terbuka maka tentu akan melihat isinya dahulu apakah menarik atau tidak. Tetapi saya coba melihat kalimat persuasif di bagian belakang buku, ceritanya seperti agak lain di dalam mengemas kata cinta, mungkin juga dipengaruhi oleh hubungannya dengan kelompok musik yang saya gemari.

Pada akhirnya saya membeli buku tersebut, berjudul "Ruang Temu" serta ada buku lain yang juga saya beli, ingin membacanya mengisi waktu luang. Buku keduaa dalah karya dari Andry Setiawan berjudul "Then I Hate You So", berlatar belakang kejadian bencana tsunami Jepang yang lalu.

Saat ke kasir dan membawa pulang kedua buku tersebut, saya seperti mengingat kembali saat pertama kali membeli kaset dulu. Kebetulan juga yang saya beli dua kaset, mungkin pengalaman itu bisa saya sejajarkan, sebagai niat yang tidak terduga mengenai kegemaran saya. :)