Minggu, 13 Desember 2015

Salah?



Apakah kita pernah berbuat salah?

Pastinya sebagian besar dari kita pernah melakukannya. Andai seumur hidup bebas dari kesalahan, sangat luar biasa sekali pembawaan orang tersebut, apalagi sejak masih bocah sudah merasa selalu benar. :P

Kata Salah itu lawan dari kata Benar, pengertiannya itu sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan, hingga identik dengan sebuah kekeliruan. Dipastikan ada sebuah ukuran yang digunakan, misalnya kita harus meminta jika menginginkan sesuatu, atau kita harus berkata andai hendak mengucapkan sesuatu, lalu kita harus berjalan jika ingin sampai di depan.

Minggu, 29 November 2015

Pesan (Dalam) Lirik




Suka mendengar lagu? Saya pernah mengangkatnya di sini, tentang melodi yang bisa memengaruhi emosi manusia. Sebuah karya yang cukup unik, sebagai salah satu kebutuhan mendasar.

Pasti kita pernah mendapati dan suka dengan satu lagu, apa yang mendasari alasannya? Jawabannya hanya dua, salah satunya karena lagunya memang enak didengar dan sesuai selera. Kadang ada yang hanya suka lagu, hingga tidak memerhatikan liriknya, terlebih jika dinyanyikan dalam bahasa asing. Misalnya dalam acara berbahagia, karena suka sama alunan melodi, mereka memutarkan lagu yang artinya patah hati, sudah banyak cerita sejenis yang berseliweran dari jaringan internet ini. Tentunya itu pilihan mereka, serta hak kita untuk berkomentar, tapi tetap saja pada intinya membuat mereka senang. Xp

Sabtu, 07 November 2015

Dongeng Tetangga



Saya ingin membuat dongeng dalam studi kasus, biar mudah dipahami karena aslinya itu seperti benang kusut.... :P

Alkisah pada dahulu kala ada satu bangsa di Timur Tengah, dari awalnya menetap di tanah seberang, hingga bergerak ke suatu daerah baru untuk menetap (lagi) dan tinggal, sebelum terpecah dan bubar (lagi), terus akhirnya menyatu (lagi) di kemudian hari.

Sabtu, 27 Juni 2015

Bintang Jatuh (Cahaya Kuadrat)

http://stress.lovetoknow.com


Untuk topik ini baru terpikir oleh saya belum lama, sewaktu camping "sendiri" di Telaga Bodas pertengahan bulan ini. Postingan kali ini tidak akan saya bahas mengenai catatan perjalanannya, tapi mengangkat sisi lain yang menemani kala itu, menyesuaikan diri dengan keadaan.

Pertanyaan saya mengenai fenomena Bintang Jatuh itu mengemuka dalam sekejap, saat merasa iseng sendiri. Rasa was-was karena bermalam soliter dalam arti sebenarnya, hingga melihat atap dunia di langit yang luas itu. Titik-titik putih yang bertebaran di angkasa, yang konon katanya merupakan "matahari" dari galaksi lain, terlihat kecil oleh karena jaraknya yang sangat jauh.

Senin, 08 Juni 2015

Jalan dan "Jalan"




Kalau dihitung-hitung dari durasi, belum genap lima tahun saya mulai suka jalan-jalan. Sudah cukup lama tapi waktu bersihnya tidak sepanjang itu, karena jumlah nett hari yang dihabiskan untuk trip, mungkin hanya beberapa bulan saja. :D

Awalnya juga bukan karena langsung coba untuk jalan, tapi menyiapkan karpet merah untuk kegiatan jalan-jalan tersebut disini, dalam hal itu tiket pesawat. Dalam bayangan saya, untuk trip harus yang cukup jauh, luar kota, luar pulau, atau luar negeri. Belakangan keadaannya berbalik, saya jadi malas jalan jauh, karena jarak dekat juga ada tujuan lain yang tidak kalah menarik. :)

Kamis, 28 Mei 2015

(titik) Batas Jalan


Kata yang dijadikan judul ini cukup unik, karena keberadaannya antara diinginkan atau tidak. Bagi pasukan optimis, kata batas itu harus dilewati, bahasa kerennya harus melampaui titik tersebut. Tidak salah memang, karena pada dasarnya manusia dituntut demikian, untuk mengalahkan "batas" palsu dalam dirinya, untuk sampai kepada batasan alami yang lebih benar, kalau tidak pernah mencoba bagaimana akan tahu?

Untuk batasan kali ini, saya akan membuka titik tersebut, bukan dalam arti dapat dilewati dengan berani, melainkan menjadi "putar balik" dalam arahnya, alias berhenti. Dikaitkan dengan perjalanan yang (masih) punya banyak cerita, pada beberapa tempat di waktu yang berbeda. :D

Selasa, 28 April 2015

eksplore Puncak Gede ( Turun Gunung )




Sengaja hanya cerita bagian terakhirnya, alias waktu sesi pulang. Oleh karena hitung2an di atas kertas ternyata harus disesuaikan dengan keadaan. Plus kejadian yang tidak diduga dan sudah diantisipasi akhirnya menimpa kami (saya dan satu teman).

Cerita di mulai saat kami akan pulang dari perkemahan, berlokasi di alun-alun Surya Kencana. Setelah beristirahat dengan cerita yang (lebih) seru dalam tanda kutip, satu hari sebelumnya.

"Di sini ada ojek atau angkutan umum tidak yah? Kalau ada lebih baik bayar saja, sudah cape kalau harus jalan lagi" gerutu satu teman saya, setelah yang bersangkutan mengalami kejadian apes dan belum sepenuhnya recovery di hari itu. Tapi katanya sudah lebih baik ketimbang kemarin sore.

Kamis, 19 Maret 2015

Bukan Sekadar (tips) Menulis



Sebetulnya jadi terlihat percaya diri andai saya menulis ini, kemudian sampai mempublikasikannya. Tapi tidak ada salahnya berbagi, kebetulan saya sampai ada pada titik ini karena kesediaan beberapa orang dalam berbagi. :)

Rabu, 11 Maret 2015

Menangkap Waktu (via cahaya)



Melukis dengan Cahaya, wih keren banget kalimatnya, terasa oke dan berkelas. Aktifitas itu digunakan oleh para pengabdi momentum yang menangkap sesuatu, termasuk waktu. Menangkap waktu? Memangnya bisa? Sangat bisa, karena kita hidup pada zaman keemasannya.

Waktu yang di "Pause" atau dipotong seketika, kita semua pasti pernah melakukannya, sangat murah untuk didapatkan. Bahkan karena sangat mudahnya, hal itu sampai menjadi tidak begitu penting lagi, dan agak luput diperhatikan dalam posisinya. Seperti kegiatan naik kendaraan atau nonton televisi yang sudah sangat biasa. Apa itu?

Jumat, 16 Januari 2015

trip Ciherang Puncak Dua


Saat mendengar infonya kemarin, saya langsung penasaran dengan jalan alternatif puncak yang lewat jalur belakang. Peta google maps ikut menuntun persiapan, sekaligus langsung berangkat pada hari kedua di tahun ini.

Karena sudah terbiasa memacu kuda besi di sepanjang jalur non-tol Bogor (arah Jakarta), perjalanan jadi terasa santai. Hendak "memotong" jadi sekali2nya lewat dari arah yang berlawanan. Lewat Depok Margonda, kemudian belok kiri untuk masuk jalan utamanya. Hanya tinggal lurus terus dengan patokan menaiki jembatan di Cibinong, lalu berbelok untuk sampai di Citeureup tidak lama kemudian.

Jumat, 09 Januari 2015

Daftar Judul (Buku)


Ketika sampai akhir, dari mana semuanya bermula? Jawabannya tentu awal.

Suatu awalan merupakan langkah pertama, sebelum ke langkah berikutnya.
Berikut ini adalah karya yang akhirnya "lahir" dalam bentuk halaman buku. 
Dilepas ke umum karena sudah "cukup".
Bermula dari terbaru di atas, sampai terdahulu di bawah. :)