Kamis, 19 Mei 2022

Fenomena Alam


Kali ini saya ingin mendongeng tentang peristiwa khusus, apaan tuh? Pastinya banyak di antara kita sering dengar kata sesuai judul. Sebuah kejadian yang terjadi di sekitar, pada utamanya di bumi kita sebagai pusat alam yang kita tinggali.  Sebaliknya jika sudah keluar bumi, maka alam itu bukan lagi sekadar alam biasa, tapi sudah masuk alam dunia luar, satu istilah dari saya sendiri. Xp 

Fenomena Alam terbaru yang kita saksikan pada masa kini, adalah sebuah bencana yang cukup ditakuti dan baru bisa dideteksi. Yaitu tentang naiknya air laut ke daratan yang disebut tsunami, oleh karena imbas gempa di dalam laut. Kemajuan teknologi sekarang juga patut kita apresiasi, kenapa? Karena untuk kita dapat berjaga-jaga, serta mengantisipasi fenomena alam yang akan datang.

Apakah sebuah fenomena alam itu buruk? Sebetulnya tidak seluruhnya buruk. Menjadi tidak baik apabila menimbulkan korban jiwa, atau kerugian material dari kaum manusia, karena sifatnya yang merusak dalam tanda kutip, hingga disebut bencana alam.  Termasuk juga erupsi gunung berapi, karena keluarnya lahar dan abu vulkanik.

Fenomena alam ada juga yang tidak buruk, bahkan dikagumi banyak orang, misalnya peristiwa gerhana bulan atau matahari. Peredaran kedua benda angkasa ini tentu sangat penting, sebagai penopang kehidupan kita sebagai mahkluk hidup. Pada zaman ini kemajuan teknologi juga bisa memprediksi fenomena tersebut, hingga banyak dari kita menantikan detik-detik istimewa tersebut secara akurat. :))

Peristiwa gerhana dan erupsi gunung berapi rupanya sudah lama kita ketahui, sedangkan untuk tsunami itu memang belum terlalu lama. Kenapa? Karena baru di abad ke dua puluh satu mulai "ditemukan", berawal dari pemetaan ilmu pengetahuan. Kemudian apakah ada fenomena alam lainnya? Untuk di dunia luar (angkasa) pasti sangat banyak, sedangkan untuk di dalam bumi masih agak jarang. Nah kejadian yang ada di dalam dunia inilah yang ingin kita kupas sedikit, berangkat dari catatan sejarah yang tertulis. 

Pertama yang agak ilmiah dan sudah diketahui banyak orang (mungkin tidak semua). Tapi fenomena alam itu baru saya ketahui, sebagai manusia yang hidup di negeri khatulistiwa. Bentuk bumi yang bulat seperti bola, akan membagi-bagi wilayah menjadi beberapa bagian iklim. Salah satunya iklim Tropis di bagian khatulistiwa yang letaknya berada di tengah-tengah bumi. Kemudian semakin naik dan turun, maka akan ada perbedaan, misalnya di ujung iklim Tropis terdapat iklim Subtropis. Kemudian semakin naik dan turun, baik sisi utara dan selatan akan disebut iklim Sedang. Terakhir adalah iklim Kutub yang sudah berada di bagian ujung dari bola bumi.

Kemudian salah satu keunikannya tentang durasi siang dan malam. Ternyata untuk kawasan Subtropis dan Sedang, peredaran matahari dipengaruhi musim yang berjalan. Misalnya ketika sedang musim panas, maka di daerah Subtropis matahari baru tenggelam di atas jam 8 malam, kemudian mulai terbit lagi sebelum jam 4 pagi. Pengalaman unik itu saya dapat ketika melakukan perjalanan wisata ziarah ke Timur Tengah, sudah diceritakan secara singkat di sini.

Pengalaman ke Timur Tengah itu sangat menarik, karena pertama kalinya keluar dari zona wilayah Tropis menuju Subtropis. Pastinya keadaan di wilayah iklim Sedang akan semakin berbeda, karena semakin menjauhi khatulistiwa, mungkin saja matahari baru akan menghilang di atas jam 9 malam. Atau pada negara-negara yang mendekati wilayah Kutub, diceritakan matahari akan menghilang di atas jam 10 malam, kemudian akan terbit kembali pukul 2 pagi dan seterusnya, semakin panjang hingga ke wilayah Kutub, andai sedang musim panas.
Musim Panas - Matahari di utara lebih luas (panjang)

Bagaimana jika musim dingin? Keadaannya akan berbalik. Matahari mungkin akan tenggelam lebih cepat, untuk kawasan Subtropis misalnya pukul 4 sore sudah menuju gelap, kemudian baru akan terbit lagi pada pukul 8 pagi ke atas. Hingga saya mulai ketahui cerita yang lebih tajam, mengenai fenomena alam yang sesungguhnya normal bagi penduduknya, tapi menjadi istimewa bagi penduduk di belahan bumi yang lain.

Cerita tajamnya itu berlaku pada wilayah Kutub, atau yang berada di lingkaran kutub di ujung bumi. Di sana matahari bukan lagi tenggelam dan terbit, tapi akan terbit dan tenggelam satu kali dalam satu tahun. Serius? Memang demikian. Misalnya ketika musim panas, maka matahari akan terbit dan beredar selama 6 bulan, kemudian tenggelam selama 6 bulan juga. Kejadian itu berlaku secara beriringan antara kutub utara dan selatan, jika di utara sedang terang enam bulan, maka di selatan sedang gelap dengan durasi yang sama. Fenomena itu dikenal dengan sebutan Midnight Sun dan Polar Night.

Kenapa bisa begitu? Karena peredaran bumi sendiri di dalam ruang angkasa ini. Bumi berputar dalam rotasi selama 24 jam, hingga ada siang dan malam. Kemudian secara bersamaan bumi juga mengelilingi matahari, durasinya itu setahun, hingga kita mengenal musim-musim yang berganti. Kemudian posisi bumi sendiri agak miring beberapa derajat, hingga dalam satu putaran, khusus daerah Kutub, sebagian bisa kena terang matahari hampir seluruhnya, sementara di kutub berlawanan tidak tersentuh hampir di semua wilayah.

padamu.net


Pemetaan peredaran bumi mengelilingi matahari bentuknya agak melonjong (elips). Konon pertama kali ditemukan oleh ilmuan bernama Hypatia di Agora Alexandria, tapi belum sempat dituliskan secara jelas. Hingga tokoh bernama Galileo menyempurnakan penemuan tersebut. Mungkin serupa dengan cerita Colombus yang pertama kali menemukan benua Amerika, tapi yang menuliskan secara jelas adalah Amerigo, hingga nama terakhir yang diabadikan sebagai nama benua tersebut.

Beberapa kejadian alam yang di atas tadi termasuk normal, karena terjadi rutin di setiap musimnya. Tapi mungkin saja belum semuanya tahu, termasuk saya salah satunya, tentang peredaran matahari bisa lebih panjang di wilayah iklim Subtropis, Sedang dan Kutub. Secara alamiah kejadian itu terus berulang di setiap tahun dan musim, jadi memang sudah dapat diperkirakan secara umum.

Kemudian di bagian kedua ini kita akan kupas tentang fenomena alam yang tidak biasa, atau tidak normal, karena terjadi di luar jadwal rutin tahunan sebagai musim-musim yang berjalan. Beberapa kejadian itu tertulis sebagai suatu sejarah, cukup aneh dan tidak bisa diterima logika, karena sifatnya yang berada di luar jangkauan "jadwal rutin tahunan" tersebut. Pada saat logika (fisika) sudah tidak masuk, jadinya sesuatu di atas logika (metafisika) berlaku, atau dari seorang ahli dikatakan sebuah logika itu berlaku relatif khusus.

Salah satunya yang cukup penting, adalah tentang sejarah bencana kekeringan di Mesir. Diceritakan pada mulanya terdapat 7 tahun musim panen, kemudian berganti menjadi 7 tahun musim panas, hingga imbasnya di wilayah sana menjadi kering kerontang, terjadi kelaparan di sana. Jika keadaannya demikian, maka ada anomali musim dan peredaran bumi, hingga mengalami "gangguan" khusus. Kenapa tuh? Karena revolusi bumi mengelilingi matahari yang seharusnya setahun, jadi melambat selama 14 tahun. Kog bisa? Yah bisa saja, dimungkinkan ada sesuatu yang lebih besar di luar angkasa sana, hingga berpengaruh pada siklus bumi kita.

Kemudian hasilnya masih bisa kita lihat sampai sekarang. Daerah Mesir dan seluruh bagian benua utara Afrika hingga ke Timur Tengah, menjadi gurun pasir terluas di dunia. Mungkin saja awal mulanya terjadi dari cerita Yusuf tersebut, ketika musim panas berlangsung sangat panjang, dari seharusnya 6 bulan menjadi 7 tahun. Bisa dibayangkan? Musim kering yang lebih panjang beberapa bulan saja sudah buat kerepotan, apalagi jika bertahun-tahun, pasti akan sangat besar pengaruhnya.

Kemudian cerita tentang tokoh Josua yang menahan matahari, konon hanya beberapa jam saja selama peperangan. Kalau begitu artinya rotasi bumi yang 24 jam juga mengalami anomali, atau disebut "gangguan" khusus. Tapi hanya beberapa jam saja, durasinya hanya untuk peperangan saja, berlangsung selama beberapa jam lebih panjang, hingga kemenangan akhirnya diraih.

Anomali rotasi bumi yang berhenti beberapa jam memang tidak terlalu terasa. Berbeda dengan sebuah cerita legenda yang berasal dari pulau Jawa, tentang munculnya Lintang Kemukus dan lamanya tujuh malam. Untuk catatan ini masih belum jelas, apakah akan selalu terlihat selama tujuh malam, atau tujuh malam tanpa siang hari, ketika bumi berhenti berputar sejenak.

(Tema Utama = Rotasi Bumi Berhenti)
Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika rotasi bumi berhenti? Tujuh hari atau tiga hari? Artinya matahari akan diam di posisinya, sementara di belahan bumi yang lain akan mengalami malam panjang. Dari sisi ilmiah dikatakan, andai bumi berhenti berputar, maka yang paling bergejolak adalah lautan. Dikatakan laut akan terkumpul di wilayah kutub, mungkin saja karena pengaruh medan magnet, utara dan selatan. Sementara di wilayah khatulistiwa akan mengering. Bisa dibayangkan pula? Andai nanti laut Jawa mengering, serta menjadi lembah besar, layaknya lembah Khasmir yang indah? (Mengkhayal gratis). Xp

Apakah bisa rotasi bumi berhenti? Jawabannya bisa saja. Secara ilmiah hal itu bisa terjadi andai ada benda angkasa lain yang mendekat, kemudian terjadi adu kuat medan magnet. Bola bumi kita ini di bagian kutubnya merupakan medan magnet, hingga posisinya tetap dan tidak berubah. Tapi mungkin posisi tetap itu mulai terganggu dengan kehadiran medan magnet yang lebih kuat, hingga bumi kita sedikit "bergetar", imbasnya anomali itu sebagian pihak menyebutnya sebagai Global Warming, karena "panas" itu berasal dari inti bumi.

Medan magnet bumi di kutub utara dan selatan, tugasnya hanya menjaga posisi bumi tetap dalam orbit. Yaitu miring 23 derajat, berputar rotasi pada porosnya, serta tetap mengelilingi matahari dalam revolusi. Hal itu berlaku pada semua planet di angkasa, termasuk juga planet bumi tempat tinggal kita.

Tapi yang lebih penting, bumi dan planet2 lain punya medan magnet utama, apaan tuh? Jawabannya inti bumi atau planet. Daya tarik magnet ini disebut gravitasi, hingga kita benda yang kita lempar ke udara pasti akan jatuh ke tanah, termasuk kita semua berada di dalam dunia dan berdiri di atasnya. Hukum ini berlaku hingga pada batas terluar dari lapisan planet. Jika sudah berada di luar batas, tentu kita akan melayang, istilahnya nol gravitasi. Sebaliknya andai sudah masuk lapisan atmosfer, maka kita akan jatuh, karena terhisap oleh magnet utama planet, alias hukum gravitasi sudah berlaku (lagi).

Kemudian berlanjut dengan cerita lain, tentang matahari terbit dari barat. Apakah itu bisa? Jawabannya juga bisa. Masih berlanjut tentang kutub magnet bumi tadi, beradu kuat dengan magnet dari benda angkasa lain. Jika akhirnya magnet bumi kita kalah, maka posisinya akan terpental mengikuti gaya gravitasi benda angkasa lain itu. Coba saja dua benda magnet (besi berani) kita dekatkan, saat jaraknya semakin dekat, magnet yang kalah kuat biasanya akan terpental.

Tapi karena bumi kita punya jalur orbit mengelilingi matahari yang tetap (revolusi), maka tidak akan terpental dengan mudah. Melainkan bola bumi kita yang bulat ini jadi terjungkal, alias kutubnya mengalami pergeseran karena kalah kuat. Konon diperhitungkan bahwa bumi kita bisa terbalik posisinya, utara jadi selatan dan sebaliknya, tapi tetap berputar pada porosnya (rotasi), meski sempat terhenti beberapa saat. 

Kemudian apa yang terjadi? Karena bola buminya terbalik, otomatis matahari akan muncul dari barat, tapi hal itu tidak permanen. Untungnya juga kita-kita manusia tidak akan merasa, karena posisi kita (mahkluk hidup) lebih condong pada magnet inti bumi, yaitu gravitasi dan berdiri di atas daratan.
Posisi Bola Bumi terbalik.

Secara logika posisi suatu kutub planet, termasuk bumi adalah tetap dan tidak berubah. Ada hukum alam yang membuatnya teratur, serta berada pada jalur peredaran orbit yang sudah berlaku. Jadi agak berbeda dengan dongeng pergeseran kutub, di mana sebagian peneliti beranggapan bahwa posisi kutub utara dan selatan bumi bisa berpindah tempat. Padahal sebuah anomali peredaran planet itu berlaku khusus dan jarang, hingga perlu ditopang oleh sesuatu yang lain di luar angkasa sana, hingga posisi bumi kita agak "terganggu" dengan kehadiran objek lain tersebut.

Setelah benda angkasa (planet) yang "numpang lewat" itu mulai menjauhi bumi, otomatis magnet bumi akan kembali seperti sedia kala. Alias posisinya yang terbalik akan kembali, utara tetap di utara dan selatan tetap di selatan. Kenapa bisa begitu? Karena memang jalur edar bumi dan planet2 lain itu tetap, akan selalu mengikuti jalur "aman" yang berlaku. Sesederhana itu penggambaran geografi dari dunia yang kita tinggali ini. :))

Kemudian dari cerita lain juga, tentang bumi kita berputar (rotasi) selama 24 jam, bersamaan dengan mengelilingi matahari (revolusi) selama 1 tahun. Pada saat yang bersamaan pula, bumi kita dan planet lain dan matahari ternyata tidak diam, tapi bergerak sangat cepat, menuju bintang Polaris hingga bumi kita miring ke arah sana, hingga wilayah di bagian belahan utara bumi, musim panasnya ada di bulan juni. 

Sedangkan menurut pengamatan, bumi kita juga punya siklus tertentu. Yang sangat menakjubkan ketika miringnya bumi itu bisa berubah ke arah yang berbeda. Tidak lagi mengarah ke bintang Polaris, tapi berganti ke arah bintang Vega, terjadi selama beberapa ribu tahun sekali. Jika demikian maka musim panas di belahan bumi utara, akan berganti jatuh pada bulan desember. Apakah bisa kejadian? Tentu bisa saja dan jadi anugrah tersendiri, jika bisa menyaksikan perubahan fenomena istimewa tersebut.

Dikatakan berbagai kejadian fenomena alam tersebut sesungguhnya alamiah, sebagai cara alam menjaga keseimbangan, tentunya dengan seizin pemilik dari alam semesta itu sendiri. 0:)



Update 2023 =

Sesuai dengan tulisan di atas, tema utama dari cerita ini adalah tentang satu fenomena alam, ketika rotasi bumi berhenti selama beberapa saat. Kenapa saya bisa menulis tentang ini? Karena peristiwanya sendiri sebagai keajaiban alam, kemudian bisa diterima karena memang masuk akal. 

Bumi kita ada di galaksi Bima Sakti, di dalamnya ada planet-planet lain, seperti Mars, Jupiter, Venus dan lain-lain. Kemudian bintang utama galaksi kita adalah matahari, sebagai terang alami yang beredar di angkasa luar. 

Ada beberapa hukum alam yang berlaku sebagai siklus, karena terjadi secara berulang dari penemuan ilmu pengetahuan. Misalnya rotasi (perputaran) bumi itu terjadi selama 24 jam, hingga ada siang dan malam. Kemudian ada juga revolusi bumi (mengelilingi) matahari, terjadi selama 1 tahun, hingga ada musim-musim yang berganti di wilayah tertentu. 

Kemudian apakah ada siklus-siklus lain? Jawabannya mungkin saja ada, tidak atau belum ditemukan karena terjadi dalam rentang waktu yang panjang. Misalnya yang masih jadi misteri, kenapa bumi kita miring 23 derajatnya itu ke arah bintang Polaris? Ada apa gerangan? Pastinya ini belum ada bisa yang menjawab.

Kemudian tentang bumi yang miring 23 derajat ini, mulai ditemukan fakta dari kumpulan sejarah. Bahwa ada siklus ribuan tahun sekali, ketika bumi kita miring 23 derajatnya ke arah sebaliknya mengarah ke bintang Vega, tentu ini cukup menarik kenapa dan bagaimana. Pastinya ilmu pengetahuan nanti bisa juga memetakan.

Siklus dan jalur orbit Bumi yang beredar secara teratur di galaksi Bima Sakti, mungkin saja ada jalur orbit lain yang bersinggungan, tapi terjadi  dalam rentang waktu yang panjang. Sekali lagi untuk fenomena luar angkasa itu masih gelap, karena penelitian sifatnya masih mengira-ngira saja, bahkan untuk planet-planet lain penemuannya sebatas penelitian, belum ada yang bisa ke sana.

Pada tulisan di atas dijelaskan secara berurutan, berangkat dari daya khayal logika tentang rotasi bumi yang bisa berhenti. Itu terjadi karena ada benda angkasa lain yang punya medan magnet lebih kuat, hingga magnet kutub bumi kita akhirnya "kalah" dan ikut tertarik. Bola bumi kita akan terjungkal (berputar tidak beraturan), kutub utara ada di selatan, serta kutub selatan ada di utara.

Setelah adu kuat medan magnet kutub yang membuat posisi bumi terbalik, kemudian ada peristiwa penting lainnya. Pada satu titik rotasi bumi berhenti selama beberapa hari, kenapa bisa demikian? Ini bisa terjadi karena adanya adu kuat medan magnet (lagi), tapi berasal dari inti bumi atau planet, kita mengenalnya sebagai gaya gravitasi. Daya tarik magnet gravitasi yang ini jauh lebih kuat, hingga kemungkinan bumi yang berputar pada porosnya (24 jam) akan berhenti sesaat, ketika planet lain itu ada di posisi terdekatnya dengan bumi kita. Apakah itu bisa? Bisa saja, kemudian itu sudah dijelaskan oleh para ahli "khusus" yang memang meneliti tentang keajaiban alam tersebut.
Sumber di sini

Konon dari penelitian tersebut, untuk siklus yang sekarang ini mulai dipetakan seperti gambar di atas. Negeri kita Indonesia kebagian di waktu tengah malam menjelang subuh. Hal ini sesuai dengan legenda dari Pulau Jawa mengenai Lintang Kemukus (Bintang berekor = Planet dan bulan-bulannya), tentang malam yang panjang. 

Sebaliknya pada siklus sebelumnya (tiga ribuan tahun yang lalu) juga pernah terjadi, saya pernah baca dan lupa sumbernya dari mana, tapi memang terjadi dan masuk akal. Hingga akhirnya catatan sejarah itu mulai saya jumpai lagi sekarang, meski berbeda versi. Tapi kondisi alamnya memang menggambarkan keadaan tersebut, hingga muncul update dari tulisan ini. Xp

Sumber catatan sejarahnya berasal dari Alkitab, karena memang buku ini ditulis pada zaman sang penulis masih hidup, khususnya saat menuliskan bab-bab awal. Menjadi saksi hidup dan saksi sejarah, termasuk pula mendapat ilham ketika menuliskannya, bukan dongeng turun dari langit. Konon dari generasi beliau ini, fenomena siklus terakhir itu terjadi, tentang rotasi bumi berhenti selama beberapa hari. Salah satu catatannya bisa kita lihat di bawah ini.

Apa yang berbeda di sini? Ternyata siklus terakhir dan nanti itu bisa beda posisi. Pada catatan sejarah itu di wilayah Mesir itu kondisinya sedang gelap gulita, alias terjadi pada waktu malam. Sebaliknya pada siklus berikutnya nanti (abad ini), wilayah tersebut kebagian di waktu terang di siang hari, apakah itu mungkin? Mungkin saja, sesuai dengan peta perkiraan dari para ahli di bidangnya tersebut.

Kemajuan ilmu pengetahuan memang membuat kita berpikir logis, tidak lagi berpegang pada dongeng khayal semata. Misalnya terjadinya petir di langit, itu karena bertemunya awan yang kosong dan berisi, seperti kutub positif dan negatif pada battery, hingga menghasilkan arus listrik. Pada saat belum ditemukan sisi ilmiahnya, banyak yang percaya itu karena dewa sedang marah. :P

Pada akhirnya sebuah informasi akan melengkapi, sebagai jembatan yang awalnya terdengar sebagai cerita dongeng. Kejadian sejarah harus kita percaya, terlebih pada bukti yang tersebar, hingga menggoyahkan atau meneguhkan keyakinan kita sendiri. 0:)

Saya pecinta alam, tentu keajaiban alam yang spektakuler juga akan saya nantikan. Pastinya fenomena yang tidak merusak, sebagai cara alam menjaga keseimbangan untuk kita semua, atas seizin Penciptanya. :))