Untuk cerita kali ini, mungkin bisa dianggap penyatuan kekinian, berasal dari banyak versi pembacaan selama ini. Hampir serupa dengan cerita yang sudah diangkat di sini, bedanya jika cerita itu lebih menyangkut hal yang rohani, maka untuk yang sekarang lebih bersifat duniawi, alias yang versi fisiknya dan bisa kelihatan. :D
Waktunya juga cukup tepat, karena saat tulisan ini dibuat, sedang berkecamuk perang lokal di daerah asalnya, tempat Pusat (Buku) Sejarah yang akan kita bahas ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah wilayah Timur Tengah sana, dengan kedaulatan negara Israel sebagai pusatnya.
Secara kebetulan pula jika menyangkut konflik yang terjadi, saya lebih tertarik pada bukti-bukti nyata, ketimbang pendapat harus memihak penduduk lokal atas nama kemanusiaan. Sebagai manusia tentu rasa kemanusiaan akan terasa, serta percaya akan hukum tabur tuai nantinya, sesederhana jika mereka memukul dengan keras, nantinya akan mendapat balasan yang setimpal.
Hukum tabur tuai (karma) lebih menekankan apa yang akan terjadi, hingga kita perlu menjaga sikap dan mengambil tindakan dengan hati-hati. Berbeda dengan hukum lain, tentang mata ganti mata, tangan ganti tangan. Hukum yang berlaku sebagai tindakan balas dendam ini berbeda arah, karena menekankan tentang apa yang sudah terjadi.
Dari cerita carut marutnya sejarah di wilayah itu, tetap didapati sebuah fakta yang tidak bisa terbantahkan, bahwa ada penguasa yang selalu mencatatkan sejarahnya di sana. Jadi harus kita bedakan antara kedaulatan negara yang identik dengan penguasa, serta dengan penduduk di sana, alias masyarakatnya saja yang tinggal di sana.
Untuk wilayah Yerusalem sendiri, sebagai pusat kota di wilayah itu, tentu menjadi titik utama di dalam asal muasal sejarah ini. Bahkan saya sendiri sampai percaya diri, mengangkat bagian unik kota itu, siapa yang membangunnya dan siapa yang meneruskan kekuasaan di daerah itu. Tidak lain dan tidak bukan, kota itu dibangun tokoh bernama Daud, sebagai raja kedua dari tiga penguasa kerajaan Israel Kuno dulu, tercatat dalam sejarah tertulis di Alkitab.
Tidak terbantahkan bukan? Bahwa yang membangun kota itu dari kaum Israel sendiri. Satu bangsa yang punya dua belas suku utama, serta tambahan suku lainnya sebagai pemekaran dari salah satu suku. Alias nenek moyangnya negara Israel Modern yang sekarang, berjarak dua ribu tahunan lebih, serta punya sejarah turun menurun yang tercatat lengkap.
Dari sejarahnya sendiri, kerajaan Israel kuno (utuh) hanya bertahan tiga generasi saja. Jadi hanya punya tiga periode raja saja, dimulai dari Saul, berganti Daud, hingga akhirnya Salomo. Setelahnya kerajaan itu terpecah menjadi dua, yaitu kerajaan utara (sepuluh suku) yang tetap menggunakan nama Israel, serta kerajaan selatan bernama Yehuda (dua suku).
Penjelasan tadi aslinya hanya 12 suku, kemudian ada tambahan satu suku lain, itu karena suku Yusuf punya jatah dua bagian tanah, hingga namanya menjadi suku Manasye dan suku Efraim. Sementara ada satu suku lainnya bernama Lewi, mereka tidak mendapat tanah, tapi akan menyebar di antara dua belas suku lain, tinggal sebagai pemimpin agama mereka dahulu kala.
Sejak kerajaan terpecah menjadi dua, antara utara dan selatan, maka kedaulatan mereka juga berkurang sebagai kerajaan atau negara. Tapi ada satu hal penting, yang tetap menjadi identitas kaumnya, yaitu berdirinya Bait Suci, tempat untuk beribadah langsung kepada Pencipta. Secara tata letak denah, tempat ibadah ini punya tiga bagian utama, bagian Pelataran untuk semua warga, ruang Kudus untuk para pemimpin agama (suku Lewi), serta ruang Maha Kudus sebagai simbol hadirnya Pencipta di tengah-tengah mereka.
Salah satu benda yang ada di ruang Maha Kudus adalah Tabut Perjanjian, tempat di mana dua Loh Batu hukum Musa disimpan. Tabut Perjanjian sendiri sebagai simbol perdamaian Pencipta dengan manusia, karena korban bakaran domba, darah dan airnya dipercik di sana.
Tradisi itu tetap berlangsung turun menurun, dari pengembaraan bangsa Israel di padang gurun, setelah keluar dari Mesir. Kemudian saat mereka sudah tinggal di tanah Kanaan, serta dipimpin langsung oleh seorang nabi sebagai bangsa Teokratis. Hingga akhirnya terbentuk pemerintahan pertama di bangsa itu, termasuk pembangunan kota Yerusalem oleh raja kedua Daud, kota yang dikelilingi tembok tinggi, berdiri hingga sekarang.
Raja ketiga bernama Salomo melanjutkan pembangunan, tapi berfokus pada Bait Suci untuk tempat ibadah, berubah dari awalnya berbentuk Kemah Suci. Di sana akhirnya Tabut Perjanjian disimpan, hingga setiap tahunnya Imam Besar yang terpilih akan masuk ruang Maha Kudus, untuk memercik darah korban domba di atas penutupnya, untuk pengampunan dosa, serta perdamaian manusia dengan Pencipta.
Mereka menjadi dua kerajaan yang berdaulat, tapi akhirnya kena dijajah bangsa lain. Bermula dari kerajaan utara yang ditawan Bangsa Asyur, hingga mereka terhilang dari sana dan menyebar, sebagiannya ada juga yang tetap tinggal di sana. Dari kejadian itu julukan Sepuluh Suku terhilang akhirnya dikenal, meski tetap meninggalkan jejak dengan caranya sendiri. Kemudian menyusul kerajaan selatan dijajah oleh Bangsa Babilonia, hingga dikenal istilah zaman pembuangan di Babel.
Ada tokoh nabi bernama Yeremia yang hidup di zaman ini, punya dua tugas penting yang akhirnya tersingkap. Pertama adalah menyembunyikan Tabut Perjanjian ke suatu tempat, sebelum bangsa Babilonia datang, melalui rajanya Nebukadnezar yang mengalahkan dan menjajah kerajaan Yehuda. Mereka juga menjarah isi dan perabotan mewah di dalam Bait Suci. Seluruh nama barangnya tercatat, tapi tidak ada di dalamnya perkakas bernama Tabut Perjanjian ini, karena memang sudah tidak ada di sana.
Yeremia sebelum kejadian itu mendapat petunjuk dari Pencipta, untuk menyembunyikan di goa-goa bawah tanah yang tersedia di kota itu, di salah satu tempat. Hal itu baru tersingkap di abad modern sekarang, melalui tokoh arkelogis amatir (tokoh verifikasi) bernama Ron Wyatt. Banyak yang beranggapan tokoh ini berbohong, atau sekadar mencari sensasi, tidak masalah karena siapa saja berhak punya pendapatnya sendiri.
Beliau ini adalah sosok yang percaya Alkitab, serta sudah tidak tergoda dengan kenikmatan duniawi, jadi ekspedisinya bukan lagi UUD, alias ujung-ujungnya duit. Misinya selalu berkaitan dengan kebenaran sejarah Alkitab, melalui serangkaian pembuktian sejarah. Beberapa di antaranya adalah penemuan Bahtera Nuh, kereta Firaun di dasar Laut Merah yang tersimpan dalam batu karang, serta hal lainnya. Tapi karena kepentingan politis, penemuannya itu tidak pernah terverifikasi, karena banyak pihak yang berkepentingan, andai fakta ini dibuka dan diberitakan secara resmi.
Hukum dasar jurnalisme media tetap berlaku, bahwa setiap berita yang diangkat harus bisa dipertanggung jawabkan. Alias yang diberitakan bukan berita bohong, karena ada sumbernya yang memberi informasi tersebut, hingga faktanya terverifikasi (sah) di mata media. Andai saja si sumber berbohong, itu sudah lain cerita, karena fakta yang tersampaikan tetap terverifikasi, alias ada yang mengatakannya secara langsung, meski pakai embel-embel (tapi bohong) lain. Untuk informasi bohong ini, biasanya jalur melawannya itu dengan bantahan dan sejenisnya.
Saya percaya bahwa Pencipta bisa memakai siapa saja, tentu andai berbicara langsung kepada manusia pastinya punya misi khusus. Serta yang terpenting punya tujuan untuk mengangkat fakta kebenaran, hingga berpengaruh kepada kepentingan orang banyak. Pastinya itu juga kembali lagi pada "kabar baik" yang sudah datang, yaitu karya keselamatan oleh Yesus, yang mati (menebus dosa), serta bangkit di hari ketiga (mengalahkan maut).
Penemuan Ron Wyatt ini ternyata cukup masuk akal, karena ekspedisinya dilakukan secara rahasia, termasuk izin yang diperoleh dari pemerintah Israel secara diam-diam. Melalui penggalian di beberapa bukit, hingga ditemukan beberapa terowongan kuno. Hingga akhirnya ditemukan ruangan, garis terowongan yang mengarah keluar kota tua Yerusalem. Dari ilmu cocoklogi, ternyata posisinya berada di bawah bukit, sebuah tempat yang dipercaya sebagai bukit Golgota, tempat penyaliban Yesus di masa lalu.
Dari penyelidikan beliau, ditemukan sebuah perkakas yang mirip Tabut Perjanjian, serta ada batu pelindungnya yang sudah pecah. Di sana yang bersangkutan juga melihat sumber celah cahaya di atas, berjumlah tiga sebagai lubang tempat salib didirikan di masa dulu. Salah satu hal penting lainnya adalah ditemukannya sebuah zat, yang ternyata langsung dibawa ke laboratorium untuk diteliti, tidak jauh dari TKP di kota Yerusalem.
Awalnya diperkirakan bahwa itu hanya tetesan darah kering yang sudah mati. Hingga akhirnya coba diperiksa melalui mikroskop. Hal menakjubkan terjadi, karena sel-sel di dalam darah masih hidup, karena terus membelah diri. Kemudian diperiksa tentang kromosom, ternyata di dalam darah itu hanya ada 24 kromosom, melawan hukum alam bahwa darah manusia itu berjumlah 46 kromosom, masing-masing dari ayah dan ibu berjumlah 23 kromosom. Secara ilmiah dikatakan, Yesus itu punya DNA ibu, tapi tanpa ayah manusia jasmani. Pembuktian ini untuk menggenapi bahwa Yesus merupakan Adam Kedua, manusia baru tanpa benih dari Adam sebagai manusia pertama.
Jika demikian adanya benar, ternyata darah Yesus sebagai puncak pengorbanan sudah tercurah, melalui tutup Tabut Perjanjian seperti tradisi awal. Sebuah perkakas penting pendamaian Pencipta dengan manusia, sudah tersimpan aman di satu tempat, beberapa meter di bawah lokasi bukit, tempat Yesus mencurahkan darah saat disalib, enam ratus tahun kemudian. Termasuk gempa bumi saat Yesus mati menyerahkan nyawanya, hingga tetesan darahnya semakin jatuh ke bawah di titik itu.
Praktis fakta ini tentu tidak serta merta diterima, karena menyangkut keyakinan "agama" yang dipegang banyak orang. Alasan politis kembali menjadi pertimbangan, karena penemuan ini akan menjadi sesuatu yang spektakuler. Tidak ada berita atau jurnal resmi yang beredar, karena memang ini sebuah informasi bersifat rahasia. Jadi untuk menyebarkannya tentu harus pakai cara lain, melalui desas-desus dan opini, atau berita anonim tanpa sumber yang jelas.
Jika berpegang pada fakta bahwa Ron Wyatt itu penipu ulung, tentu tidak bisa dibuktikan secara pasti. Karena sepintar-pintarnya penipu, mereka akan berusaha mengambil keuntungan dari penipuannya, alias ujung-ujungnya duit. Tapi "imajinasi" beliau ini bukan sembarangan, untuk sebuah pembuktian sejarah peristiwa Alkitab. Pastinya kita tidak akan pernah terpikirkan, tentang penemuan darah Yesus yang mengering di dalam lorong goa tersebut, termasuk hasil kromosom darah tersebut.
Konon para peneliti yang terlibat kala itu langsung berpindah agama, memeluk iman Kristen karena sudah melihat bukti nyata. Mungkin serupa dengan cerita Tomas, ketika meminta bukti untuk memasukan jarinya, ke tangan Yesus yang telah bangkit, tapi masih ada luka karena paku salib. Sementara untuk orang-orang Israel modern, mayoritas mereka masih punya keyakinan agama Yudaisme, agama yang sama ketika para Imam Besar di Bait Suci, menuntut Yesus untuk dihukum salib.
Kembali ke cerita awal, ternyata nabi Yeremia punya tugas kedua yang tidak kalah penting. Beliau ini yang mengajak anak-anak perempuan dari raja Zedekia, sebagai raja terakhir Yehuda, untuk mengungsi ke daerah aman di tempat yang jauh. Kala itu pada pembuangan di Babel, semua anak laki-laki Zedekia dibunuh, hingga tidak ada lagi keturunan raja untuk meneruskan tahta selanjutnya.
Konon dari sejarah lain yang berkaitan di tempat berbeda, ternyata Yeremia menuju tempat baru yang dihuni oleh sepuluh suku terhilang. Nah tentang sepuluh suku ini disebut memang melupakan identitasnya sebagai bangsa Israel, tapi tetap menggunakan julukannya dalam bahasa asli. Bangsa Israel sendiri dikenal sebagai bangsa perjanjian, hingga warganya juga disebut orang-orang perjanjian. Dalam bahasa ibrani, orang dan perjanjian terjemahan katanya adalah (berith) dan (ish), jika digabungkan akan terdengar kata Berith-Ish, alias Brit-Ish, alias British modern.
Peralihan garis raja ini juga unik, ada cerita tentang kelahiran anak sulung dan bungsu yang dicatat jelas. Terjadi saat nenek moyangnya Yehuda, mendapat anugerah keturunan melalui anak kembar. Saat akan dilahirkan anak yang bernama Zerah tangannya sudah diikat benang, diperkirakan akan keluar dari rahim terlebih dahulu sebagai sulung. Ternyata saudaranya yang bernama Peres tiba-tiba keluar lebih dulu, mendahului Zerah yang awalnya disiapkan untuk ditarik lebih dulu.
Garis keturunan kerajaan raja Yehuda tentu dari suku nenek moyangnya, anak sulung Yehuda bernama Peres. Hingga keturunan anak laki-laki terakhirnya binasa semua di pembuangan Babel. Kemudian melalui peristiwa Yeremia yang membawa anak-anak perempuan raja, akhirnya tahta raja tetap berlanjut, tapi ditempat lain. Untuk hal ini ceritanya masih panjang, karena anak-anak perempuan Zedekia dari kaum Peres, konon bertemu dan berpopulasi dengan kaum Zerah yang merupakan adik nenek moyangnya. Peristiwa itu dikenal dengan satu misi, ketika Yeremia mencabut Tahta Daud dari posisi aslinya di Yerusalem.
Pada zaman pembuangan Babel, ternyata nabi dari Pencipta selalu datang silih berganti. Salah satunya nabi Daniel, yang mendapat bisa menafsirkan mimpi raja Babel Nebukadnezar, tentang patung dari atas kepala hingga kaki dengan bahan materian berbeda-beda. Konon cerita patung ini melambangkan kekuasaan terhadap Bait Suci, di mana bangunan yang terakhir ada di zaman Romawi. Sementara nanti Bait Suci ketiga terbangun, akan ada dalam penguasaan sepuluh negara (jari kaki) yang menjajah Israel nantinya.
Kemudian ada juga nabi Yehezkiel, sosok yang mendapat penglihatan, tentang penyatuan bangsanya kelak di abad modern. Jika dihitung itu jaraknya lebih dari dua puluh abad, tentu menjadi ramalan yang mencengangkan, andai kita dapat saksikan langsung. Salah satu bunyinya adalah penyatuan Bangsa Israel dan Yehuda, mereka bukan lagi dua kerajaan, karena jadi satu bangsa dan ada raja memerintah mereka.
Kerajaan Babilonia sendiri akhirnya runtuh, digantikan oleh kekuasaan Media Persia. Pada masa ini seluruh orang-orang tawanan diperbolehkan pulang kampung. Hingga sisa-sisa populasi kerajaan Yehuda ini kembali juga ke Yerusalem, dengan identitas orang Yahudi. Kemudian mendapat izin untuk membangun kembali Bait Suci (Kedua), dengan perantaraan nabi yang bertugas pada zaman itu bernama Nehemia.
Zaman datang silih berganti, kekuasaan Media Persia digantikan oleh Yunani, melalui ekspansi Alexander Agung hingga ke India. Hingga akhirnya kerajaan Romawi mengambil giliran selanjutnya, untuk berkuasa di daerah Yerusalem, hingga zaman Yesus dilahirkan, di tanggal pergantian dari sebelum menjadi sesudah Masehi (Mesias).
Misi Yesus datang ke dunia itu untuk mati menebus dosa manusia, sebagai karya keselamatan. Hal itu diramalkan olehnya sendiri, karena sebagai Pencipta yang menjadi manusia akan tahu segala sesuatu. Bahkan salah satu muridnya bernama Petrus, yang berusaha membela (atas nama kemanusiaan), sekali-kali kematian itu dijauhkan Pencipta. Tapi Yesus balik memarahi, bahwa perkataan Petrus hanya soal apa yang dipikirkan manusia, bukan rencana Pencipta.
Hingga akhirnya peristiwa itu terjadi, Yesus menyerahkan nyawanya. Siapa yang tahu ternyata di abad modern ini jejak darah mengeringnya bisa ditemukan. Bahkan bisa dibuktikan bahwa ternyata Yesus ini bukan manusia keturunan Adam, tapi memang Adam kedua yang harus menjalankan tugasnya, untuk mengambil alih kuasa dosa dan kematian dari ciptaan lainnya yang memberontak.
Pada saat perisitwa kebangkitan di hari ketiga, banyak orang percaya yang menyaksikan sendiri Yesus bangkit. Termasuk Tomas yang perlu mendapat bukti, ketika mencelupkan jari ke tangan Yesus yang terpaku luka. Tapi ada juga masyarakat yang tidak percaya, barisan mereka ini yang membuat laporan (sejarah) resmi, bahwa jasad Yesus hilang dicuri. Praktis sesungguhnya hanya dua pihak itu saja yang berkepentingan, dari kaumnya sendiri orang-orang Yahudi dan otoritas Romawi kala itu.
Cerita lain ada di satu murid Yesus bernama Yohanes, masih hidup dan mendapat penglihatan, serta menulis kitab Wahyu. Tergerak ilham dari Pencipta, untuk mengukur Bait Suci yang kala itu masih berdiri. Salah satu yang menarik kecualikan bagian Pelataran, karena bagian itu (sudah) diberikan kepada bangsa-bangsa lain. Otomatis ukuran baru ini akan jadi pedoman, untuk pembangunan di masa depan yang entah kapan akan terjadi.
Masyarakat Yahudi sendiri bubar dan tercerai berai, ketika jenderal Titus Romawi menyerang Yerusalem di tahun 70 Masehi. Kemudian Bait Suci kembali dihancurkan, menyisakan satu sisi tembok (ratapan) yang berdiri hingga sekarang. Praktis sejak abad pertama hingga abad dua puluh modern, masyarakat Yahudi tidak pernah punya tempat tinggal menetap, sebagai tanah air untuk generasi berikutnya.
Tapi perlu diingat, bahwa "nabi" terakhir di buku Alkitab adalah sebagian murid (injil), serta Paulus dan muridnya yang terpilih. Mereka bertugas untuk menyebarkan "kabar baik" keselamatan oleh Yesus Kristus, jadi ruang lingkupnya ada di rohani masing-masing. Orang-orang yang percaya kabar baik disebut orang Kristen, percaya dengan keselamatan dari Yesus Kristus, generasi awalnya dinamakan jemaat mula-mula di abad pertama.
Kemudian yang bersifat fisik tetap ada, berlaku pada keturunannya bangsa Israel saja. Hingga ramalan nabi Yehezkiel akhirnya baru kejadian di abad dua puluh modern. Perencanaanya dimulai saat akhir abad 19, melalui bapak Zionisme bernama Theodor Helzr, sebagai pencetus awalnya. Hingga sampai pada deklarasi Balfour, sebagai langkah awal politisnya. Mungkin serupa dengan gerakan Sumpah Pemuda kita, sebagai cikal awal rencana kemerdekaan negara Indonesia.
Pada tahun 1948, akhirnya negara Israel merdeka berdiri, tentu dengan perang mempertahankan kemerdekaan dari bangsa lain di sekitarnya. Kedaulatan negara menjadi lebih terperinci, karena zaman abad dua puluh ini teknologi semakin maju, hingga batas wilayah dapat terpetakan dengan jelas.
Harus diingat pula, bukan hanya GEN orang-orang Yahudi saja yang kembali, di dalamnya ada tiga suku (Yehuda - Lewi - Benyamin). Tapi ada GEN orang-orang Israel (juga) bergabung, di dalamnya berjumlah sepuluh suku.
Selama bertahun-tahun perang selalu datang silih berganti, tapi akan ada masanya ramalan di Alkitab akan kembali berlaku. Putaran waktunya kembali berjalan, untuk menyongsong peristiwa yang perlu terjadi. Bisa jadi bahwa Bait Suci (ketiga), dengan bentuk baru yang diukur Yohanes akan terjadi, karena di sana sudah berdiri satu dua tempat ibadah bangsa lain. Sebagai langkah awal ramalan nabinya akan kejadian, waktunya memang sudah dekat.
Ingat saja, Yesus ketika memilih muridnya tentu bukan dari kalangan terpelajar, atau ahli farisi (kitab) pada zamannya. Tapi memilih kedua belas murid dengan latar belakang biasa, karena yang lebih penting adalah ketulusan hatinya, yang mau menjadi pengikutnya, serta meninggalkan (profesi utama) segala sesuatunya kala dahulu.
Hal itu juga berlaku pada Ron Wyatt, sebagai arkeologis amatir yang hanya punya tujuan menyingkap kebenaran alkitab. Jadi tidak perlu berlatar belakang akademis di bidangnya dulu, untuk melakukan sebuah penemuan penting. Kalaupun dilakukan oleh ahli sejarah resmi, pasti akan sangat banyak pihak berkepentingan, menolak memberi verifikasi (sah) atas hasil penemuannya.
Hal itu juga berlaku untuk saya sendiri, tidak perlu menjadi ahli, atau latar belakang akademis yang sesuai dengan tema pembahasan. Dasar logika tetap berlaku, istilah cocoklogi sebagai ledekan tetap punya kebenaran faktanya sendiri, meski fakta itu dibantah dan tidak diakui para ahli. Asal yang kita sampaikan itu kebenaran, kebenaran itu tidak perlu lagi membuktikan dirinya benar. :))
Sejarah kristen tentu erat kaitannya dengan bangsa Israel, karena mereka merupakan saudara tua dari sisi keturunan. Ajaran kristen yang sudah menerima versi lengkap (Perjanjian Baru), perlu memaklumi mereka yang keras kepala, karena hanya berpegang pada versi awal (Perjanjian Lama). Bukan sebaliknya termakan hasutan ajaran tetangga, dengan perkataan, "Tuh lihat, Yahudi kan yang bunuh tuhan elo, jadi wajib hukumnya dibenci, mereka adalah antikris."
Klik di sini
Ingat saja kata dasarnya, Antikris artinya membantah karya penyaliban, alias tidak mengaku kalau Yesus itu mati dan bangkit di hari ketiga. Sejarah kedua pihak di TKP langsung sudah benar, antara yang percaya Yesus bangkit, atau yang beranggapan jasad Yesus dicuri. Fakta intinya ada kematian dan jasadnya dikuburkan di suatu tempat.
Bayangkan nanti Yesus yang palsu datang, terus mengaku secara live di televisi. "Saya hanya utusan. Saya tidak pernah mati dan bangkit, yang mati itu orang yang mukanya mirip saya."
Jika demikian yang terjadi, pasti akan ada keguncangan besar. Mereka yang tidak berakar secara iman, tentu akan memilih yang sudah ada buktinya. Apalagi tokoh palsu itu juga bisa mengadakan perbuatan ajaib dan mujizat, pastilah akan banyak yang percaya.
Konon di tulisan Wahyu 13 ada sebuah ramalan, akan ada dua tokoh penting, mendapat julukan sebagai binatang. Alias berlaku sebagai musuh, karena memang kemunculannya akan membuat sulit negara Israel nanti. Pastinya fakta ini sebagai persiapan bagi kita yang percaya, tentang akan adanya penyesatan logika yang muncul.
Binatang keluar dari dalam laut, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh. Dipercaya sebagai tokoh yang akan memimpin 10 negara serikat, seperti yang dijelaskan di atas tadi. Sementara ada juga binatang keluar dari dalam bumi, bertanduk dua. Tampilannya seperti anak domba, tapi berbicara seperti naga. Tokoh ini yang dipercaya sebagai jelmaan Yesus Palsu, karena berpedoman (keimanan) pada sebuah bilangan enam ratus enam puluh enam.
Jadi penulisan kitab Wahyu oleh Yohanes, ternyata memang sesuai perkembangan zaman kekinian. Bagaimana tuh? Jawabannya kejadian aslinya akan berlokasi di Israel sana, tapi peristiwanya bisa diketahui oleh seluruh dunia. Itu karena perkembangan zaman internet, hingga bisa diketahui seluruh dunia. Jadi untuk kitab Wahyu ini, memang ditujukan kepada seluruh dunia, tapi lokasinya tetap berpusat di negara Israel sana.
Buku Alkitab itu punya latar belakang di Israel modern dan sekitarnya. Surat-surat Paulus kepada tujuh jemaat, itu letaknya di Turki modern. Jadi secara ramalan fisik untuk bangsa Israel (bukan Kristen) sekarang dan nanti, tentu akan terjadi di sana juga. Zionisme adalah orang-orang keturunan Israel yang terpilih, untuk pulang kampung ke tanah perjanjian nenek moyangnya. Pembentukan negara Israel sudah terjadi tahun 1948, hanya tinggal menunggu bagian rohani kaumnya saja, ketika Bait Suci (ketiga) dibangun kembali.
Untuk kalangan Kristen berlaku khusus, menganggap buku sejarah Alkitab itu sebagai siraman rohani. Karena dikatakan kita bisa beribadah di mana saja, dalam roh dan kebenaran, sesuai yang diajarkan Yesus. Jadi ada gereja kosong tidak masalah, karena kita bisa beribadah di mana saja, langsung terhubung dengan Pencipta. Hal itu tergambar di peristiwa saat Yesus menyerahkan nyawa, gempa bumi dan tirai Bait Suci terbelah dari atas.
Kemudian jika berandai-andai mengenai masa depan, serta ramalan yang tertulis. Kemungkinan pembangunan Bait Suci (ketiga) bisa berjalan, tapi harus dalam keadaan damai dengan bangsa sekitarnya. Negara Israel sekarang harus berdamai dan berdiplomasi, serta punya kompromi politik yang kuat, agar pihak tetangga menyetujui rencananya nanti. Hal itu karena posisi Bait Suci sendiri akan bersebelahan, dengan tempat ibadah umat lain.
Istilah UUD, alias ujung-ujungnya duit tetap memainkan peranan penting. Hal itu karena negara Israel sendiri adalah hasil dari buah kompromi sejenis. Konon dukungan kemerdekaan secara resmi de-facto dan de-jure langsung didapat. Ternyata alasannya agar pihak Barat ada pengaruh di kawasan tersebut. Alasan sepele tapi bisa berdampak besar.
Dari sini kita mulai bisa menebak arah ramalan di Alkitab, tentang sepuluh jari kaki patung Nebukadnezar. Diperkirakan adanya sepuluh negara yang akan berserikat, punya pengaruh kuat atas kedaulatan Israel nantinya. Ramalan ini juga sejajar dengan tulisan Yohanes di Wahyu 13, tentang binatang keluar dari dalam laut (bertanduk sepuluh).
Pada abad 19 dan 20 semua batas wilayah kedaulatan negara menjadi jelas, tapi untuk penyebaran informasi masih lambat. Kemudian di abad 21 ini perkembangan teknologi sangat tinggi, hingga informasi bisa cepat disebarkan. Kita bisa melihat apa yang terjadi di belahan bumi yang lain secara langsung, termasuk juga perkembangan terkini di wilayah Timur Tengah sana, dengan tanah Israel sebagai pusatnya.
Jika negara Israel punya impian membangun kembali Bait Suci (ketiga), tentu perlu mengadakan kompromi politik, dengan negara pusat agama sebelah. Jadi tidak akan ada perlawanan dari para pemeluknya, pembangunan bisa aman lancar dan tidak terkena gangguan roket. Secara logika akan sulit dan tidak mungkin, andai pembangunan dilakukan dalam situasi konflik yang tinggi.
Secara bersamaan negara sebelah itu juga ada kepentingan, apalagi kalau bukan dukungan internasional, agar bisa membangun kota transit super besar, agar bisa mendapatkan banyak keuntungan dari sana. Idealnya kedua pihak sama-sama diuntungkan. :))
Jadi bagaimana dengan kita? Pastinya menyaksikan sendiri sebuah ramalan terjadi itu sebuah anugerah. Berbahagialah kita yang hidup di zaman ini, periode ketika negara Israel modern sudah berdiri kembali. Jadi tokoh dan latar belakang buku Alkitab tersaji nyata, bukan hanya dongeng semata. :D
"Lu gak lihat tuh? Orang kristen kan diludahin di sana" ujar teman saya. Salah satu yang awalnya masih termakan hasutan, bahwa kaum Yahudi yang menuntut untuk Yesus dihukum salib, hingga dianggap sebagai bagian dari antikris.
"Yang suka ngeludah mah pasti yang fanatik sama agama Yudaisme. Kalau sudah tahu begitu yah jangan dekat-dekat, ngapain cari ribut, gitu aja repot" jawab saya dengan santai. Percaya bahwa dalam satu kepercayaan akan banyak tipikal manusia, dengan watak berbeda dalam memandang sesamanya.
Barang siapa berhikmat, tentu sudah tahu siapa yang benar dan yang ada lebih dulu. Bukan yang muncul terakhir, serta dengan percaya diri mengaku-ngaku sebagai edisi pamungkas. Pada saat tirai Bait Suci terbelah akibat gempa, bersamaan dengan kematian Yesus, pada saat itulah hubungan manusia dengan Pencipta sudah terbuka, karena penghalangnya sudah ditebus oleh Yesus sendiri, sebagai ciptaan baru Adam kedua.
Perbuatan baik kita tidak menyelamatkan dari dosa, karena itu hanya berupa investasi mengumpulkan harta yang abadi, kehidupan setelah kematian. Kita mengetahui apa yang baik dan jahat, karena memang nurani kita bekerja dengan baik, serta bisa terhubung langsung dengan Pencipta yang maha adil.
Jadi sudah yakin dan berakar dalam iman kalian sendiri? Jika belum ayo semangat berusaha, karena ini merupakan "kabar baik" bagi kita semua. :))