Kamis, 25 Juni 2020

Bangun Kepekaan (Intel Inside)


Intel Inside? Memangnya ini sedang promo slogan prosesor komputer?
Bukan slogan yang itu. Tapi tentang arti dasarnya, coba saja terjemahkan.
(Intel Inside = Intel di dalam)

Kali ini saya ingin bercerita lagi, mengenai salah satu dunia yang sebetulnya tidak asing, karena banyak dari kita sering melakukannya. Jika kata tersebut melekat dengan dunia profesi, maka hal itu menjadi sesuatu yang eksklusif, seperti dunia Intel atau Intelijen.

Mengenai bidang Intel ini kurang lebih pernah saya ceritakan di sini. Bedanya pada tulisan itu saya hanya mengangkat salah satu bagiannya saja, yaitu berupa kegiatan Mata-Mata sebagai salah satu bentuk teknik dasarnya. Kenapa dunia Intel (bagi saya) menarik? Karena kemampuannya cukup unik dan mengasyikan, itu salah satu alasannya. :))

Pada bahasan kali ini, saya tidak mengangkat sisi serius atau keunikan dari kegiatan Intelijen, tapi lebih menekankan bahwa keahlian Intelijen itu bukan sesuatu yang mewah, karena sesungguhnya dapat kita temukan dalam kegiatan sehari-hari. Kegiatan Intel atau Mata-Mata itu sebetulnya wajar, bahkan justru perlu kita miliki dalam rangka mewujudkan "Kepekaan" kita sebagai pribadi.

Lah? Apa hubungannya punya kegiatan Intel dengan punya Kepekaan? Jawabannya karena keduanya punya metode dan cara kerja yang sama. Dalam hal ini berawal dari sebuah penelitian atau pengamatan tentang sesuatu, hingga tahapan itu secara tidak langsung dapat membentuk kebiasaan kita, untuk lebih "awas" dengan keadaan sekeliling.

Kegiatan Intel lebih berhubungan dengan Profesi, hingga dilakukan dengan perencanaan yang cukup matang. Berbeda dengan Kepekaan yang bisa timbul dari dalam diri seseorang, sebagai indera ke enam yang ternyata cukup bisa diandalkan. Umumnya Kepekaan itu tidak pernah direncanakan, karena bukan tugas yang harus dijalankan. Melainkan bisa menjadi daya tangkap lain dari seseorang, tatkala sedang memerhatikan momentum di sekitarnya.

Sebuah momentum tentunya tidak terbatas, bentuknya dapat berbagai macam. Bisa dimulai dari bahasa Verbal berupa kata-kata langsung, atau bahasa Non-Verbal yang tidak langsung. Bahkan untuk masa sekarang juga ada yang namanya Verbal Transit, dalam arti sebuah informasi bukan sebatas dikatakan atau tidak, tapi disampaikan dengan cara lain, atau meminjam suara orang lain pada jalur berbeda, hingga cenderung berkaitan dengan kegiatan ekspresif, nilai yang timbul dari dalam diri.

Bahasa Verbal klasik itu berupa info dengan mentions langsung kepada yang bersangkutan, hingga "tersampaikan" dengan baik sesuai jalurnya. Sementara untuk Non-Verbal berlaku terbatas, umumnya di antara pihak-pihak yang sudah bertemu tatap muka. Atau batasan terkininya itu jalur Video Call, karena ada sebuah visual dari masing-masing pihak, hingga pesan "diam" dapat juga "tersampaikan" dengan caranya sendiri.

Sementara untuk Bahasa Verbal Transit semakin berkembang untuk zaman sekarang. Bahkan menjadi salah satu metode yang dipakai oleh banyak pihak. Biasanya bahasa gaulnya itu dikenal dengan kode no mentions. Sebuah infomasi yang isinya ditujukan kepada pihak lain tanpa menyebutkan identitas secara langsung, tapi secara ideal info itu bisa diterima atau diakses oleh pihak tersebut. Bahkan kita bisa saja "meminjam" suara dari orang lain, entah dari status, kutipan, lagu atau yang lain-lain. Kita sedang hidup pada zaman keemasannya, karena arus informasi dan beragam kanal tersedia, dapat dengan mudah diakses oleh banyak orang. 

Kenapa lu bisa tahu tuh? (Berasa takjub)
Yah karena timing-nya pas, jadi mungkin ada hubungannya. (Biasa-biasa aja)
Oooo jadi harus pinter-pinter baca timing yeh. (Baru mulai mikir)

Jadi sebuah data atau fakta yang dipakai barisan Intel ini agak berbeda, karena hanya berupa informasi yang sesuai dengan waktunya. Berbeda dengan Berita yang memang sudah diverifikasi kebenarannya langsung kepada sumber. Atau dengan kata lain, dalam dunia Intel dan Kepekaan itu, tidak ada yang kebetulan, meski untuk beberapa kasus bisa memang terjadi secara kebetulan.

Jadi sudah kita ketahui persamaan dan perbedaannya bukan? Kepekaan lebih berkaitan dengan daya tangkap kita, karena tahapannya itu lebih pada kegiatan Intel yang dilakukan. Melihat dan memerhatikan sekeliling, serta menyerap berbagai informasi untuk masuk dalam kepala. 

Kemudian cara kerja Intel itu hanya menggali informasi, sebatas itu dan tidak lebih dari upaya mendapatkan data. Untuk langkah selanjutnya sudah berbeda koridor, karena jika sudah "beraksi" maka Intel Inside itu akan berubah, menjadi Action Outside, setuju? Itu hanya kata-kata buatan saya sendiri saja. Xp

Jika demikian Kegiatan Intel dan Kepekaan kita bisa berubah, dari awalnya hanya berupa  "wacana", melewati rangkaian pesan dan respon terhadap keadaan, menjadi tahapan selanjutnya yang perlu dilakukan dalam langkah. Kita menyebutnya sebagai aksi lanjutan, untuk mewujudkan Kepekaan yang kita dapatkan dari sekeliling.

Saya akan mengambil contoh hubungan percintaan lagi, karena mudah, biasa, tapi penting dan selalu menarik, karena bisa memotong masa "fase" seseorang sebelum hidup baru. Meski pada dasarnya keahlian ini juga berlaku dalam berbagai bidang, seperti pekerjaan, pengambilan keputusan, mencari peluang bisnis, dsb. (Xp) Bahkan dalam profesi Intelijen yang sebenarnya, info itu lebih ditekankan pada pihak-pihak yang mengancam negara, atau berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negera.

Kegiatan Intel dan Kepekaan itu misalnya dilakukan kita kepada yang lain. Jika sudah masuk dalam Action Outside, maka pihak yang di seberang akan mengetahui bahwa kita sudah beraksi, bahkan sudah tahu dengan kegiatan mematai-matai mereka sebelumnya. Kedua pihak akan menuju titik akhir yang terang benderang, atau dalam bahasa inggris terkenal dengan sebutan "comes to light."

Istilah "comes to light" bisa dicapai andai ada kesepakatan dua belah pihak. Hingga kegiatan tahap awal Memata-matai atau Intel, atau bisa juga disebut Kepekaan, mulai dapat mencari jalan menuju tujuan akhir. Istilahnya tidak ada yang dirugikan, atau kedua belah pihak saling untung. 

Bagaimana jika salah satu pihak rugi? Itu kembali pada posisi keuntungan yang dimiliki oleh Pemenang, mereka punya fakta untuk "menuduh" pihak lain sebagai Antagonis. Biasanya kasus ini berlaku pada kegiatan Intel penegak hukum, mengenai hal-hal yang jahat atau negatif, atau istilahnya berpotensi merugikan banyak pihak. Ruang lingkupnya bisa korporasi atau negara, bahkan secara pribadi juga bisa terjadi, misalnya Bandar Narkoba, Bandar Judi, Sindikat Penadah Barang Curian atau Perdagangan Manusia, dsb.

Bagaimana dengan percintaan dua manusia? Seperti contoh yang ingin diangkat? Bisa saja terjadi andai salah satu pihak "kalah". Umumnya karena kegiatan mengintai asmara ini lebih bersifat personal, maka biasanya hanya diketahui oleh pelakunya saja, karena mereka tetap punya sense untuk menjaga feeling pihak lain. Jadi idealnya tidak banyak yang tahu, jika mereka sendiri tidak memberitahunya kepada pihak lain.

Jadinya masing-masing dari kita harus punya kepekaan tersendiri. Tentang hal ini sudah saya angkat di sini, tentang tulisan Permainan Hati pada awal dekade ini. Jika setelah beraksi ternyata tidak mendapat interest dari pihak seberang, idealnya harus sadar diri "mundur selangkah", untuk kemudian menentukan langkah selanjutnya dengan bijak.

Bagaimana jika sudah "dikalahkan" oleh pihak lain, alias tidak mendapat kesepakatan, tapi tetap berjuang tiada henti? Yah itu terserah mereka, tapi pastinya akan ada sebuah ketidaknyamanan akan muncul dari pihak seberang. Atau istilah Intel dalam konotasi negatif "Stalking" bisa dilekatkan pada mereka.

Stalking itu terjadi andai kegiatan Intel tetap berlanjut, meski tahu bahwa pihak yang diintai tidak berkenan diperhatikan. Sebaliknya malah dianjurkan untuk menjauh, serta diarahkan untuk tidak terlalu berharap, berbagai alasan bijak akan diberikan. Bukan soal waktu yang katanya akan bisa memahami, tapi memang waktunya "tidak tepat" dan itu sebuah fakta.

Jika kita menjadi pihak yang "ditolak" tersebut, idealnya kita juga harus sadar diri. Harus punya Kepekaan bahwa tidak ada interest dari usaha kita, kegiatan Intel Inside, serta Action Outside yang sudah diupayakan. Istilahnya berbesar hati menerima keadaan, kejadian itu sudah saya tuntas bahas di sini, berbicara mengenai pentingnya punya Kebesaran Hati.

Stalking ini menjadi kata yang cukup menarik, meski arti dasarnya adalah kegiatan menguntit. Seperti seorang yang selalu mengikuti pihak lain secara sembunyi, entah ingin tahu tempat tinggalnya, apa yang dikerjakan dan di mana tempat kerjanya, dsb. Jika kegiatan "Intel" ini sampai diketahui yang bersangkutan, maka akan tersingkap pula berhasil tidaknya "penelitian" yang dilakukan, untuk menjadi penentu langkah selanjutnya.

Kegiatan Intel = Ghost (Tidak diketahui pihak seberang)
Kegiatan Intel yang dibiarkan oleh pihak seberang = Exploring
Kegiatan Intel yang tidak dikehendaki oleh pihak seberang = Stalking
Kegiatan Intel (+ Respon) yang mulai disadari = Kepekaan (Sensitivity)

Sebaliknya jika kegiatan Intel kita berbuah manis, tentu menjadi keistimewaan tersendiri. Terlebih andai punya Kepekaan yang tepat, jika misalnya ada yang memberi perhatian kepada kita, serta bisa kita terima dengan tangan terbuka. Hingga kata stalking yang berkonotasi negatif itu berubah jadi positif, bahkan bisa naik level menjadi Action Outside yang menguntungkan kedua belah pihak.

Andai punya Kepekaan terhadap sekeliling dan pihak lain, kita akan lebih jeli dengan sendirinya, karena punya kemampuan untuk menangkap momentum sesuai waktunya. Hal itu juga berkaitan dengan ketajaman Naluri kita, tentunya untuk digunakan sesuai dengan Nurani yang ada di masing-masing pribadi kita.

Naluri dan Nurani. 2N ini biasanya sudah ada di dalam diri kita masing-masing, hanya tinggal diangkat, diolah, diasah dan dibentuk. Tentunya dengan tetap mengikuti petunjuk Buku Manual, sesuai rancangan dari Pencipta-nya langsung. :)


Beda zaman beda metode.
Artinya level keberanian sekarang beda dengan zaman dulu?
Bukan. Idealnya setiap zaman punya keunikan tersendiri.
Anggap saja fasilitas zaman sekarang itu sebagai pilihan.
Alat dan hadiah untuk kita gunakan.