Sabtu, 07 Desember 2013

Waktu Sampai



Kita sudah memperhitungkan waktu oleh karena pemilik waktu.

Sebagian manusia menganggapnya berharga. Jika memang benar adanya tidak masalah. Yang menjadi masalah penghargaan atasnya direndahkan dengan sebutan uang. Mungkin mereka belum paham. Hingga dihajarnya menjadi pengemis waktu.

Sebagian lagi menganggapnya ajaib. Jika diperlakukan sebagaimana mestinya memang baik. Menjadi buruk jika terjadi sebaliknya. Mereka terlalu percaya dengan kuasa waktu. Hingga kuasa tangan mereka yang seharusnya di kebiri ketika bersembunyi dibaliknya.

Sebagian lagi dengan pandainya menghitung waktu. Hingga dia memperhatikannya diam menunggu. Sedikit bersabar untuk mendekatkan diri kepada mereka. Itulah yang membuat manusia banyak menghabiskan masanya dengan percuma. Tetapi tidak masalah jika hanya terlambat mengikutinya.

Bagaimana jika kita tidak perhitungan lagi dengan waktu. Hingga dia tidak berjalan sesukanya meninggalkan kita. Itulah alasan dari banyak manusia yang tidak ingin bersahabat dengannya. Wajar jika dirinya dipermainkan. Yang ada dipikirannya hanya berusaha mengejar waktu.

Bersahabatlah dengan waktu. Jadi dia yang berharga dan ajaib itu tidak perhitungan lagi dengan kita. Bukankah waktu menyatu selama manusia bernafas. Supaya kita dapat bermain bersama dengannya. Menikmati suatu masa. Bukan balik diperbudak olehnya sebagai ganjaran.

Ketika manusia tidak ingin menyongsongnya. Waktu membutakannya dengan kenikmatan semu yang sudah berlalu. Hingga mencelikkannya pada satu masa. Berbalik hendak melaluinya. Hingga kenikmatan lain diberikan olehnya.

Pemilik waktu dapat menggunakan caranya yang tidak berbatas. Keegoisannya diperlukan untuk menjinakkan ego manusia yang sebetulnya hanya sampah. Mungkin pada saatnya mereka akan bersyukur atas rentetan waktu. Ketika sampai dihadapannya. Yang terlihat seperti rancangan terbaik. Tidak ada satupun yang luput.