Senin, 14 Agustus 2023

Sayap Gadget


Sayap Gadget? Memangnya ini burung?

Untuk cerita kali ini, sebelumnya sempat diangkat belum lama ini. Caranya dengan menambahkan sub-judul update, tergabung di dalam tulisan terakhir dengan tema sejenis di sini. Tapi karena bahasannya cukup seru, kemudian punya tema yang berkembang lebih jauh, hingga dipilih untuk membuat dongeng dengan judul tersendiri. Jadi inilah ceritanya. :P

Pada tulisan sebelumnya yang diangkat itu mendongeng, tentang berapa lama sebuah gadget awet tinggal di tangan kita. Kemudian tantangannya adalah bertahan yang bagaimana? Apakah tetap menjadi andalan utama hingga ujung usia, atau turun pangkat karena datangnya gadget lain yang lebih baru.

Ada pernyataan ketika tangan kita kadang kala gatal, untuk jajan produk gadget ini. Sebagai produk dengan tingkat kepopuleran tertinggi, tentu godaan ini akan terus datang silih berganti. Banyak yang menjadi andalan dari para produsen menjual produknya, entah dari teknologi yang ditawarkan, hingga harga yang dibebankan kepada konsumen.

Secara kebetulan pula ada dua foto yang sengaja diambil, ketika saya pernah memegang gadget paling banyak dari segi jumlah. Dari dua kejadian yang berhasil diabadikan, ternyata keduanya lebih dominan handphone tombol numeric, atau biasa kita menyebutnya handphone batang.

Rentang waktunya sudah sangat lama, terjadi pada tahun 2008 dan 2010 yang lalu. Sebelum akhirnya generasi hape berubah, dengan teknologi tombol QWERTY seperti komputer, hingga menjadi full touchscreen seperti keadaan sekarang ini.

Kemudian pertanyaan selanjutnya, kenapa tidak berlanjut? "Koleksi hape" yang biasa saya lakukan itu? Tentu ini menjadi perubahan sikap dari saya sendiri, serta terjadi pula pada banyak orang lain. Andai sudah mengganti hape, serta keadaan hape bekas masih cukup bagus, pastinya akan dimanfaatkan nilainya. Caranya? Yah dijual kembali, tentu dengan harga yang sudah terjun bebas dari harga beli barunya.

Belakangan baru disadari bahwa kebiasaan gonta-ganti hape, serta menjual hape bekas justru memang untuk memaksimalkan pegangan gadget kita. Pakai secukupnya sesuai kebutuhan. Uniknya belakangan ini pula mulai timbul hobi lama, untuk "menyimpan" sesuatu seperti dulu. Tidak lagi mengejar keuntungan yang nilainya juga tidak seberapa, bermula dari pembelian hape terakhir (sebelum ini), dibarengi dengan munculnya tulisan ini di atas. :))

Pastinya karena iseng-iseng mengintip perkembangan terkini, muncul satu produk yang cukup menarik. Dengan harga masuk akal, alias murah dan dapat teknologi yang banyak, diangkutlah hape Infinix Hot 30i, dengan penyimpanan terbesar yang langsung memecahkan rekor, bahkan lebih besar dari kartu memory yang digunakan. :P

Kemudian teringat untuk mengabadikan kembali, hape apa saja yang sedang dipegang sekarang, setelah menyentuh jumlah yang cukup banyak seperti dulu. Berjumlah empat hingga istilahnya disebut kuartet, untuk sekadar membanggakan gadget optimal (bukan termahal) yang masuk dalam ketertarikan saya. Untuk sebuah keisengan belaka, sepertinya ini masih cukup menarik. :P

"Gak masalah boros, kan buat hal yang baik. Seperti gelas kan terus diisi jadinya" ujar salah satu teman, ketika mendengar pemborosan dari jajanan saya untuk kategori produk ini.

Saya sendiri seperti bernostalgia, mengingat tentang kebiasaan dulu yang gemar mengoleksi barang favorit. Memang benar untuk sebuah kegemaran, setiap kita pasti tidak akan ragu untuk "belanja" produk tersebut. Pastinya juga setiap orang akan punya selera tersendiri, serta minat yang berbeda-beda pula.

Bahkan awalnya terasa agak aneh, berbeda dengan zaman handphone batang dulu yang ukuran dimensinya cukup ramping. Saat menjejerkan semua gadget ternyata memakan ruang lebih, karena ukuran produknya sendiri cukup "lebar" untuk masa kini. Secara tidak langsung perkembangan zaman memang menawarkan sesuatu yang lebih menarik. Tentunya agar kita semakin nyaman menggunakan gadget kita di layar yang besar.

Tambahan lagi kemampuan ekonomi kita juga pastinya ikut berkembang. Jika dulu itu dananya cukup terbatas, hingga harus mengumpulkan uang dulu, maka untuk masa kini lebih mudah karena pendapatan sudah naik. Bahkan tersedia pula berbagai cara pembayaran, salah satunya melalui kredit cicilan.

Untuk saya sendiri rasa penasaran harus segara dituntaskan, tapi harus bijak juga mengelola rasa penasaran tersebut. Jangan sampai kita balik ditawan oleh keingintahuan kita sendiri, setuju? Hingga batasan di sini sangat penting diberlakukan, pastinya kita harus berbelanja yang sesuai dengan kantong, tidak melebihi batasan kemampuan yang akan berujung dengan kesusahan sendiri.

Salah satu yang menarik adalah ekspansi dari sebuah produk. Jika pada beberapa waktu lalu konon label Xiaomi pernah jadi primadona, maka kini juga ada pemain lain yang melakukan strategi serupa. Identitas Infinix menjadi bintang baru, bahkan jadi tersangka utama yang membuat tangan saya jadi gatal untuk jajan (lagi). Xp

Untuk sebuah label sendiri biasanya tergabung dalam satu payung perusahaan yang lebih besar. Misalnya dua identitas terkenal di masyarakat kita, Oppo dan Vivo yang terlihat bersaing, tapi ternyata menjadi saudara dalam satu kelompok perusahaan. Hal yang sama juga terjadi dengan label baru Infinix, karena punya saudara lain berlabel Tecno (kelas atas) dan Itel (kelas bawah).

Untuk produk mereka sendiri cukup menarik perhatian, karena punya inovasi tersendiri dan kreativitasnya tetap terjaga. Alias bukan produk yang hanya meniru total, tapi ada sentuhan khas yang menjadikan produk mereka unik. Kenapa bisa begitu? Karena untuk desain handphone masa kini, hampir pasti seluruhnya serupa. Ada yang membuat satu model baru, pasti akan diikuti label lain dengan sedikit perubahan kecil, serta dengan model nama yang berbeda pula.

Bahkan rasa penasaran yang agak liar ini tetap berkembang, tapi tentu harus berada dalam pengendalian kita sendiri. Salah satunya adalah rekor lain yang pecah (lagi), bahkan pernah jadi jargon utama dalam pembelian saya terdahulu, ketika menjemput satu perangkat dan sudah didongengkan di sini. Apa tuh? Tentang tenaga battery terbesar untuk handphone, punya daya 6000mAh pada kala itu dulu, hingga punya slogan produk Go Monster, serta masih jadi perangkat utama untuk saat sekarang.

Jadi satu keisengan terjadi (lagi), ketika mengangkut perangkat berlabel Tecno Pova Neo dengan tenaga tertinggi. Produk yang punya battery berdaya 7000mAh, tertinggi untuk produk mainstream. Bagusnya lagi produknya itu punya desain unik (beda sendiri) dengan suasana gaming yang kental. Meski beratnya dikatakan lumayan, tapi cukup wajar saja dengan tenaga yang besar tersimpan di dalamnya.

Praktis sesuai dengan tulisan terdahulu berjudul Ujung Gadget, posisi perangkat utama masih tetap bertahan dan belum (dan tidak) tergantikan. Hanya berubah di posisi sayap saja, alias handphone pendukung yang menjadi pemain cadangan. Alias tujuan memberdayakan alat komunikasi hingga selama mungkin masih tetap berjalan. :D

Bahkan bisa dibilang sebuah anomali kembali terjadi, tapi dengan sedikit perbedaan, jika dibandingkan dengan keadaan sebelum tulisan ini dibuat. Di mana tuh bedanya? Kalau dulu itu hape utama jadi andalan untuk berinternet, sementara nomor utamanya "nyantai" di hape kedua. Untuk sekarang ini nomor utama ada di hape utama (juga), bedanya untuk berinternet akan dibantu oleh hape-hape lain bergantian. Alasan lainnya tentu unutk menikmati layanan internet dari operator seluler lainnya. Xp

"Justru semua hape gue ini empat-empatnya digabung, harganya masih lebih murah dari hape lu atau si anu" ujar saya dengan tertawa. Mencoba berkelit dengan memberi perbandingan, tentang berapa yang perlu dibayarkan, andai disejajarkan dengan label lain dengan harga lebih tinggi.

Sayap Gadget bukan burung, tapi buat istilah tubuh gadget.




Update =
Beberapa bulan sejak tulisan di atas dibuat, ternyata ada sedikit perubahan yang cukup mendasar. Kebanggaan memiliki gadget dalam hitungan kuartet, ternyata tidak bertahan lama, hanya berlangsung selama beberapa bulan saja. Menjadi satu titik balik dalam cerita kali ini, bahwa teknologi zaman sekarang memang memudahkan para penggunanya.

Apa tuh yang berubah? Kita kilas balik dulu di dokumentasi jadul di bawah ini. Ada dua jenis hape dan keduanya masih serupa, hanya bisa mengaktifkan satu nomor seluler saja. Artinya mempunyai nomor utama dan cadangan cukup lumrah, bahkan bisa nambah nomor lainnya sebagai koleksi tambahan.

Untuk zaman sekarang, setiap perangkat hape sudah bisa mengaktifkan dua nomor seluler, hingga setiap pengguna dapat memaksimalkan penawaran teknologi tersebut. Nah ceritanya bermula dari sini, punya empat hape dengan fungsi yang mumpuni, rasanya sayang jika hanya sebagai pajangan saja, atau sekadar cadangan yang tidak perlu bekerja normal seperti hape utama. Jadilah saya ikut menambah koleksi nomor seluler, hingga menjadi linglung sendiri, oleh karena banyaknya nomor dan hape itu sendiri. 

Cerita selanjutnya mempunyai hape kuartet di masa kini dirasa agak berlebihan, hingga dikurangi satu saja, menjadi trio gadget yang lebih terkontrol. Imbasnya masih relevan dengan judul tulisan ini, sayap gadget. Bicara tentang hape utama dan dua hape lainnya sebagai sayap, karena keduanya akan dimaksimalkan penggunaan teknologinya.

Kemudian agar tidak kalah dengan kedua sayapnya yang masih segar bugar, akhirnya hape utama juga ada pembaharuan dari sisi tenaga. Penggantian suku cadang jenis battery, tentu akan membuat sepak terjangnya kembali segar. Masih dalam rangka untuk menggunakan hape ini sampai batas maksimal, karena sudah punya segudang manfaat yang tetap diandalkan. Tentang penggunaan perangkat hingga ujung usianya juga sudah didongengkan di sini.

Praktis pertimbangan tenaga dari hape masih jadi prioritas, karena yang tersisih itu yang dayanya paling kecil. Kemudian salah kedua pertimbangan yang lain adalah kecanggihan kamera, apakah sudah mendukung lensa (ultra wide) super lebar? Nah penawaran tambahan teknologi kamera ini biasanya ada di gadget kelas menengah ke atas. Untuk itulah ketimbang beli yang baru tapi fungsi sama saja, tentu memaksimalkan perangkat yang ada akan lebih bijak. :))
(Tenaga Battery)
Samsung Galaxy M30S = 6000 mAh
Infinix Hot 30 Play = 6000 mAh
Tecno Pova Neo 3 = 7000 mAh