Senin, 26 Maret 2012

eksplore Bali Uluwatu (Dua)


Melanjutkan Plesiran ke Bali (Kintamani-Ubud-Kuta), maka pada tanggal 11 Maret 2012 pagi saya bangun tidur setelah beristirahat, sengaja keluar hotel lebih lambat sedikit karena tujuan saya hari itu adalah berkeliling di selatan bali yang jaraknya tidak terlalu jauh dari daerah Kuta tempat saya menginap, plus saya hendak memaksimalkan breakfast ala kadarnya di losmen, yaitu roti isi telur lumayan buat mengganjal perut :D

Pukul 08.00 lewat saya langsung bergerak ke selatan Bali melewati jalan utama Ngurah Rai depan airport, jalannya kemudian bercabang 2 arah dimana jalan utama akan menuju Nusa Dua dan arah lainnya ke Uluwatu melalui Jimbaran. Kedua percabangan jalan tersebut akan bertemu sehingga jalannya itu sebenarnya memutar.

Pagi itu saya merencanakan mengunjungi pantai Nusa Dua karena saya belum pernah kesana, akses jalannya sangat lebar, tak heran memang karena kawasan tersebut menjadi tempat pertemuan bapak Presiden kita jika kunjungan kerja ke Bali.

Pantai Nusa Dua sendiri terletak disebuah kompleks yang bernama sama, untuk menuju ke pantainya jaraknya lumayan juga dari jalan raya, sesampainya disana saya langsung meng-eksplore kawasan tersebut.

Pantai Nusa Dua ternyata memiliki beberapa sisi pantai yang berbeda, dengan ombak yang tidak terlalu besar, beberapa diantaranya merupakan daerah resort dan hotel tertentu dan hanya boleh dimasuki pelanggannya, tetapi pantai yang untuk umum juga luas, saya hanya eksplore sebentar saja pagi itu sejauh kaki berjalan.

Nusa Dua adalah kawasan di selatan bali sebelah timur, jika dari jalan utama yang lebar tadi sebelum memasuki komplek mengambil arah kiri atau utara sepertinya itu arah ke pantai Tanjung Benoa, disana pantai teluk yang airnya tenang khusus buat berbagai macam water sport, saya hanya mengunjunginya pada saat tour keluarga, karena biaya bermainnya yang cukup mahal rasanya itu kurang cocok buat turis backpacker :D

Awalnya saya hendak bergerak ke arah pantai Geger, yaitu suatu pantai lagi si sebelah selatan Nusa Dua, tetapi jalannya agak bikin bingung sehingga saya asal mengikuti jalan saja, terdamparlah saya di pantai Mengiat, suatu pantai yang baru saya dengar namanya, meski tidak panjang tetapi cukup ramai, pantainya itu terletak di dalam satu komplek juga.
Ombaknya juga tidak terlalu besar nampaknya pantai ini lebih di khususkan untuk mengakomodasi resort yang ada disekitarnya, letaknya jadi persis di sebelah Nusa Dua, mungkin pantai Geger masih ke arah selatan pikir saya tapi saya mengurungkan niat kesana karena hari sudah semakin siang.

Jalan dari Nusa Dua ke selatan jalannya sudah agak menyempit, jadi saya memutuskan kembali berjalan ke arah selatan memutar ke bagian barat alias Uluwatu, jalannya agak menanjak karena Uluwatu sendiri posisinya seperti di atas bukit, dan dari info pantai Geger merupakan batas dari pantai dengan akses landai, selebihnya ke arah barat pantainya itu terletak di bawah tebing.

Siang itu saya kembali mendatangi pantai Bali Cliff, ini kali kedua saya kesini setelah eksplore bersama teman beberapa bulan sebelumnya. Setelah parkir maka sudah terlihat beberapa surfer asing yang bersantai, disini cukup sepi dan untuk ke pantai akan menuruni anak tangga yang lumayan tinggi, sesampainya di bawah ternyata ombak sedang besar, saya hanya menikmati deru ombak dan pemandangan dengan duduk di anak tangga yang agak tinggi.

Pada saat itu terlihat sekumpulan surfer yang nampaknya baru selesai bermain dengan ombak, satu per satu dari mereka keluar dari ombak menuju anak tangga yang lebih tinggi tempat saya duduk, karena anak tangga bagian bawah selalu tersapu ombak. Sesekali ombak juga menyambar tempat saya duduk yang tingginya sekitar 3-4 meter, setelah menikmati pantai saya kembali ke atas lagi dan beli minuman di bapak2 yang sengaja buka lapak di bibir tangga.

Sempat berbincang mengenai ombak yang besar di jelaskan jika ingin ombak tenang datangnya sore hari pada pukul 15.00 dan setelahnya, karena di jam tersebut air sudah surut dan saya menanyakan apakah itu berlaku di seluruh pantai kawasan selatan, dikatakan iya. Info yang cukup bagus karena saya juga berencana mendatangi kembali pantai Suluban (Bluepoint) karena terakhir saya kesana ombak juga sedang besar sehingga saya mengubah jadwal acara awal dengan menempatkan pantai Suluban pada jam sore.

Beruntungnya juga terakhir kali ke Bali Cliff sewaktu eksplore bersama teman meski siang tetapi pada musim kemarau jadi saya sempat berjalan di bibir pantainya dengan ombak yang cukup besar, setelah selesai saya di gratiskan uang parkir oleh bapak penjaga parkir, lumayan lah muka turis lokal. :D

Kemudian langsung bergerak ke arah barat, jalan utama berujung pada perempatan yang di tandai adanya sebuah supermarket lokal, dimana jika ke kiri maka akan ke Uluwatu dan kanan akan kembali ke arah Jimbaran dan Kuta, tujuan saya siang itu lurus alias jalan gang ke arah pantai Balangan.

Pada kesempatan sebelumnya saya tidak kesampaian kesini arena adanya insiden bersama teman, sehingga saya cukup berhati2 mengendalikan kecepatan karena jalannya itu sempit, sepi dan menurun berkelok2. Sesampainya di tempat parkir maka kita harus menuruni beberapa anak tangga yang tidak terlalu tinggi, ketika dibawah garis pantai sudah terlihat dengan pasir pantai yang tidak terlalu luas dengan ombak yang lumayan berisik.


Di tepi pantai sebelah selatan berdiri berbagai cafe sederhana terbuat dari bambu dan berdiri di atas tepi pasir pantai, kemudian saya berjalan sampai ujung tebing, sementara untuk beberapa bagian sebelah utara dekat anak tangga yang saya turuni di bentuk ruang hijau terbuka yang di buat agak tinggi yang memisahkan pasir pantai.

Saya menikmati pantai dengan tangan yang aktif merekam suasana tentunya, setelah itu berniat pergi dari dari tempat parkir yang agak tinggi dan dari sana dapat juga dilihat garis pantai Balangan yang memanjang.

Saya kembali ke jalan utama perempatan dekat supermarket tadi dan mengisi perut tidak jauh dari sana untuk kemudina bergerak ke objek wisata GWK, dari perempatan tadi tidak jauh berjalan ke arah utara ke jalan yang agak menurun.

Sesampainya di GWK maka tiket masuk kena 30rb, nominal yang cukup tinggi untuk seukuran tiket dan nampaknya saya masuk bersamaan dengan beberapa bus yang mengangkut grup tour yang belakangan diketahui salah satu sekolah menengah pariwisata di Jakarta yang sedang study tour kesana, hal tersebut diketahui saat saya sempat minta tolong menjadi juru foto kepada salah satunya sehingga tempat tersebut tiba2 menjadi ramai mendadak.

Ketika baru masuk saya sempat memasuki ruang threater dimana pada saat itu pertunjukkan tari barong nya baru saja selesai dan tidak ada di jam lain kecuali tari bali tradisionalnya saja, yah agak telat pikir saya.

Patung utama yang menjadi daya tarik adalah Garuda dan Wisnu yang berdiri terpisah, awalnya saya mengira memang patung solid layaknya candi yang dibangun, ternyata keduanya terbuat dari bahan yang tidak sekeras batu kalau menurut saya dan dibelakangnya di topang dengan konstruksi besi.

Didalamnya terdapat lapangan yang dikelilingi seperti tebing tinggi yang berdiri rapih seperti membentuk dinding tapi saya lupa menyentuhnya sekeras apa layaknya patung utama tadi. :p

Setelah selesai di GWK maka sudah jelang sore dan saya memutuskan ke pantai Labuan Sait atau yang lebih populer dengan sebutan Padang Padang, pada eksplore bali sebelumnya saya sempat ke pantai ini namun kala itu saya mendapatkan pengalaman baterai kamera habis total jadi sekaranglah saat saya mendokumentasikan kawasan tersebut. :D

Maka saya kembali ke arah perempatan supermaket dan mengambil arah Uluwatu, tidak jauh dari perempatan maka kita akan melewati gerbang komplek besar Pecatu resort yang merupakan gerbang utama untuk menuju pantai New Kuta atau Dreamland.

Jalan kemudian akan bercabang ke arah Labuan Sait dan Uluwatu dan kedua jalur tersebut akan bertemu tepat di depan Pura Luhur Uluwatu, saya mengambil arah Labuan sait tentunya lebih cepat. Pantainya itu terletak di bawah tebing, tidak jauh dari tempat parkir ada sebuah jembatan yang dari atasnya dapat melihat garis pantai yang tidak terlalu panjang tersebut, seperti biasa saya langsung mengambil momen saat itu untuk mengabadikannya.

Tak lama saya menuju pantai yang akan menuruni tangga namun tidak terlalu terjal, dengan melewati tebing yang sempit, tapi tenang masih cukup kog untuk satu orang.

Sampai di bawah pantai sangat ramai, banyak turis asing yang berjemur dan turis lokal yang berenang, saya menyusuri bagian demi bagian dimana salah satunya terdapat tebing dengan warna yang khas. setelah itu bergerak ke sisi lain untuk jalan2 menikmati pantai, tidak terlalu lama saya disini karena sudah pukul 15.00 maka saya bergegas ke pantai Suluban.

Dari pantai Labuan Sait kita akan terus berjalan hingga mendekati pertemuan jalur yang ke arah Uluwatu dan pantai Suluban ini merupakan tetangga dari Pura Luhur Uluwatu karena bersebelahan, saya langsung mencari tempat parkir untuk menuju pantai yang ternyata saya akan masuk melalui pintu utama, ada juga lewat pintu belakang yang jaraknya lebih dekat dengan Pura.

Karena masuk dari depan sebelum menuruni tangga kita akan melihat panorama pantai, langsung saja saya abadikan melalui kamera, untuk turun menuju pantai pun tidak berasa karena kita akan melewati berbagai cafe dan pondok surfer dengan tangga yang berundak sehingga lebih santai.

Sampai di bawah benar saja ternyata air sudah surut sehingga kita bisa mendekati bibir pantai, pada kesempatan eksplore sebelumnya hal itu tidak kesampaian karena air pasang dan masuk hingga ke tebing. Saat di bibir pantai kita bisa menaiki tebing2nya untuk menuju sisi sebelah selatan atau utara dari pantai, disini saya sempat menunggu orang yang lewat beberapa saat untuk dimintai tolong menjadi juru foto saya. :p

Setelah puas jalan2 di bibir pantai saya mulai naik ke atas dimana terdapat banyak cafe yang berdiri lebih tinggi, ada beberapa cafe yang hanya boleh dimasuki pelanggannya saja. Kembali saya mengabadikan pantai yang terlihat dari sisi yang berbeda tentunya, hingga sore dan masih punya cukup waktu maka saya meninggalkan pantai suluban untuk kembali mendatangi pantai Dreamland.

Letak Uluwatu cukup terpencil karena di ujung pulau selatan sisi barat, jalan disana tidak begitu ramai karena sisi kanan-kiri baik di jalan Labuan Sait atau jalan raya Uluwatu hanya terlihat lahan kosong atau hutan yang sudah tidak lebat lagi.

Pada saat balik saya sempat ingin mampir ke Pantai Bingin, tetapi jalannya agak rusak sehingga tidak jadi dan langsung menuju kompleks pantai dreamland yang jalan utamanya sudah lebih ramai.

Pukul 17.00 lewat saya sampai dan parkir serta menuju pantai untuk mengabiskan waktu di sore hari tersebut, saat itu pantai ramai sama turis lokal dan mungkin warga lokal yang menikmati hari minggunya, dengan garis pantai yang cukup luas dan akses jalan yang mulus dan lebar menjadikan dreamland sebagai alternatif plesiran utama setelah Kuta dan Tanah Lot untuk menikmati sunset bagi wisatawan umum.

Saya menikmati pantai hingga hari sudah gelap, kemudian memutuskan kembali untuk beristirahat setelah makan malam dahulu, yang unik adalah saya memutuskan kembali ke 3 tampat makan yang pernah saya datangi pada eksplore sebelumnya bersama teman, semuanya cukup membuat lidah nyaman.

Yang pertama adalah membeli Martabak Telor murah meriah dan gurih yang dinikmati dengan sebungkus nasi pada malam kedua di jalan utama Kuta-Denpasar, kemudian yang kedua pada hari itu sebelum ke GWK saya mampir di salah satu kedai makanan tidak jauh dari perempatan Supermarket tadi dengan menu lengkap, menu favorit saya mengisi perut siang itu adalah Nasi Fu Yung Hai :9

Ketiga adalah makan malam setelah dari Dreamland, dimana tidak jauh dari gerbang komplek Pecatu Resort sebelum menuju perempatan supermarket terdapat satu kedai Nasi Goreng yang membuat lidah bergoyang, kebetulan Khas Betawi, dan memang pemiliknya berasal dari Jakarta karena sempat berbincang, sempat saya tanya lebih enak dimana ternyata beliau mengatakan lebih damai disana, yah semoga Jakarta bisa berbenah membuat warganya lebih damai, terlebih sebentar lagi Pilkada. :D

Karena esoknya sudah tidak berencana jalan jauh, maka malam itu saya agak santai dan sudah tidak terlalu keluyuran lagi karena beristirahat lebih cepat.

Esoknya seperti biasa saya berjalan2 lagi sebelum cek-out losmen. Paginya saya menghabiskan waktu di pantai Kuta berjalan2 di pagi hari.

Karena iseng saya coba2 mendatangi pantai lain yang berdekatan karena adanya petunjuk jalan yaitu pantai Segara, ini merupakan pantai yang paling dekat dengan landas pacu bandara, kalau tidak salah lihat saya sempat lihat papan petunjuk menuju Kuta Reef dengan ombak tinggi yang sempat masuk salah satu iklan di televisi.

Sepertinya letak Kuta Reef itu agak ke tengah laut dan untuk menuju kesana perlu menaiki perahu nelayan, karena disana banyak perahu berjejeran di tepi pantai. Salah satu keunikan pantai segara adalah terdapatnya barisan batu di tepi pantai, sempat santai diatas batu2annya, dan sempat pula terjatuh saat akan menuruni batu2an karena licin. :D

Jelang siang saya sudah bersiap2 untuk cek-out dan memustuskan membuang waktu di salah satu mal di kawasan Kuta yaitu discovery Mal, ini tujuan dadakan yang terpikirkan pada pagi itu karena pernah mendengar ada mal tapi belum pernah kesana.

Di belakang Mal terdapat pantai yang dibatasi batu granit agak tinggi, dari sini terlihat pantai segara di sisi selatan, dan berjalan ke arah utara dengan ombak yang sesekali menyambar jalan maka kita akan sampai di ujung garis pantai Kuta. Setelah selesai maka saya mengembalikan motor di dekat airport dan jalan kaki ke airport untuk pulang. :D

Dengan demikian hampir seluruh kawasan Bali sudah saya datangi kecuali Lovina yang terkenal akan lumba2nya dan dalam waktu dekat nampaknya belum ada niatan kembali kesana tapi suatu saat nanti pasti saya kembali kalau ada kesempatan. :)