Kamis, 22 Maret 2012

eksplore Bali Kintamani (Dua)



Pada tanggal 9 Maret 2012 lalu saya berkesempatan untuk sekali lagi mengunjungi Bali sesuai dengan tanggal yang tertera di tiket murah Air Asia yang saya beli pada pertengahan tahun 2011, ini adalah ketiga kalinya saya kesini dan kedua kalinya datang dengan perencanaan yang matang berlibur secara mandiri.

Berbeda dengan spirit awal pembelian tiket yang hanya ingin kabur sesaat dari ibu kota dengan membuang waktu secara lambat disana, pada akhirnya waktu bakal dijalankan secara cepat alias agak kejar tayang ke Bali seperti sebelumnya, dengan mendatangi tempat yang belum didatangi.  :D


Tanah Lot (2011)

Momen pertama ke Bali yaitu bersama keluarga ikut tour pribadi tahun 2008 yang pada saat itu belum mengetahui tempat pariwisatanya karena memang saya belum hobi jalan, paling hanya mengetahui pantai Kuta yang terkenal legendaris, itupun nyaris tidak didatangi andai rundown acara dari tour tidak merubah jadwal dan menyisipkan pantai Kuta untuk mengulur waktu sebelum makan malam, padahal tempat kami menginap itu di jalan Legian yang karena letaknya di ujung dekat Seminyak maka tidak ada keramaian di sana.

Tanah Lot (2008)

Plus karena minimnya info sepertinya saya kurang bisa menikmati karena hanya mengikuti saja, terlebih keluarga banyak mengubah rundown acara dengan menyisipkan taman safari bali yang menurut saya sesungguhnya tidak perlu karena wisata rasa Balinya sudah menghilang. :D

Taman Safari Bali (2008)
Saat itu saya belum suka foto2 jadi sedikit foto narsis nya :D

Oke balik lagi ke cerita utama, ketika mendarat dengan selamat di Ngurah Rai pada pukul 13.00 WITA maka saya bergegas jalan kaki keluar bandara mencari rental motor terdekat dengan terlebih dahulu mengisi perut di salah satu rumah makan padang.

Setelah menyewa motor dengan wktu nett 3 hari, dengan perhitungan (3 X 24 jam) yang akan kembalikan 4 hari mendatang dengan jam yang kurang lebih sama maka saya langsung bergerak secara cepat mengisi penuh tangki bensin karena tujuan saya pada hari itu adalah bermalam di kawasan kintamani yang berjarak 2 jam perjalanan dari kota Denpasar.

Nampaknya siang itu cuaca kurang baik karena mendung dan gerimis, karena pergi dengan tergesa-gesa maka saya lupa membawa jas hujan dari rumah, meski dapat pinjaman jas hujan dari rental berbentuk jaket tetapi saya juga membeli jas hujan model ponco (batman) di jalan supaya tas backpack saya yang padat terlindungi dari hujan.

Karena hanya sebentar saya memutuskan membeli yang murah tetapi kualitasnya sangat memprihatinkan karena umurnya tidak sampai (1 x 24 jam), dari arah Kuta maka saya mengambil arah timur ke Sanur, sepanjang perjalanan di jalan utama terlihatlah garis pantai di sebelah kanan.

Ketika melewati Sanur dan bertemu percabangan jalan maka saya kembali mengambil arah timur karena tujuan saya ke kintamani pada awalnya akan melewati jalur yang akan melewati Pura Besakih dan Klungkung, yang barangkali bisa saya mampirkan pada siang itu.

Perjalanan diiringi rintik hujan yang kadang deras membuat perjalanan serasa panjang karena sepertinya jauh juga menuju kawasan Klungkung, saya mulai sering bertanya2 warga dan polisi takut2 kalau salah jalan, karena jalan utama semakin ke timur semakin dihiasi industri/pabrik di kanan-kiri, sampai bertemu petunjuk arah ke Klungkung maka saya langsung berbelok, yang saat itu sudah mengabaikan insting navigasi saya sendiri :D

Perjalanan lambat laun seperti bukan jalur utama karena semakin mengecil dan kembali saya menggantungkan arah melalui warga yang saya tanyai sepanjang perjalanan, singkat cerita nampaknya saya salah arah karena ketika di tanya tujuan saya kemana yaitu kintamani diarahkannya melewati jalur Bangli, sempat saya beristirahat di pusat kota Bangli dengan membeli persediaan air dan cemilan, bersamaan dengan itu hujan mulai berhenti.
Untuk ke kintamani sendiri terdapat 3 jalur utama, yaitu dari tampak siring daerah gianyar (ini rencana arah pulang saya), dari bangli yang merupakan pusat kota dari kawasan kintamani, dan dari pura besakih yang bisa di tempuh melalui Klungkung.

Setelah kembali melanjutkan perjalanan dengan bertanya pada warga sekitar akhirnya saya berjalan menjauhi kota sampai di jalur yang sepertinya sudah langsung menuju kintamani, kalau di bogor ya seperti dari ciawi menuju puncak yang jalannya hanya lurus saja.
Jalur kintamani via bangli aspalnya sangat mulus dan sepi tidak terlalu lebar layaknya jalur utama ke bedugul, sepanjang perjalanan hanya terlihat perkebunan di kiri-kanan dan pemukiman warga sangat jarang sehingga saya memacu motor agak cepat supaya sampai di kintamani sebelum sore.

Ketika menemui SPBU maka saya berhenti untuk kembali memenuhi tangki bensin dan bertanya berapa lama lagi jarak ke kintamani dan dijelaskan sudah dekat sekitar 5 km lagi, jadi saya berjalan agak santai dan mulai bertemu percabangan jalan dari arah lain di kiri yang mungkin jalur dari tampak siring, serta tak beberapa jauh kemudian menemui percabangan jalan lagi di sebelah kanan yang merupakan jalur dari pura besakih, tak lama kemudian sampailah saya di penelokan, yaitu suatu viewpoint di kintamani yang umum di singgahi berbagai tour untuk menikmati panorama gunung dan danau batur secara bersamaan (beberapa tahun yang lalu saya juga kesini pas tour keluarga).

Sore itu di penelokan cukup ramai oleh warga dan saya berhenti untuk menyantap bakso dan menikmatinya di tepi viewpoint meski cukup terganggu oleh warga yang berjualan cinderamata setengah memaksa meski saya abaikan.

Sehabis makan seperti biasa saya mulai mengabadikan view sekitar, tak lama setelah itu saya melanjutkan ke bawah karena meski di lihat dari jalan penelokan sepertinya dekat tetapi jaraknya kurang lebih berkilo2 untuk sampai ke tepi danau, tujuan saya adalah daerah toya bungkah untuk mendekat ke gunung Batur. :D

Setelah selesai mendaki gunung batur saya langsung bergerak untuk bertolak dari kintamani pada pukul 10.00 lebih, karena jas hujan yang baru saya beli kemarin sudah robek2, maka saya memakai jas hujan jaket yang tersedia di motor saja untuk melindungi tubuh sementar berharap tas backpack saya tidak terlalu parah terkena rintik hujan.

Dari bawah untuk naik keatas kita harus berhati-hati memacu kendaraan karena tanjakannya cukup terjal plus banyak truk pengangkut pasir yang juga ikut naik dengan kecepatan rendah. Sampai di atas jalan penelokan saya langsung mengambil arah tampak siring, di jalur ini aspalnya agak bergelombang dan saat saya melaju dari sisi yang berlawanan banyak bus besar dan kecil yang nampaknya membawa wisatawan ke viewpoint kintamani di penelokan.
Sepanjang perjalanan ke tampak siring jalurnya tidak sepi seperti jalur bangli karena banyak pemukiman warga dan hamparan sawah di pinggir jalan hingga ke tampak siring.

Siang hari saya tiba di istana tampak siring yang menjadi salah satu objek wisata, tetapi baru mengetahui yang dapat dimasuki wisatawan hanyalah pura tirta empul dengan tiket 15rb yang terletak di bawahnya, dengan adanya pancuran air alami yang dialirkan dan banyak warga dan wisatawan yang turun untuk mandi di kolam yang katanya bisa awet muda tersebut, sebagian seerti melakukan ritual upacara dan doa, di bagian lain juga terdapat kolam yang berisi ikan mas, ukurannya ada yang besar.

Pada saat pertama kali ke Bali pada 2008 yang lalu juga ada acara ke tampak siring ini tetapi hal tersebut di coret. Setelah selesai maka saya melanjutkan perjalanan ke arah Ubud, disini jalan mulai ramai sudah seperti kota, tujuan berikutnya adalah Goa Gajah tiket masuknya 15rb.

Di sini terdapat Goa kecil yang didepannya terdapat ukiran khas meski bentuknya tidak seperti gajah, saya memasuki goa tetapi didalam tidak luas karena hanya berbjalan beberapa meter terdapat percabangan ke kanan atau kiri, keduanya ternyata buntu setelah berjalan beberapa meter.

Di depan Goa terdapat kolam yang cukup besar namun tidak seluruhnya di aliri air, ketika berjalan2 disekitar di belakangnya terdapat cagar alam kecil dengan beberapa aliran air yang cukup deras dan pemandangan hijau yang membuat mata menjadi segar. :D

Setelah selesai maka saya langsung bergerak ke objek wisata monkey forest dengan tiket masuk 20rb, disini merupakan kompleks hutan kecil dengan banyak monyet berkeliaran. Pemandangan hijau kembali memanjakan mata, ditambah ramainya wisatawan yang datang seakan menjadikan tempat ini merupakan tempat terbaik yang pernah saya kunjungi untuk melihat kumpulan monyet yang memang di komersilkan. :D

Pada kesempatan sebelumnya saya mengunjungi objek wisata sekumpulan monyet yang berbeda, pada tour keluarga saya mengunjungi Alas Kedaton yang terletak di kawasan Tabanan yang meski jumlah kumpulan monyet agak banyak tetapi lingkungannya kurang menarik karena hutannya tidak luas dan bangunan pura juga kecil.

Sementara pada eksplore sebelumnya saya mengunjungi Pura Luhur Uluwatu yang pada saat saya datangi sepertinya kumpulan monyetnya tidak terlalu banyak dan lingkungannya kurang menarik, satu2nya yang menarik adalah pemandangan tebing pantainya saja. Masih terdapat tempat lain yang saya ketahui yaitu Sange tetapi nampaknya saya belum kesampaian kesana :D

Cukup lama saya berjalan2 di sekitar Monkey forest sebelum akhirnya selesai pada jelang sore, ketika keluar saya baru ingat pernah melewati kawasan tersebut pada saat tour keluarga, tetapi pada saat itu kami ke Ubud hanya untuk makan siang dan acara kami kesana adalah melihat galeri lukisan yang kemudian di coret juga dan memang saya kurang hobi. :D

Setelah keluar dari kawasan Ubud yang cukup ramai, tujuan saya selanjutnya adalah Kuta. saya kembali mengambil arah perjalanan ke Sanur meski pada awalnya hendak melewati pusat kota Denpasar tetapi tidak jadi karena navigasi saya yang agak kacau sore itu.

Pukul 16.00 saya sudah memasuki kawasan Kuta dengan terlebih dahulu cek-in 2 malam di losmen Arthawan yang cukup murah hanya 60rb per malam seorang diri, letaknya itu di jalan Poppies 2 yang menghubungkan Jalan Legian dan jalan pantai Kuta.

Setelah cek-in dan meletakkan tas maka saya langsung bergegas jalan kaki ke pantai Kuta tentunya, cukup lama saya menghabiskan waktu jalan2 dan santai di pasir pantai, pada sore itu nampaknya pantai dipenuhi oleh warga lokal Bali yang menghabiskan waktu weekend mereka.

Rencana untuk melihat matahari terbenam juga gagal karena cuca berawan sampai gelap, kemudian saya berjalan2 dengan kaki di sekitar keramaian jalan pantai Kuta, Legian dan Poppies dan malamnya sempat keluar ke jalan menuju Denpasar untuk makan malam dan istirahat lebih awal.

Nampaknya bagian awal plesiran ke Bali saya selesai dan akan berlanjut di bagian akhir keesokan harinya :D