Rabu, 11 Januari 2012

eksplore Bali (Satu)



Mengapa kejar tayang? Karena trip Bali kali ini saya hendak menjalankannya dengan sistem hit and run. Datang kemudian sejauh mata memandang, asal tau dan foto2 dokumentasi narsis kemudian ga pake lama balik, tapi kayaknya sebagian pejalan banyak yang melakukan seperti itu, untuk itulah saya namakan perjalanan dalam kategori "quantity time"

Baru mendarat di Ngurah Rai dengan tiket Air Asia Jkt-Dps pp 260rb (saya bertiga) sudah mulai ada perpecahan diantara kami, dimana saya hendak mengejar sunset di pantai Kuta karena waktu masih memungkinkan, sementara teman yang jadwalnya sama dengan saya dan mempunyai motto yang penting rame2 susah di ajak kompromi alias tidak berpendirian antara mengikuti saya yang punya waktu cuma 4 hari atau ikut teman saya yang satu lagi yang punya waktu seminggu lebih disana, akhirnya dia mengikuti saya karena memang jadwal asli harusnya begitu. :)

Baru jalan beberapa ratus meter ide teman saya yang kurang berpendirian ini cukup oke, yaitu langsung sewa motor ketika melewati rental (saya tidak memikirkan itu sebelumnya), akhirnya meluncurlah kita dengan motor yang di sewa selama 3,5 hari, karena bawa tas yang lumayan berat terpaksa cari hotel dulu, sasaran kami di jalan poppies yang murmer, tanya pada mahal2 untuk ukuran backpack indo, sampai ketemu losmen yang sudah terkenal dengan murahnya yaitu Arthawan, langsung cek-in 3 malam dan meluncur ke pantai dapat juga sunset nya.

Malam pertama langsung mengitari jalan Legian dengan jalan kaki, mungkin eksplore jalan legian inilah satu2nya yang berlabel "Quality time" di perjalanan kami, karena penginapan kami disana dan di malam hari punya banyak waktu luang, di malam pertama dan kedua selalu keluar malam lihat2 gemerlap dan kemacetan jalan tersebut tapi tidak di malam ketiga (ada ceritanya).

Hari kedua bangun pagi kami melewatkan breakfast ala kadarnya di losmen, karena pk.07.30 WITA kami langsung keluar tujuan kami adalah bedugul, keluar sedini mungkin karena ngejar waktu supaya dapat ke tempat lain dihari itu. Bermodalkan peta hasil print out dari google maps akhirnya kami sampai juga sekitar pukul 10 pagi disana dan nyarap di jejeran warung di tepian danau berantan, segarnya udara pegunungan dengan hidangan bakso hangat dan kabut yang menyelimuti danau adalah hal yang belum terbayangkan maklum saya belum pernah ke bedugul sebelumnya :D

Setelah kenyang dan melihat2 berfoto di tepi danau, kami bergegas jalan lagi ke danau buyan yang letaknya tidak jauh dari sana, kami melewatkan masuk ke pura ulun danu yang terkenal di tepi danau berantan, karena view danaunya kurang lebih sama dengan di rest area tempat kami istirahat, hanya beda terdapat pura saja. Di danau buyan pun kami tidak berlama-lama, setelah melihat foto kami bergegas kembali karena teman saya yang satu itu kecewa melihat bedugul cuma seperti itu, tidak seperti bayangannya (dia itu tipe gaul, yang penting rame buat gaya) lagipula untuk mengejar waktu juga, pk.11.30 kami mulai turun dari dataran tinggi bedugul.

Siang hari kira2 pk.13.00 kami mempir ke Pura Taman Ayun karena jalan yang searah dan melewatinya, tidak terlalu berlama-lama disana hanya melihat2 dan foto setelah itu kami meluncur ke tanah lot dan sampai sekitar pukul 14.00 lebih, jalan kaki dari parkir sudah terdengar deru ombak di ujung jalan ternyata air disana sedang pasang, kami cukup lama melihat-lihat dan berfoto (disana ramai jadi teman saya ga rewel mungkin) dia sempat pasang tatto temporary di lengannya dan jelang sore pukul 16.00 lewat masih ada waktu kami bergegas melihat sunset di pantai Dreamland, meluncurlah kami kesana.


Pantai Dreamland terletak di selatan bali, satu2nya jalan akses ke bagian selatan adalah jalan utama di depan airport Ngurah Rai, setelah masuk selatan kami mengambil jalan arah jimbaran dan sebelum pukul 17.00 kami telah tiba di pantai ini, disini kami bertemu dengan teman yang pergi bareng dari Jakarta bersama tim nya, jadilah partner perjalanan saya yang hobi rame2 itu langsung gaya ketemu teman yg sama2 doyan gaya, yah jadi bergayalah mereka.

Esoknya niat untuk jalan lebih pagi mengelilingi selatan bali agak tertanggu dengan jam operasional pusat oleh-oleh joger karena teman saya itu hendak memebeli buah tangan, jam bukanya jam 10 pagi dan tutup pukul 16.00, jadi dari pada bolak-balik ya di tunggu saja, teman saya yang kegirangan ini kalo ketemu yang nama nya belanja langsung beraksi dan pukul 11.00 lewat hasil belanjaannya di taruh di penginapan terlebih dahulu.

Pukul 12.00 sudah ada di selatan bali dengan pantai Bali Cliff sebagai tujuan pertama, pantainya itu terletak di bawah tebing, jadi kita harus menuruni tangga terjal cukup tinggi, sampai di bawah hanya ada kami berdua dan satu wanita wisatawan asing yang sedang asyik membaca buku dengan deru ombak sebagai temannya, teman saya langsung menggerutu karena sepi jadi mungkin dia tidak bisa mengeluarkan gayanya, teman saya itu sempat minta foto bareng sama wanita bule yang sendiri itu namun ditolak. karena panasnya menyengat, santai sebentar foto2 lalu kembali, ombak disini sangat kencang dengan sempitnya pasir pantai sehingga mampu menerjang tebing2.

Pukul 13.00 lewat kami mampir ke pura uluwatu, disini bagi saya biasa2 saja dengan banyaknya monyet berkeliaran, lihat2 foto lalu bergegas keluar. Tujuan setelah itu adalah tetangganya yaitu pantai Suluban yang di populerkan oleh resort bernama Bluepoint, saya telah membaca referensi bahwa kalau ingin gratis lewat pintu belakang yang lahan parkirnya dijaga warga setempat, disini pantai masih di bawah tebing untuk mencapainya harus menuruni tangga lagi dengan banyaknya pondok2 surfing selancar disekitarnya.


Di pantai ini waktu kami cukup panjang, karena uniknya pantai yang terletak di antara tebing, serta ramai oleh wisatawan dan para pemain selancar sehingga ga heran teman saya yang suka gaya itu tidak menggerutu lagi, setelah cukup lama jalan lihat2 dan foto pukul 15.00 kami bergegas ke tujuan selanjutnya yang jalannya searah yaitu pantai padang-padang.

Disini juga ramai, pantainya masih di bawah tebing tapi tangga untuk turun kesana sudah tidak terlalu terjal, pantai yang pernah menjadi syuting film katanya. hal yang tidak mengenakan adalah disini baterai kamera saya habis, sehingga hanya sedikit saja dokumentasi yang saya bawa dari sini dan sejak itu jika berpergian wisata panjang maka baterai kamera setiap harinya harus di charge :)

Ketika tujuan utama sudah selesai semua waktu masih menunjukkan pukul 16.00 lewat sehingga di benak saya terlintas 2 pilihan sunset, apakah bermain2 di dekat penginapan di pantai Kuta atau ke pantai Balangan yang katanya pantai para surfer juga, sebelumnya hendak ke pantai Bingin tapi tidak ketemu jalannya, akhirnya di pilihlah pantai Balangan sebagi tujuan tambahan sekaligus akhir tetapi musibah hari terakhir terjadi disini :(

Teman saya yang hobi gaya ini punya hobi lain yaitu ngebut di jalan, apalagi jalan bali yang sangat enak buat ngebut yang jarang ditemui di kota Jakarta, jadilah bawa motornya suka ngebut dari hari pertama, jika ngebutnya sudah menjurus ke gaya biar kelihatan keren warning dari saya selalu keluar.

Jalan ke pantai ini sangat sepi dan berkelok-kelok menurun, sehingga asyik banget buat para ngebut-ers tak terkecuali teman saya ini, sampai dekat dan gerbang pantai sudah terlihat naluri ngebut nya makin menjadi2 perkiraan saya kecepatan sudah di atas 80km/jam tiba2 ada taksi keluar dari gang, sehingga untuk nge-rem mendadak juga sudah terlambat, jadilah brakkkkkkkk! motor menabrak taksi, bikin masalah saja teman saya ini.

Mungkin lain ceritanya jika saya yang bawa, karena jika ber-motor kecepatan saya tidak pernah lebih dari 60km/jam itu untuk motor pribadi, apalagi motor sewaan yang harus lebih berhati2, karena saya punya motto gak apa lambat asal selamat. terjadilah negosiasi taksi dan kami, jalan pintas ya ganti rugi karena waktu sudah sempit, esok kami akan kembali ke Jakarta, apalagi taksi sedang membawa wisatawan asing, jadi tidak enak pula.

Pembuangan waktu liburan dan psikologis dimulai dari sini, tentunya beban saya tidak seberat teman saya yang sebagai tersangka, tapi emank buat efek jera supaya dia lebih berhati-hati lagi, sampai dua kali harus bolak-balik ganti rugi ambil uang dadakan di atm ke pura uluwatu tempat si taksi menunggu turis asing tersebut, cukup jauh tapi biar masalah pertama selesai malam itu juga. masalah kedua adalah motor sewaan yang hancur tapi ga sampai lebur sih :D

Sebagai orang Indonesia biasanya berat sama di pikul ringan sama di jinjing tetapi untuk kasus ini rasanya tidak fair, menurut saya itu slogan tersebut tidak dapat di implementasikan ke segala kondisi, berbeda jika untuk bekerja saya meyakinkan itu, jadi karena rasa kesetiakawanan maka kerugian yang saya tanggung bersama teman adalah 30% saja jadi kerugian yang ditanggung 70% ada di dia supaya kapok dia, karena ada harga yang perlu di bayar dan di tanggung :D

Setelah itu cari bengkel yang buka di kawasan uluwatu, buat akal-akali sayap motor yang patah supaya tersambung lagi, tidur juga sudah tidak tenang pengen cepat2 esok sampai di bandara selesai perkara tapi langsung cepat tertidur karena sudah lelah berpikir mungkin. Pagi2 kami keluar untuk mengganti kaca lampu motor yang pecah, langkah selanjutnya mengakali body motor yang baret dengan gambar tempel scotlight, hari terakhir sudah sangat membosankan bagi saya.

Itulah catatan perjalanan saya duet bersama teman yang cukup jadi pelajaran, dimana saya harus tetap berhati-hati terlabih saya akan kembali lagi nanti pada bulan maret 2012 sendiri dengan tiket super murah promo Air Asia 60rb pp :D tentunya pengalaman tidak mengenakkan tersebut tidak ingin saya ulangi.