Selasa, 03 April 2012

Emosi (Dalam) Melodi


Kita manusia dilengkapi dengan emosi, sebagai salah satu perangkat yang ditanamkan di dalam diri. Tentunya hal itu bukan suatu kebetulan. Dari pengertian secara awam, emosi adalah kondisi yang lebih dikenal dengan sebutan suasana hati.

Pernah kita mendengar, andai seseorang sedang dalam kondisi marah, maka yang terlintas adalah perkataan bahwa dia sedang emosi. Hal tersebut memang tidak salah tetapi agak kurang tepat, mungkin yang benar emosinya sedang mengaktifkan amarah di dalam diri.  Ketika manusia bangun dari tidur di pagi hari, maka secara bersamaan emosi juga aktif kembali. Dengan demikian emosi itu mengiringi kesadaran manusia di dalam berperilaku.

Ketika manusia bangun dari tidur di pagi hari, maka secara bersamaan emosi juga aktif kembali. Dengan demikian emosi itu mengiringi kesadaran manusia di dalam berperilaku. Emosi yang terdapat di dalam diri manusia punya banyak cabang, seperti marah, jengkel, senang, dsb. Secara garis besar hanya dibedakan menjadi 2 macam saja, yaitu emosi yang positif atau negatif. 

Normalnya emosi harus ada pada jalur positif, karena dengan jalan itulah manusia melangkah dengan keyakinan. Andai kebetulan si emosi nyasar di jalur negatif, hal itu terjadi sangat manusiawi dan bukan suatu kesalahan. Karena sebuah arah tetap punya tujuan di dalam keberadaannya, termasuk jalur negatif yang banyak dihindari oleh kita semua.

Emosi yang negatif memang kurang baik, karena berpotensi membuat seseorang jatuh dalam tanda kutip. Biasanya jika dalam keadaan yang demikian, idealnya mereka akan berusaha untuk sesegera mungkin kembali ke jalur positif. Banyak cara tentunya yang dilakukan dalam menetralisir emosi yang negatif tersebut, untuk mengembalikan emosi (mood) kembali ke tempat semula.

Salah satu cara adalah dengan menikmati musik, sebuah karya yang cepat, mudah dan murah ditemukan, sekaligus dapat dimanfaatkan. Jenis karya seni ini dapat memengaruhi emosi manusia, melalui jalur pendengaran dalam bentuk irama melodi lagu atau musik. 

Setiap manusia umumnya memiliki kegemaran masing-masing,  lagu dengan berbagai jenis aliran jenis musik ada di tengah2 kita.  Tentunya kita tidak bisa meng-claim seluruh manusia "harus" menggemari musik. Karena ada juga orang yang sekenanya saja menikmati lagu, atau sama sekali mengabaikan pengaruh melodi, alias tidak suka atau kurang minat.

Dahulu saya beranggapan bahwa orang lain kurang punya selera, andai tidak terlalu nyaman dengan melodi lagu yang saya gemari. Tapi kini disadari bahwa hal tersebut keliru, karena tiap2 orang punya kegemaran yang berbeda2. Selera terhadap lagu tiap orang tidak akan sama persis satu dengan yang lainnya.

Pada perkembangannya karya melodi lagu mendapatkan perangkat "penting" tambahan, sesuatu yang lebih berpengaruh. Hal itu tertuang dalam kata2 atau syair yang mengiringi. Hal tersebut tidak dapat dianggap remeh, karena keduanya merupakan satu kesatuan, berjalan tatkala suatu lagu mengalun masuk ke telinga kita.

Adanya syair cukup dapat berpengaruh, karena lagu yang sesuai dengan selera saya. tiba2 bisa saja kehilangan daya tariknya, tatkala kata2 yang menghiasi tidak sesuai, atau malah bertolak belakang dengan pandangan pribadi. :o

Melodi dan syair lagu dapat dimanfaatkan, untuk seseorang mendapatkan kembali mood yang seharusnya. Dalam hal ini mood yang baik secara ideal. Tapi hal itu tidak berlaku seragam, karena bisa pula realitasnya terbalik. Ada juga orang "polos" yang justru ingin berlama-lama di dalam suasana emosi negatif tersebut, caranya dengan menikmati penuh karya-karya lagu berbicara tentang hal tersebut. Untuk itulah saya kurang begitu suka lagu2 dengan syair negatif.

Saya merasa beruntung menjadi orang yang bisa menikmati karya cipta melodi. Sebagai salah satu hal yang mampu memengaruhi emosi. Dengan demikian kita tidak perlu bersusah2 mencari hal lain, untuk dapat menetralisir emosi jika kebetulan sedang tidak enak. :D