Kamis, 05 April 2012

Promo Gagal (Terbang)


Saat sekarang perkembangan jumlah penumpang pesawat terbang komersil akan terus berkembang, hal tersebut diakui oleh beberapa pihak terkait, dalam hal ini orang2 penting di berbagai bandara dari yang saya lihat di berita.

Hal tersebut dipengaruhi dengan semakin mudah dan terjangkaunya biaya perjalanan menaiki pesawat, terlebih semakin banyak maskapai yang beroperasi sehingga harga yang ditawarkan dapat beragam.

Selain berbagai tujuan kedalam dan luar negeri yang terus menerus di buka oleh setiap maskapai, maka salah satu yang berpengaruh adalah adanya program murah atau tiket promo yang menawarkan harga cukup rendah untuk suatu tiket, umumnya untuk keberangkatan jangka waktu tertentu kemudian.

Harga yang terbilang cukup menarik sempat saya dengar ketika maskapai Air Asia pernah menjalankan program tiket Rp.0,- alias gratis, saya pernah membuktikan hal tersebut saat awal2 "belajar" beli tiket alias hanya mencoba2 saja tanpa berusaha membeli. Namun untuk selanjutnya sudah sangat jarang promo kursi gratis tersebut, meski sampai sekarang masih ada untuk suatu waktu umumnya jarang dengan rute yang tidak populer.

Salah satu ciri khas tiket promo murah adalah waktu keberangkatan untuk jangka waktu tertentu yang masih panjang, paling cepat itu 9 bulan kemudian atau malah lebih dari setahun kemudian, sehingga dapat dipastikan resiko tiket tidak terpakai atau gagal berangkat sangat besar tetapi hal tersebut seakan tidak menjadi masalah mengingat harga yang sudah dibayarkan umumnya terbilang sangat murah.

Saya pernah mengalami kejadian gagal berangkat ke Dieng karena alasan pekerjaan, pembelian tiket di lakukan kurang lebih 1 bulan sebelumnya sehingga tiket Air Asia seharga 129rb rute Yogyakarta-Jakarta untuk pulangnya hangus, tetapi hal itu tertutupi oleh penggantian, sayangnya setiap penggantian tentu sudah barang tentu menghanguskan momen alias kesempatan berangkat.

Kejadian kedua adalah kasus tiket tidak terpakai, masih dengan rute yang sama Air Asia rute Yogyakarta-Jakarta seharga 30rb yang awalnya masuk kedalam paket perjalanan ke dieng kembali. Kejadian yang mungkin berulang kembali adalah tiket perjalanan Malaysia akhir bulan ini ke Langkawi yang jadi agak dilema karena saya mengajak 3 kawan saya dan di awal lupa diperingatkan mengenai resiko batal karena masih tingginya keyakinan berangkat.

Awal pembelian saya berkehendak mendatangi salah satu destinasi wisata disana, tetapi belakangan diketahui untuk hari2 tertentu dan bulan2 tertentu wisata tersebut tidak dapat didatangi karena adanya maintenance skyway sebagai satu2nya akses kesana.

Jadwal maintenance pun keluar diawal tahun dan ternyata tanggal keberangkatan saya terkena imbas di tutupnya akses yang ada sehingga sempat berpikir ulang untuk mengubah rute dengan membeli tiket tambahan lagi untuk mengunjungi daerah lain yaitu Cameron Highlands pada jelang akhir tahun 2011 lalu.

Pada kesempatan kali ini 1 kawan sudah memutuskan tidak jadi pergi, sehingga pembelian tiket baru saya diikuti 2 kawan yang lain, pada saat itu saya masih yakin untuk berangkat. Lambat laun beberapa bulan belakangan saya mulai berpikir ulang lagi karena timing keberangkatan kurang pas dan budget yang dikeluarkan cukup berlebih, ditambah destinasi utama tidak jadi, plus 3 dari 5 pemberhentian sudah pernah saya kunjungi sehingga niat membatalkan perjalanan langsung menghiasi pikiran saya.

Kegagalan saya berangkat memaksa dua kawan yang saya ajak juga batal, hal tersebut karena saya di plot menjadi "ketua" yang mengatur rute, tidak ada unsur kesengajaan dalam pembatalan karena mereka tetap dapat berangkat tanpa saya dalam pembelaan saya.

Dengan demikian total biaya tiket yang hangus sebesar kurang lebih 350rb sudah termasuk fee untuk booking hostel, yang jika dilihat dari nominal memang tidak besar tetapi yang hangus adalah momen keberangkatan yang belum tentu dapat berulang. tiketnya itu adalah Jakarta-KL PP sebesar 100rb, KL-Langkawi PP sebesar 100rb, dan terakhir Langkawi-Penang sebesar 120rb, Fee booking hostel di 3 lokasi tidak sampai 50rb.

Saya berpendapat jika gagal berangkat artinya masih ada niat untuk berangkat meski secara situasi dan kondisi kurang berpihak, berbeda dengan tiket tidak terpakai yang secara sadar di ikhlas kan tidak digunakan karena berbagai alasan.

Yang patut diketahui tiket promo murah namanya itu sudah fixed dan tidak dapat diganti sehingga sangat beresiko membeli tiket promo orang lain yang tidak jadi berangkat. Jika tiket promo dapat diganti nama maka mungkin para calo akan gentayangan memborong tiket promo. Belakangan tiket seharga reguler (normal) pun juga tidak bisa ubah nama khusus Air Asia, sedangkan maskapai lain mungkin bisa tetapi kebijakan biaya penggantian nama dapat lebih mahal dari harga tiketnya itu sendiri.

Nah memang itulah resiko membeli tiket promo jauh hari yaitu tidak jadi, dan hal tersebut masih lebih baik ketimbang kejadian memilukan seperti gagal berangkat yang konyol. Gagal berangkat yang konyol menurut saya seperti tidak jadi berangkat karena ketinggalan pesawat pas datang ke airport, serta sudah datang namun batas waktu untuk cek-in sudah terlambat, nah itu lebih tragis lagi kalo serius dan tidak ada opsi lain.

Beda sama cerita hasil googling yang cukup bikin lucu ini, klik saja kalimatnya untuk langsung terhubung ke tulisan tersebut. :D
Ketinggalan Pesawat pulang ke Jakarta (tapi ada opsi lain)
Ketinggalan Pesawat ke Jakarta (opsi beli baru)

Atau ada cerita orang yang nekat membeli tiket promo orang lain dengan mengakalinya seperti modifikasi KTP sesaat, 1001 jurus untuk lolos pemeriksaan tetapi pada akhirnya tidak lolos sehingga tidak jadi berangkat, hal itu sudah banyak terjadi oleh karena oknumnya berbagi pengalaman, umumnya ya di internet.

Tetapi yang tidak boleh dilupakan adalah adanya niat, karena dari sana semuanya bermula, jalan terjal apapun jika tetap berniat maka segala upaya akan dilakukan karena niat itu pula hampir semua tiket promo dapat saya gunakan, sementara pembatalan atau kejadian gagal terbang yang saya alami mungkin saya ada niat kecil yang sudah tidak berniat lagi karena berbagai hal jadinya memang batal.