Sabtu, 07 April 2012

Paskah (Mission Completed)


Zaman dahulu jauh sebelum kita hidup di abad 21 sekarang, terdapat satu misi yang dengan baik diselesaikan oleh seorang manusia. Adalah kemenangan Yesus atas maut (kematian). Itu kepercayaan umum tentang paskah yang diketahui.

Saya coba merangkum secara garis besar, tentang apa yang sudah diketahui, yang dahulu cukup membuat saya bertanya2, mengenai isi dan maksud dari buku Alkitab. Suatu buku yang secara sistematis menyusun berbagai tulisan para nabi. Dirumuskan oleh bapak gereja mula2, hingga dapat dikatakan penyusunannya itu ilmiah, bukan mistis tersusun. :)

Pernahkah kita bertanya2 kenapa dulu Adam ditempatkan di dunia yang di dalamnya ada buah pohon yang dilarang, termasuk adanya si jahat di dalam dunia? Ada jawaban sederhana dari seorang pembicara spiritual, beliau mempelajari bahasa asli dan penjelasannya dapat diterima secara logis. 

Dikatakan Tuhan tidak bisa menghukum si jahat (pemberontakan-ketidaktaatan) seenaknya, karena Dia tidak bisa melanggar hukumnya sendiri, sehingga harus ada pembuktian.

Awalnya manusia pertama Adam dipersiapkan sebagai perbandingan, tetapi gagal karena jatuh. Nah jatuh di sini dalam teks asli Yunani dan Ibrani ternyata bermakna "Meleset", keluar dari rancangan semula oleh karena manusia pada akhirnya memilih tidak taat. Dalam artian rencana awal menjadikan Adam sebagai bukti ketaatan jadi gagal, karena jika manusia tetap taat maka itu sudah cukup mem-vonis si jahat yang tidak taat pada akhirnya.

Sejak manusia jatuh itulah maka Tuhan sudah menyiapkan rancangan jauh ke depan, yaitu karena kasihNya yang begitu besar, langsung turun tangan sendiri mengambil rupa manusia yang lahir dari seorang perawan. Hal tersebut sebagai bagian dari menciptakan manusia baru "Adam kedua", serta tetap pada misi untuk melakukan pembuktian. Manusia "kedua" itu tidak lagi punya garis keturunan dari Adam pertama yang telah "jatuh" tersebut.

Jadi itu sebuah cara yang ditempuh dengan kedigdayaanNya, pikiran manusia dengan otaknya tidak bisa menjangkau. Biasanya pasti manusia ngeyel, kenapa Tuhan tidak menciptakan manusia lain, bla bla bla seenak udelnya ngoceh. Kalau demikian artinya manusia sudah bukan mahkluk ciptaan yang tinggi lagi, soalnya sudah banyak cetakannya. Padahal kita hanya debu, tidak ada apa-apanya, masih mau hebat2an? Otak manusia sepinter apa sih? Sarafnya kegeser sedikit saja sudah jadi "Setengah". :P

Nah balik lagi, satu hal lain yang banyak menjadi pertanyaan adalah mengenai kisah salah satu murid, yaitu Yudas yang berkhianat. Banyak yang bertanya2 mengapa sedemikian malangnya dia terlahir untuk binasa. Pencerahan yang saya dapatkan ada kronologi lain, misalnya ketika Yesus hidup menjalankan misi ketaatanNya, maka si jahat terus berusaha menggagalkannya, salah satunya ketika dicobai di padang gurun tetapi Yesus memilih taat.

Manusia yang hidup tentu memiliki filosofi yang terbentuk oleh karena lingkungan, sehingga pada jaman Yesus memberitakan injil dan mengajarkan banyak orang, banyak yang menganggap dia sebagai Mesias, sosok yang akan menyelamatkan bangsa mereka, tak terkecuali dengan Petrus. 

Si jahat juga mencoba masuk melalui Petrus, ketika mendengar perkataan Yesus bahwa Ia menubuatkan kematianNya. Muridnya tersebut berusaha mencegah, dengan berkata sekali-kali hal itu (kematian) dijauhkan Tuhan, tetapi Yesus menjawab dengan hardikan "Enyalah iblis........" kepada muridnya tersebut.

Reaksi itu sesungguhnya di luar pemikiran manusia pada umumnya. Kalau pakai teori orang baik, pasti harusnya orang-orang Yahudi zaman itu harus membela Yesus, tapi nyatanya filosofi umum tersebut tidak berlaku. Alasan hukum perbuatan "baik" tersebut belum cukup bagi Yesus kala itu, karena ada rencana Tuhan yang jauh lebih penting, menyangkut misi kedatanganNya yang pertama ke dunia.

Mereka orang Yahudi itu sangat menantikan Mesias versi mereka, yang akan datang dan menyelamatkan bangsa mereka. Tapi nyatanya kala itu memang belum waktunya.  Bangsa Yahudi kala itu menjadi sekumpulan yang berkumpul di bawah pemerintahan Romawi, sedangkan nanti Mesias akan membantu bangsa itu ketika utuh, mirip pada keadaan tiga generasi emas bangsa Israel, yang pernah dipimpin oleh Saul, Daud dan Salomo.

Harapan bangsanya Petrus itu akan kejadian, menurut analisis pribadi saya dari titik temu segala pembacaan adalah kedatanganNya yang kedua kali, yang memang akan menghakimi siapa saja, termasuk adanya misi khusus membela bangsanya kelak, serta ikut berperang melawan bangsa-bangsa yang jadi musuh mereka. Jika istilah Anti-Kris sudah terkenal, pasti Anti-Yahudi dan Anti-Israel juga akan ada.

Sekarang (Baca=2012) saya mulai geleng-geleng kepala andaikata ada pembicara yang sok tahu, lalu dengan pedenya mem-vonis negara Israel yang sekarang ada di Timur Tengah sana sebagai Anti-Kris, soalnya saya pernah mendengar langsung pernyataan itu. Padahal apa yang diketahuinya mungkin dari cerita pada umumnya, karena sudah bukan rahasia pula cerita tentang rencana antikris yang katanya sangat rahasia tersebut, dengan karya kode chip 666 dan seterusnya. Secara kebetulan di dalam organisasinya memang terdapat orang garis keturunan bangsa Yahudi, dan kita bisa googling kog :p

Tapi point pentingnya adalah bangsa zaman Petrus dan Yesus dulu yaitu Yahudi (Yehuda).  Di dalamnya hanya ada suku Yehuda-Lewi-Benyamin (3 suku), dari keseluruhan dua belas suku, sisa dari kerajaan selatan Yehuda yang pulih. 

Sementara terdapat kerajaan lain yang terpecah, yaitu kerajaan utara yang menyandang nama Israel yang sebenarnya, di dalamnya terdapat sepuluh suku. Dari sini mulai dikenal sepuluh suku yang terhilang. Mereka memang benar terhilang hingga tidak mengenal identitasnya sendiri, tapi masih meninggalkan sedikit jejak untuk diselidiki. 

Salah satu clue-nya itu ada pada tulisan nabi Yeremia (Yeremia 3:11). "Dan TUHAN berfirman kepadaku: "Israel, perempuan murtad itu, membuktikan dirinya lebih benar dari pada Yehuda, perempuan yang tidak setia itu."

Bangsa Yahudi itu memiliki adat istiadat yang jempolan pada masa Petrus, tetapi di dalamnya bobrok. Seringkali mereka, khususnya petinggi2 Iman Besar menjadi sasaran hardikan munafik dari Yesus. Ketegasan itulah yang membuat petinggi2 Yahudi kala itu membenci dan hendak membunuhNya, bermula dari kejadian kemarahan Yesus saat membalikkan meja jual beli korban sembelihan, ketika mereka dituduh menjadikan rumah Tuhan sebagai sarang penyamun.

Jika dibandingkan dengan negara Israel sekarang yang sudah berdiri, kemungkinan sudah bersatu kembali semua suku, karena dipanggil dari antara bangsa-bangsa (12 + 1 suku) . Memang perilakunya agak semaunya sendiri, serta selalu dibela oleh negeri yang jadi "Polisi Dunia" dari barat sana. Tapi di dalamnya kemungkinan sudah tidak bobrok, karena seperti ada tertulis mereka diberikan hati yang baru. (Yehezkiel 37)

Bayangkan jika kita hidup pada abad 19 dan sebelumnya, kita tidak akan mudah mempercayai satu "ramalan" dalam buku alkitab. Sangat panjang waktunya dari abad pertama sampai sembilan belas. Berbahagialah kita yang bisa hidup di abad 20 dan 21 ini.

Terus mengapa dua belas suku tambah satu? Hal itu dikarenakan Yakub yang merupakan cucu dari Abraham memiliki satu anak bernama Yusuf. Pastinya kita sudah mengenal tokoh ini. Keturunannya dihitung dua, jadi tidak pernah ada suku Yusuf  seperti yang lainnya. Sebutannya lebih dikenal dengan dua suku dari anak Yusuf yang bernama Manasye dan Efraim. Keduanya yang di-plot sebagai penerima berkat anak kesulungan, oleh karena Ruben anak sulung yang sebenarnya sudah tidak "diakui " sebagai yang sulung (Kejadian 49:3).

Jadi kalau secara identitas terdapat tiga belas suku Israel, tapi hanya ada dua belas suku yang mendapat bagian tanah dan kemah-kemah sewaktu zaman dulu. Sementara ada satu suku yang bernama Lewi, mereka tidak mendapat bagian tanah, melainkan akan menyebar dan tinggal di dalam kedua belas suku lain sebagai pemimpin rohani. Mungkin bisa disejajarkan dengan Gembala di masa kini yang memimpin sebuah Sidang Jemaat.

Jadi dari keturunan-keturunan yang ada, Abraham dikenal sebagai bapa orang percaya, semua kita bersaudara. Pada khususnya berlaku setelah "perjanjian" dengan Pencipta itu diadakan, tatkala Abraham berganti nama dari Abram, kemudian dari keturunan Sara yang juga berganti nama dari Sarai. Jika di tarik garis ke belakang kembali, Abraham merupakan keturunan dari Sem, salah satu anak dari Nuh.

Oke kembali ke alur cerita, Si jahat pada akhirnya masuk melalui Yudas, di mana ia diceritakan sebagai tukang korupsi karena memegang perbendaharaan (Saya ga nyangka kasus korupsi yang terkenal di negeri kita ini sudah ada sejak dahulu). Yudas yang mata duitan tersebut sepakat kepada beberapa Imam besar pada saat itu, menyerahkan Yesus dengan mendapatkan kompensasi uang. Dari salah satu pembicara yang saya dengar, sebetulnya tujuannya tidak sesederhana itu dan alasannya bisa diterima. (sampai saya ingat dan kata-katanya melekat di kepala). :P

Bukan tanpa sebab tentunya tentang kemalangan Yudas yang dipandang oleh banyak orang. Hal tersebut memang sudah dipengaruhi bagaimana dia hidup, yang korupsi alias tidak jujur mengenai uang. Kelemahan itulah yang jadi awal mula salah arah darinya sendiri. Peringatan mengenai uang (mamon) pun diajarkan secara khusus oleh Yesus bahwa manusia tidak dapat mengabdi pada 2 tuan yang salah satunya uang (mamon) itu.

Yesus pun mendekati kematianNya dengan gentar, ketika berdoa tentang harus meminum cawan dan biarlah menjadi kehendakMu (Bapa-Tuhan di surga, atau dimensi abadi). Secara manusia tugasnya memang sangat berat, tetapi Dia memilih taat dalam melakukan tugasNya mati di kayu salib. Misi itu merupakan rencana dari Tuhan sendiri, untuk menjatuhkan vonis bersalah kepada si jahat, serta menaklukkan maut.

NB : Mungkin pada aneh dan ga masuk di akal tentang Tuhan jadi tiga, impossible katanya. Maksudnya itu hanya diksi, makna Tuhan seperti yang kita tahu sudah tidak terbantahkan, universal. Tapi ketika pribadinya menjelma menjadi manusia yang lahir ke dunia, sinonimnya disebut Anak, Tuhan yang meninggalkan dimensi keabadiannya. Nah pas misi sudah selesai jadi Roh Kudus (ini nanti di barisan bawah). Sekali lagi, otak manusia itu kecil cuy, logikanya itu terbatas.

Apa yang saya ketahui dari pembicara sampai kini (Baca=2013) ini ternyata sangat mencengangkan. Masih banyak rahasia yang belum tersingkap. Salah satu yang akhirnya saya dengar, tentang tulisan ayat "kuk yang terpasang..." dalam bahasa asli. 

Diceritakan jika saja "kuk" tersebut digenapi oleh Petrus, maka dialah yang disebut sebagai murid yang berkhianat, hingga tidak diperlukan lagi cerita Yudas yang menjual Yesus. Beruntung dia masih berbalik, meski sempat menyangkalNya tiga kali sebelum ayam berkokok. Jadi meski sudah ada nubuatan dan ramalan dari alkitab dan tulisan para nabi, tentunya hal itu tidak terjadi secara otomatis. Masih banyak berbagai kemungkinan dan siapa pelakunya hingga peristiwa tersebut dapat terjadi pada detik-detik terakhir.

Alasan Yudas pun tidak semata-mata dipersiapkan untuk binasa. Pikiran manusiawi dari analisis pembicara (yang tadi saya singgung), beliau menjelaskan, bahwa Yudas berusaha membuat Yesus untuk menunjukkan diriNya sebagai Mesias dengan paksaan, jika berkaca dari filosofi manusia tentang pertahanan diri dan harus berani melawan. Jika demikian maka menjadi tajam ujian yang datang, karena Yesus tidak hanya dicobai oleh Si Jahat, tapi oleh muridNya sendiri, sebuah alur cerita unik yang tidak pernah diduga. 

Jawaban selanjutnya sudah kita ketahui bersama, karena Yesus memilih tetap taat untuk mati, bukan melawan. Yudas akhirnya menyesal dengan melempar uang yang didapatinya saat menjual Yesus, dirinya tidak terselamatkan karena bunuh diri dengan tujuan yang salah.

Pada akhirnya oleh karena (ketaatanNya) seperti ada tertulis, Yesus bangkit dari kematian mengalahkan maut. Kuasa si jahat yang hendak mendirikan kerajaannya sendiri di dunia ini sudah menerima vonis bersalah, oleh pembuktian ketaatan Yesus sebagai anak (dimensi ketiga manusia). Lalu salah satu pembicara sempat melemparkan pertanyaan, bagaimana andaikata Yesus yang sebagai "Adam kedua" juga gagal? Opininya menyatakan habislah sudah, di mana kita akan mati selama2nya (tidak ada kebangkitan).

NB : Nah ketika manusia pertama "jatuh" itu, hubungan dengan Tuhan yang auto-connect terputus, karena tongkat kepemilikannya berpindah ke si jahat, atau lebih tepatnya dosa. Mau di vonis tapi tidak ada buktinya, pemberontakan dan jahat itu apa? Akhirnya misi selesai, ketika Yesus mati dan bangkit di hari Paskah. Nah di sini hubungan manusia dengan Tuhan kembali ter-connect, karena manusia sudah dibebaskan dari belenggu dosa, berganti menjadi kehendak bebas. Karena sudah pulih, "jembatan" manusia dengan Tuhan terbuka kembali, jadi ada sinonim lain yang namanya Roh Kudus, hadir di tiap2 manusia. Memangnya Tuhan banyak? Ga mungkin. Sekali lagi Tuhan dengan ke-MAHA-annya bisa hadir di mana saja. Itu tidak dapat dijangkau oleh otak manusia yang setitik.

Awalnya manusia itu hidup abadi dan tidak pernah akan mati.  Tetapi saat "jatuh" mulai bisa mati. Seperti ada tertulis, andai manusia makan buah pengetahuan baik dan jahat, maka mereka akan mati dan memang begitulah kenyataannya. Disebutkan cara demikian menjadi jalan pintas untuk membatasi gerak manusia di dunia. Karena dunia ini berubah menjadi semakin jahat.

Secara ilmiah sejak kejatuhan manusia yang memakan buah pengetahuan baik dan jahat, ada kemungkinkan tentang zat2 yang mempengaruhi tubuh dan hormon manusia. Usia Adam yang hampir seribu tahun mulai berkurang pada zaman Abraham yang hanya ratusan tahun. Kemudian di tahun sesudah Masehi di potong menjadi tujuh puluh tahun. Secara ilmiah itu juga dipengaruhi oleh kualitas dunia kita yang semakin memburuk.

Pada perkembangan zaman dikatakan ilmu pengetahuan akan semakin maju, menjawab berbagai rahasia yang belum tersingkap. Sepertinya hal itu kita rasakan pada Zaman ini.

Si jahat sekarang berkuasa atas dunia kita ini di bumi, yang mana sebetulnya merupakan ciptaan Tuhan. Nyatanya Yesus sudah menubuatkan persahabatan dengan dunia (bumi kita) adalah permusuhan denganNya, serta Yesus menjelaskan banyak tempat tersedia di rumah Bapa (Baca:Surga, Tuhan yang kembali pada dimensi abadi).  

Surga sendiri dari bahasa asli memiliki makna keadaan yang baik. Pada awalnya bumi kita juga dikatakan sebagai surga, karena pada waktu penciptaan dikatakan semua baik. Tetapi  berubah saat manusia yang di-plot sebagai yang berkuasa atas bumi nyatanya jatuh.

Penjelasan Yesus bahwa banyak tempat di rumah Bapa, seingat saya menunjuk pada langit dan bumi yang baru di kitab Wahyu. Dalam teks asli memiliki makna tempat yang lebih baik kualitasnya yang sudah ada sebelumnya, bukan yang diciptakan seketika. Apakah kita bisa berasumsi di mana surga itu? Memang ada cerita kebangkitan tubuh (fisik), serupa dengan bumi atau tempat lain juga bersifat fisik, silakan analisa sendiri tentunya dengan hikmat dariNya. :D

Jika melihat ilmu astronomi yang ilmiah bumi kita berada di galaksi Bima Sakti. Sementara dikatakan bahwa jumlah galaksi di alam semesta berjumlah bermilyar2an, angkanya tak terhingga dengan ukurannya jauh lebih besar. Seperti yang kita ketahui Tuhan lah pemilik alam semesta ini.

Yang belakangan diketahui adalah mengenai penemuan perbedaan dimensi waktu, bukan mistis seperti yang di film2, tetapi ilmiah bahwa kecepatan cahaya berbeda2 (belum lama nonton Interstellar). Yang saya tangkap itu sangat mungkin di bumi itu satu abad, bisa saja di galaksi jauh hanya satu hari.



Pernah ada cerita kebangkitan terus ada yang ketinggalan, itu masih sepaket dengan cerita Anti-Kris dan dongeng chip 666 tadi yang dapat dengan mudah di googling. :D

Beda dengan yang saya sempat baca tentang kebangkitan lain, mereka yang mengenakan tubuh kemuliaan (tubuh superbody) dan menjadi pasukan perangNya. Jika dikaitkan dengan model Mesias yang diharapkan pada masa Petrus tentu akan ketemu. KedatanganNya yang kedua akan penuh dengan kemuliaan, membantu bangsa tersebut berperang, itu kembali saya berasumsi dari pembacaan yang ada, tentang pasukan perang yang membantu bangsa Israel di akhir zaman, ada di kitab2 kecil di akhir perjanjian lama.

Pernah ada seletingan yang terdengar. Bangsa Israel itu terlalu pede, olok-olok atas nama bangsa pilihan. Kenyataannya memang dari sanalah "Adam Kedua" tanpa benih Adam pertama lahir dari rahim seorang perawan, dengan cara yang manusiawi. Bukan secara "sim salabim" turun dari langit. Jika demikian Tuhan menyalahi hukum sendiri. Dia adalah raja yang adil. Adam kedua lahir ke dunia menjalankan misinya untuk menjadi teladan bagi kita, perilakunya tertulis dalam kitab-kitab untuk kita contoh.

Jika berandai-andai dari kebangkitan yang lebih umum. Saya kurang percaya dengan istilah kebangkitan dan ada orang percaya yang ketinggalan. Teori tersebut bukankah hanya asumsi dari seseorang? Yang secara kebetulan diterima dan dipercaya sebagai kebenaran mutlak. Padahal kita semua juga bisa (kalau mau) punya asumsi sendiri.

Andai sekarang (Baca=2019) kita lihat perang di Afganistan dan Irak yang pernah terjadi dulu. Peristiwa itu cukup jauh dari lokasi kita di Indonesia, jadi dampaknya tidak terasa secara langsung. Bahkan sewaktu perang dunia kedua dulu, wilayah Indonesia cukup aman karena memang tidak terlibat. Hanya ada pengaruh secara tidak langsung, karena Jepang melemah saat negaranya di bom atom oleh Sekutu.

Menurut saya Alkitab itu secara nyata memang akan terjadi, tapi di sekitar regional Timur Tengah, dengan tanah Israel sebagai titik utamanya. Pernah mendengar tentang bangsa dari Timur? Mungkin itu juga bisa terjadi ketika Bangsa dari timur jauh (Asia Timur-Tenggara) ikut campur dengan peristwa di Timur Tengah sana, suatu saat nanti.

Garis waktu menurut saya lebih sederhana. Pada satu waktu keadaan bangsa Israel di sana memang akan sulit, asumsi saya adalah saat mereka mulai membangun kembali Bait Suci sebagai kerinduan. Impian itu tentu ada harganya, harus dibayar mahal, karena secara bersamaan mulai ada tekanan dari bangsa-bangsa di sekitarnya yang sedang "bangkit" kembali.

Sewaktu bangsa Israel tersebut kesusahan dan kehilangan predikat Adidaya bersama sahabatnya bangsa-bangsa Barat, serta menjadi bangsa "tawanan" kembali. (Bisa dibayangkan?).  Maka pada saat itulah bala bantuan dari Tuhan datang, dengan kebangkitan orang-orang terpilih untuk menjadi pasukan, membantu berperang dengan tubuh kemuliaan, tubuh yang tidak bisa hancur. 

Tapi sebelum periswita itu, ada timeline menarik yang jangan dilewatkan. Tentang cerita "Babel" yang jatuh di kitab Wahyu. Pada zaman dahulu kala, ketika zaman nabi Daniel yang dibawa ke pembuangan di Babel, lokasinya itu berada di sekitar Irak sekarang. Ada teman saya beranggapan bahwa Babel itu harusnya berada di lokasi yang sama. Tapi menurut saya nubuatan itu juga bersifat fleksibel, karena "Babel" itu juga bersifat style dan filosofi yang dianut, bukan semata-mata tentang lokasi.

Babel lama (fisik) berada di sekitar Irak dari para ahli, tapi Babel baru (rohani) bisa saja berpindah, serta lebih mengacu pada apa yang dipandang dan dipercaya oleh banyak orang, alias berpengaruh. Mirip seperti Yerusalem lama (fisik) di Israel sana, serta Yerusalam baru (rohani) yang akan turun dari Surga. 

Jadi Babel zaman dulu mungkin agak berbeda dengan Babel modern, atau bisa kita sebut dengan "Babel Baru". Alasannya dari catatan alkitab, kota Babel besar yang hancur itu bisa dilihat dari laut hingga kapal-kapal akan menjauh dari lokasi tersebut.  Tentu menjadi anugerah tersendiri andai masih bisa kita lihat secara live di televisi. Serta ada nubuatan yang digenapi, ketika orang-orang berkata, "Kota manakah yang sama dengan Kota besar ini?"

Ketika musuh bangsa Israel telah dikalahkan, serta "Babel" sebagai jelmaan musuh mereka daratannya sudah musnah tenggelam ke dalam laut, barulah kita memasuki masa kerajaan seribu tahun. Dari sini menurut saya menjadi kesempatan terakhir bagi manusia, untuk menjalankan kehendak bebasnya kembali. Agak berbeda dengan teori orang percaya yang ketinggalan saat pengangkatan, kemudian hanya punya waktunya tiga setengah tahun untuk bertobat, bersamaan dengan itu dikejar dan disiksa pula sama si Anti-Kris. Imajinasi orang pertama yang menganalisis "nubuatan" itu boleh juga. (pegang dagu).

Dari urutan waktu Alkitab, setelah masa kerajaan seribu tahun, barulah orang-orang percaya dan baik akhlaknya akan ikut bersama dengan Tuhan, tapi tentunya didahului mereka yang telah mati mengalami peristiwa kebangkitan. Sesuai dengan janji Tuhan untuk menjemput, menuju Langit dan Bumi baru yang disebut sebagai Surga. Mereka yang "ketinggalan" jadinya tidak bisa ikut, karena rumah mereka yah di bumi kita ini, yang semakin lama akan semakin hancur. Ada pembicara yang melakukan analisis, bahwa bumi kita akan hancur lebur menjadi lautan api, itulah yang disebut kematian kedua di Alkitab.

Yang pasti saya setuju dengan ucapan teman saya, bahwa Tuhan itu milik semua bangsa. Masih ingat cerita pembangunan menara Babel? Atas pemikiran manusiawi dari seorang manusia, tiba-tiba semua di kacaukan dengan berbagai bahasa. Keragaman itu menjadi salah satu tanda akan beragamnya manusia ciptaanNya didunia, dari suku bangsa dan bahasa, dengan atau tanpa kepercayaan yang diyakini.

Alkitab sendiri merupakan surat2 dari nabi pada zamannya, diibaratkan seperti penulis non-fiksi. Mereka melihat kenyataan, kalaupun menulis nubuatan tentu didasari atas pengalamannya sendiri menerima anugerah itu, dalam mimpi misalnya. Surat-surat  tersebut tersusun secara sistematis, disatukan menjadi buku oleh Bapak Gereja mula-mula, mungkin bisa disejajarkan sebagai editor di masa kini, sampai menjadi buku.

Pada akhirnya kita harus mengetahui dan memahami arti Paskah itu sendiri, bukan hanya sebagai hiasan perayaan atas apa yang (sekadar) kita yakini. Karena dengan peristiwa Paskah (kebangkitan) maka Misi dari Yesus yang dikatakan sebagai Adam Kedua telah dilakukan dengan baik dengan ketaatanNya.

Misi utamanya adalahnya mengalahkan si Jahat dan berkuasa atas dosa. Hingga ciptaanNya yang bernama manusia kembali mendapatkan haknya, kehendak bebas untuk mengikuti terang atau gelap.

Gbu