Kamis, 15 Juli 2021

Angka Perdana


Angka Perdana? Maksudnya bagaimana tuh?
Maksud sebenarnya itu Nomor, jadinya Nomor Perdana. 
:D

Saya pernah bercerita mengenai teknologi informasi, serta bagian tertentu yang dibahas dalam sebuah cerita. Semuanya itu saling berhubungan, dimulai dari sinyal internet di sini, kemudian perangkat selular untuk mengaksesnya di sini. Kali ini giliran Tanda Pengenal dari sinyal, atau secara khusus berlaku juga sebagai identitas kekinian.

Apa itu identitas kekinian? Bukan lagi yang klasik seperti KTP atau Kartu Nama, juga bukan yang modern seperti profil sosial media, sudah bisa tebak? Sebuah kode angka yang digunakan untuk akses kita ke dunia luar. Kalau bahasa zaman dulu kita mengenal nomor telepon, kemudian seiring perkembangan zaman, identitas itu lebih melekat kepada pribadi, dengan sebutan nomor telepon genggam (selular).

Jadi nomor telepon genggam (handphone) hampir pasti dimiliki setiap orang. Cara mendapatkannya? Yah tinggal beli saja, hingga istilah Nomor Perdana juga mulai dikenal secara luas, atau jika memakai bahasa komersial itu starter pack. Tapi pada kala awalnya itu, harga untuk kartu perdana memang cukup tinggi, kemudian daya beli juga masih rendah.

Nomor yang saya gunakan pertama kali juga hitungannya tidak resmi, karena hasil dari pemberian, hingga tidak bisa "memilih" komposisi angka dengan leluasa. Kala itu operator yang digunakan adalah Mentari dari Satelindo. Bahkan saya ingat pernah salah memasukan PIN tiga kali, hingga terblokir dan cukup panik kala itu. Solusinya adalah meminta kode PUK  ke CS Operator yang bersangkutan, ternyata cukup mudah. :P

Hingga akhirnya identitas resmi juga datang, tatkala saya membeli sendiri nomor perdana yang sesuai dengan minat. Operator yang saya pilih itu adalah IM3, bahkan saya juga masih ingat nomornya hingga sekarang, meski sudah pensiun lama. Susunan identitasnya termasuk angka cantik, dengan kombinasi unik saat kita menekan antar nomor.

"Nomor perdana itu harganya 80 ribu? Murah banget" celetuk pelanggan lain, saat mengetahui harga kartu perdana yang saya beli, agak berbeda dengannya yang membeli kartu perdana dari operator lain.

Pada kala itu pemakaian pulsa masih cukup mahal, tapi semua pengguna bisa memanfaatkan setiap detik dan pesan yang terkirim. Misalnya saja telepon hemat ala tiga detik, bergantian telepon balik seperti sedang menggunakan walkie-talkie. :D

Jika mulai berhitung, maka mengisi pulsa senilai 100rb, hanya akan dapat jatah SMS kurang dari tiga ratus kali, karena sekali kirim saja dikenakan pulsa 350 perak, tinggal dikalikan saja.  

Lambat laun harga dari kartu perdana juga tidak lagi tinggi, karena mulai terjangkau. Imbasnya saya juga mulai mencoba-coba nomor operator lain, tapi masih cukup terbatas karena satu telepon genggam hanya bisa mengaktifkan satu nomor saja. Beda dengan sekarang yang satu perangkat bisa menampung dua identitas nomor.

Untuk pulsa sendiri yang awalnya hanya tersedia dalam nominal besar, lambat laun juga tersedia dalam nominal kecil, atau istilahnya receh. Bisa dua puluh ribu, sepuluh ribu bahkan yang lima ribu juga ada. Hingga semakin menjangkau banyak kalangan, untuk menikmati layanan seluler yang tersedia.

Kemudian ada sebuah layanan terobosan dikeluarkan operator XL, dengan mengisi pulsa jenis tertentu, maka akan mendapat jatah SMS yang banyak, terkenal dengan sebutan pulsa Xtra. Bahkan saya juga sempat mempunyai dua kartu edisi mereka, tapi kala itu yang bisa menikmati layanan Xtra hanya kartu berwarna orange.

"Gue suka sama nomor lu yang ini" ujar salah satu kenalan saya kala itu. Mengomentari nomor aktif lain dari operator yang sama, tapi edisi murah yang berwarna hijau. Bahkan masih ada hingga sekarang, hingga menjadi identitas utama yang melintas zaman. Xp

Selanjutnya ada salah satu operator baru yang meluncur bernama Three, dengan ciri khas mendapat pulsa 3x lipat pada kala itu. Meski sebetulnya nilai pulsa utama yang bisa digunakan normal tetap sama. Perbedaannya kelebihan pulsa hanya untuk jatah telepon sesama operator saja sebagai bonus. Menjadi identitas cadangan (kedua) yang juga bertahan hingga sekarang, menjadi Deputi dari nomor utama. Xp


Teknologi selular juga berkembang dengan sedemikian rupa. Selain dari jenis operator GSM, adapula operator dari jalur berbeda, terkenal dengan sebutan teknologi CDMA. Jenis kedua ini juga pernah saya rasakan, serta memanfaatkan keunggulannya, sebelum di-pensiunkan oleh regulator untuk pindah frekuensi sejak era 4G.

Kartu Perdana untuk seluler awalnya dapat digunakan secara bebas, tapi pada akhirnya pengguna perlu mendaftar secara resmi. Menggunakan identitas asli untuk meminimalkan penyalahgunaan telepon seluler, bahkan semakin ketat diatur oleh regulator. Apa akibatnya? Nomor handphone pra-bayar yang sistemnya isi ulang pulsa, menjadi setara dengan nomor pasca-bayar dengan sistem tagihan di tanggal tertentu.

Sistem gonta-ganti nomor seluler masih cukup mudah, karena mendaftar atau membatalkan registrasi bisa saja dilakukan. Sebagai pengguna memanfaatkan tarif murah dan promosi kuota internet, tersedia bersamaan dengan nomor perdana yang pertama kali diaktifkan. Jadinya istilah nomor sekali pakai bukan hanya hisapan jempol, karena ada celah yang bisa dimanfaatkan untuk mendapat keuntungan. Xp

Selain membeli pulsa, pengguna juga semakin mudah untuk mendapatkan pulsa dengan cara lain. Misalnya menjadi agen pulsa, dengan menyetorkan dana dengan jumlah minimal sekian sebagai deposit. Jika dulu dimanfaatkan oleh penjual pulsa dengan mengambil selisih untung, maka kini juga digunakan oleh pembeli pulsa secara tidak langsung. Dengan kode yang beragam, kita bisa mengisi pulsa dari semua operator yang tersedia. Menjadi cara praktis tanpa harus perlu beli pulsa secara langsung.

Gurihnya bisnis isi pulsa ini, membuat pemain besar ikut terjun ke dalamnya. Seperti Bank dan banyak aplikasi financial teknologi, menggantikan tempat jual pulsa klasik. Imbasnya bagaimana? Kios penjual pulsa juga semakin berkurang untuk sekarang ini, berbeda dengan sewaktu dulu yang ramai, serta punya ciri khas dengan banner baris harga pulsa.

"Hah? Gak salah tuh? Gile bener" seru salah satu teman, ketika mengetahui bahwa saya juga punya beberapa nomor lain dari operator berbeda.

Maksud awalnya hanya untuk sekadar punya saja, karena memang jarang digunakan, atau lebih tepatnya juga jarang diaktifkan stand by. Sebatas isi pulsa untuk tetap menjaga masa aktifnya saja. Siapa yang tahu nantinya akan berguna, memanfaatkan layanan teknologi dari operator merah dan kuning. Xp

Nomor sebagai identitas tampaknya mulai punya pesaing, sempat diselingin oleh istilah PIN (sudah pensiun), atau menggunakan ID atau E-Mail sebagai alternatif. Tapi nyatanya belum dapat menggantikan Nomor Selular sebagai identitas utama. Bahkan kombinasi angka ini juga bisa digunakan lebih luas, untuk mendaftar di berbagai platform dan aplikasi teknologi.

Yang jangan dilupakan pula, nomor selular adalah cara paling praktis, bagi kita semua melakukan komunikasi satu sama lain. Panggilan telepon suara adalah layanan paling tua dan klasik, tapi paling cepat dalam tanda kutip, kenapa? Karena sifat tahapannya yang langsung, layaknya kita sedang berbincang dengan orang di depan mata kita. Bisa menggunakan jalur sinyal telepon standart, atau melalui berbagai aplikasi yang tersedia menggunakan sinyal internet.

Kemudian layanan panggilan telepon jadi makin sempurna, karena ada tambahan fasilitas gambar atau foto. Hingga kita bisa berbincang dengan melihat orangnya langsung di seberang sana. Memanfaatkan fasilitas kamera yang tersedia, untuk ditayangkan secara langsung pula, hanya perlu sinyal internet yang cepat dan stabil saja, agar tidak delay atau mengalami gambar diam.

Situasi pandemi sekarang, bahkan menjadi momentum emas, bahwa kita bisa terhubung dari mana saja, selama ada perangkat yang terhubung melalui internet. Pertemuan secara on-line dengan sistem tatap muka melonjak, bahkan dilakukan oleh beberapa dan banyak pengguna sekaligus. Dengan demikian istilah WFA alias work from anywhere itu bukan lagi sebatas imajinasi. :D

Zaman memang akan semakin maju, kita tentu perlu mengikuti perkembangan tersebut. Alasannya karena kita hidup di zaman ini, jangan sampai tertinggal zaman. :D

Nomor Perdana? Itu untuk mereka yang beli nomor pertama kali.
Memang benar, beli pertama kali dan digunakan seterusnya. 
Nomor yang digunakan itu jadi identitas kita.
:D