Jumat, 12 November 2021

Daya Dukung Simfoni



(Edisi Re-Write & Re-Post)

Kali ini saya ingin mengangkat sebuah hubungan, pengaruh dari sebuah karya seni yang cukup banyak diminati. Namanya itu Lagu atau Simfoni, pasti hal itu sudah tidak asing di telinga kita, benar tidak?

Pernah juga saya kupas tentang dua bagian utama di dalamnya, antara melodi di sini, serta kata-kata atau liriknya di sini. Kali ini tentu ada sesuatu yang lain ingin diceritakan, bukan sekedar tentang melodi dan lirik lagi, tapi memang kekuatan sebuah lagu, biasanya mampu berpengaruh kepada mood atau suasana hati kita. :D

Tidak semua tentunya bisa demikian (mood terpengaruh), karena hanya sebagian dari kita yang bisa menikmati karya lagu tersebut. Menikmatinya bisa secara penuh, setengah-setengah, sekedarnya, atau bisa juga tidak sama sekali, kenapa? Karena setiap orang punya kegemaran masing-masing, serta punya cara sendiri untuk menemukan "kegembiraan" yang diinginkan, salah satunya melalui karya lagu tadi.

Beruntungnya saya cukup terikat kuat dengan karya seni lagu, dalam arti mood saya bisa dipengaruhi hanya dengan mendengarkan susunan melodi mengalir ke telinga. Kemudian saya jadi ingat dengan lagu pertama yang menjadi pintu masuknya, ketika pertama kali mulai menyukai lagu pop umum.

Untuk kali ini kita akan lebih fokus kepada salah satunya, yaitu tentang lirik atau syair dari sebuah lagu. Bahasa umumnya kata-kata yang keluar, disenandungkan dengan irama melodi dan musik. Kenapa bisa demikian? Karena apa yang disampaikan dalam lagu bisa sangat luas, tidak dibatasi oleh sebuah tema, meski tema besarnya memang ada, seperti tentang dunia romansa dan sejenisnya.

Romansa juga bisa bermacam-macam, tapi yang sangat dominan tentu terhadap lawan jenis atau sosok pasangan. Tapi bisa juga kepada kegemaran lain, misalnya minat atau hobi, atau bisa juga kepada tema-tema lain yang lebih umum. Contohnya di bawah ini, romansa (kegemaran) terhadap minuman teh, bisa dijadikan lagu. Jadinya bisa sangat luas bukan? Bukan melulu tentang percintaan saja. 

Andai suka atau jadi penggemar musik, biasanya kita punya perbendaharaan lagu yang beraneka macam, tentu dengan dengan melodi yang kita sukai. Pastinya akan menjadi kebanggaan tersendiri, hingga "pengalaman" itu tersimpan dalam kepala. Mereka bisa saja terpanggil kembali, karena punya susunan kata-kata atau syair penting, untuk kita ekspresikan sesuai waktu dan tempat yang tepat.

Tema lagu bisa sangat luas, hingga perlu kita perhatikan dengan seksama untuk diekspresikan tepat waktu. Karena ada pula orang yang hanya menikmati irama melodi, tapi tidak peduli dengan syair atau kata-katanya, biasanya terjadi pada lagu asing yang tidak kita langsung tangkap maksudnya. (Lagi-lagi) Contoh yang mudah ketika acara berbahagia (pesta pernikahan), ternyata lagu yang mengiringi temanya tentang patah hati, ini bisa jadi antiklimaks. Xp

Tema khusus simfoni juga bisa berlaku, misalnya branding lagu Santapan Rohani, sebagai ekspresi kita dalam bidang spiritual. Untuk karya ini biasanya diberi embel-embel untuk kalangan sendiri, karena kata-katanya hanya dipercaya sebagian kalangan saja. Untuk lagu rohani ini saya lebih menyukai dengan tema tertentu, biasanya tentang ketidakberdayaan kita, hingga perlu pertolongan hanya pada Pencipta, sebagai kekuatan yang tertinggi (higher power). 0:)

Dengan kata lain, sebuah simfoni punya banyak maksud dan tujuan, sesuai dengan apa yang ingin disampaikan penciptanya (biasanya lebih banyak dari pengalaman atau kenangan ketimbang imajinasi). Susunan kata dalam syair lagu lebih punya kekuatan, karena dinyanyikan dengan nada tertentu. Mereka menjadi karya yang lebih indah ketimbang puisi biasa, karena sesungguhnya lagu itu merupakan puisi yang dinyanyikan (di-compose) dengan nada tanpa batas.

Kemunculan sebuah simfoni bisa datang melalui berbagai macam jalan, pertama pasti karena kita mendengar karya tersebut, kemudian mulai mengikuti artis penyanyinya, untuk menjadi penggemar secara langsung. Bisa antara tidak sengaja atau memang disengaja, atau memang adanya pengaruh tertentu, hingga minat kita datang dengan sendirinya. Pada intinya kita mendengar alunan melodi masuk ke telinga. :))

Karya simfoni itu juga bisa menjadi jawaban untuk kita, andai kita sendiri seperti kehilangan arah, atau ragu di dalam melangkah. Antara secara kebetulan bisa kita temukan, atau memang dari kitanya yang aktif mencari jawaban tersebut. Mereka hadir sebagai bagian dari Pencipta, yang menggunakan tangan dan suara ciptaan-Nya sendiri, semuanya terhubung satu sama lain.

Tugas Simfoni bisa berlaku juga dalam kondisi yang berbeda, misalnya kita sudah tahu arah, serta sudah mantap untuk melangkah. Jika demikian sebetulnya kita tidak perlu "jawaban" pihak lain, termasuk adanya lagu "soundtrack" yang kita harap akan datang menemani. Sebaliknya simfoni itu bisa datang dengan tujuan lain, yang justru akan memantapkan langkah kita. Artinya bukan sekadar jawaban lagi, tapi sudah berupa "dukungan" yang tingkatannya lebih tinggi. Xp

Wah, kog lagunya pas banget neh, kaya nyuruh buat begitu... (Daya Dorong)
Wih, lagunya pas banget neh, emank udah begini... (Daya Tarik)

Antara menjadi jawaban (mendorong) dan menjadi pendukung (menarik) tentu sangat berbeda. Yang pertama kita masih agak ragu, hingga (masih) perlu meneguhkan keyakinan. Sementara yang kedua justru kita sudah cukup yakin, serta mendapat sorak-sorai dari keadaan. Ingat saja kata pepatah penting tentang keyakinan, jangan sampai kita suam-suam kuku, karena alangkah baiknya jika yakin harus seyakin-yakinnya atau tidak sama sekali.

Jika demikian Simfoni lagu itu punya Daya Dorong (pada awalnya), hingga menggerakkan kita secara tidak langsung melalui pengaruhnya. Pada tahap selanjutnya Simfoni punya Daya Tarik (pada akhirnya), sebagai pendukung dan bentuk ekspresi yang bisa menggambarkan keadaan kita dan setiap orang-orang. 

Tapi penting juga untuk kita ingat, bahwa ekspresi itu berbeda dengan pesan, meski isi dari ekspresi itu bisa menggambarkan pesan, setuju? Jika ingin menyampaikan pesan kepada pihak lain, tentu harus disampaikan secara langsung, serta diterima dengan baik oleh yang bersangkutan. Karena akan jadi salah alamat, andai kita ingin menyampaikan pesan, tapi hanya berupa kegiatan ekspresi yang tidak jelas ditujukan kepada siapa. Terkecuali ada menyisipkan mentions di dalam ekspresi tersebut, kepada pihak penerima pesan. :))

Kemudian seberapa penting keberadaan sebuah lagu dan syair? Kembali lagi mereka itu hanya berupa karya seni, sebatas menjadi "pendukung" atas keadaan kita. Jadinya tidak begitu penting donk? Memang iya, karena semuanya akan kembali lagi kepada masing2, apakah hanya diam dan mundur, atau gerak maju? Itu kita yang tentukan. :D

Jadi lagu apa yang paling enak? Semuanya enak dan bagus, karena karya seni lagu itu sifatnya relatif. Kemudian pastinya telinga masing-masing kita berbeda, jadi selera bisa bermacam-macam. Andai kita bisa masuk ke dalam alurnya, tentu akan lebih baik. :))