Minggu, 25 September 2011

Permainan Hati



Apa itu permainan hati? Maksud saya bukan perilaku seseorang yang mempermainkan hati orang lain, tapi lebih kepada bentuk sikap hati yang ada di dalam diri.

Secara umum terlihat dari perubahan sikap, kegundahan dan kegelisahan yang muncul secara tiba2, serta alamiah dan ditujukan kepada orang lain. Pada kondisi itu saya lebih menyebut sebagai hati yang mulai "bermain" dan ditujukan kepada lawan jenis, laki-laki dan perempuan dan sebaliknya.

Hati layaknya kesadaran kita, seperti tersadar, kita akan melihat berbagai macam hal melalui pancaindera kita. Sesuatu yang kita minati tanpa disadari dapat memasuki alam bawah sadar kita. Keadaan itu terjadi karena kita tidak menolak (sesuatu) hal tersebut. Serupa dengan sebutan alam bawah sadar untuk kesadaran, maka hati juga memiliki alam bawah sadarnya sendiri, saya kira nama yang tepat itu adalah kedalaman lubuk hati.



Pada saat kita bertemu dengan banyak orang dan lawan jenis, kemungkinan besar ada ketertarikan yang tiba2 hadir di dalam benak seseorang, dengan berbagai alasan. Serupa dengan kesadaran kita, tentu kita sendirilah yang menentukan apakah seorang lawan jenis dapat memasuki hati kita, apakah kita menolak atau tidak, itulah yang disebut penerimaan yang diawali dengan rasa ketertarikan.

Pernah ada lagu dari Alm. Chrisye yang berjudul Kala Cinta Menggoda, hal tersebut memang realita yang dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hati dan ketertarikan seseorang tentu dapat terjadi tanpa kita bisa menduga-duga. Semuanya itu kembali kepada diri kita, bagaimana menyikapi keadaan tersebut. Jika ketertarikan pada lawan jenis mulai bergejolak, saya menyimpulkan bahwa hati telah bermain di sana.

Permainan hati dapat mulai terjadi ketika ada "perasaan", tentang ada tidaknya penolakan dari orang yang bersangkutan. Kenapa demikian? Karena permainan ini hanya dapat terjadi ketika terdapat dua hati yang saling tarik-menarik. Lain cerita jika sudah ada penolakan, tapi permainan hati tetap dilanjutkan, di sini tidak akan terjadi, seperti bermain bulu tangkis, tetapi tidak ada lawannya.

Yang menjadi masalah adalah apakah perasaan seseorang itu peka, untuk mengetahui tentang adanya penolakan yang terjadi. Ketika seseorang dengan pedenya berperasaan, bahwa ada orang yang tertarik, padahal sesungguhnya tidak demikian, maka istilah yang dialamatkan adalah orang itu sedang "Ge-er" atau dengan bahasa yang benar adalah perasaannya itu salah, tidak atau kurang peka. Sebaliknya ketika perasaan yang dirasa itu benar adanya, maka itu disebut juga dengan istilah firasat "Feeling" dalam arti yang sesungguhnya.

Bagi seseorang yang "Ge-er" tersebut bukan berarti peluangnya tertutup, bisa saja mereka membuka peluangnya sendiri dengan usaha. Bermacam-macam tentunya usaha yang dapat dilakukan, tergantung cara dari orang tersebut. Untuk zaman sekarang yang katanya emansipasi perempuan telah berkembang pesat, bisa berekspresi layaknya lelaki, tapi tetap saja hukum alamnya masih pihak Adam yang diharuskan berusaha lebih dahulu. :)

Hal yang sama juga berlaku dengan orang yang sedang berprasangka, kalau2 ada orang lain yang memiliki ketertarikan dengannya. Jika dari awal orang tersebut tidak mengizinkan ruang hatinya dimasuki oleh mereka yang punya ketertarikan, maka akan tercipta suatu kondisi ada "jarak" yang ditempatkan dalam kedalaman hati. Hal tersebut seperti kesadaran kita, akan ada sesuatu yang tidak kita izinkan masuk ke dalam alam bawah sadar kita. andai kita tidak menghendakinya. Meski berulang kali terus dipaparkan terhadap pancaindera kita maka hal tersebut menjadi sia2.

Ada cerita bahwa pada akhirnya luluh juga, hal tersebut ceritanya masih sama dan berlaku searah. Seperti yang saya sebutkan di atas, seorang yang Ge-er tetap ada peluang andai terus berusaha, melalui pengalaman yang dapat terjadi dan diupayakan. Andai keadaan itu terus berlangsung, maka secara tidak sadar feeling yang awalnya ditolak, tiba2  bisa saja mencari celah untuk mengubah keadaan. :)


Ketertarikan itu memang tidak dapat diatur sedemikian rupa, karena dapat terjadi dengan sendirinya melalui proses pengalaman. Mungkin yang dapat diatur adalah sikap kita dalam menyikapi ketertarikan itu. Kita memerlukan kepekaan untuk berada di jalan yang benar, tentu dengan nurani yang telah ditanamkan di setiap kita, untuk langsung berhubungan denganNya sebagai Pencipta kita. :)

Saya juga tidak terlepas dari prasangka tersebut, memang hanya segelintir saja lawan jenis dan masa2 di mana saya dapat merasakan feeling yang begitu kuat. Atau sebaliknya menganggap sikap Ge-er yang kadang dialami sebagai terapi kejut.

Meski kita semua dapat memainkan keadaan hati masing2, yang terpenting ingatlah akan adanya hukum karma (tabur tuai). Rasa2nya saya sangat memperhatikan hal itu, karena saya tidak menghendaki perilaku kurang berkenan, atau kurang pantas yang saya lakukan kepada orang lain, kemungkinan besar akan saya terima perlakuan yang sama suatu saat nanti. :)

Siap bermain (pakai) hati?
Xp